"Dede kok bisa ke sini? Tadi abang ajak dedenya ga mau?" tidak menjawab, Rain masih sibuk dengan puding coklat yang baru saja diberikan khusus oleh Mamah Maria untuknya. Sementara dia duduk di pangkuan Raja yang diterima baik oleh si bongsor itu. Kapan lagi pangku dede gemoy pikirnya.
Kepalanya menggeleng dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah makanan kenyal berwarna coklat itu membuat pipi putihnya menggembung lucu. Rubahnya sesekali melirik ke arah teman-teman Raja yang memang dari tadi tidak mengalihkan perhatian mereka darinya.
Ini memang ada yang salah dengan dirinya atau bagaimana? Rain kan jadi takut dipelototi begitu :( apalagi Jevan dan Haikal yang memelototinya tanpa berkedip.
Kan ngeri :(
"Jepan, Kal entar lagi mata lo berdua gue colok pake garpu. Biasa aja dong natap adek gue. Ampe ketakutan anaknya" ketus Raja. Dia membawa kepala si kecil bersandar di dadanya tanpa penolakan.
"Gue heran napa dia lucu banget? Kaya kok bisa anjing?" gemes Haikal yang sudah merangkak ke Rain dan menguyel pipi gembil tembam itu.
Aduh gemes, gemes deh Rain tuh. Rasanya Haikal ingin kekep, bawa ke rumah dijadikan guling tidurnya.
"Enak pudingnya, de?" tanya Maleakhi dengan nada lembutnya. Rain menghentikan kunyahannya kemudian mengangguk lucu.
Acara makan malam sudah selesai. Sekarang mereka semua hanya duduk berleha-leha di ruang tamu beralaskan tikar yang sudah disapu oleh Mamah Maria. Ada yang bermain PS, golek-golek, atau seperti Jevan dan Haikal yang mulai mengganggu Rain.
Kedua anak itu sepertinya begitu terobsesi dengan Rain. Ya siapa juga sih tidak ingin mengganggu Rain kalau wajah marah anak itu begitu menggemaskan?
Kaya gini misalnya
Musuh Rain bertambah setelah Raja 🙁
"Ish abang tuh nda boyeh pegang-pegang dede ya! Nanti dede cubit" sinis Rain dengan tangan berada di kedua pinggangnya. Bukannya takut Jevan dan Haikal malah berteriak seperti kesurupan reog sembari berpelukan.
Tolong, ini tolong banget jam udah pukul 8 malam dan mereka teriak-teriak gitu takutnya ganggu tetangga. Maka dari itu Papah Martin datang dan getok kepala mereka berdua menggunakan sendok bekas puding Rain.
"Recok kali. Masih pake sendok kecil ini kugetok pala kelen, belum lagi pake centong" Jevan dan Haikal menghentikan teriakan mereka, namun tetap mengusili Rain diam-diam. Ah suka-suka mereka deh.
Rain terkikik pelan melihat raut cemberut teman abangnya itu. "Makanya jangan ganggu dede wleee" lidahnya terjulur ke depan— mengejek Haikal dan Jevan.
"Nanti Nana gigit pipi kamu kalau ejek-ejek Nana lagi" ancam Jevan dengan mulut yang terbuka lebar seolah ingin menerkam si kecil. Bukannya takut, Rain malah tertawa terbahak-bahak hingga tersedak ludahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Fanfiction[NORENMINHYUCK] [ON GOING] Like rainbow after rain. Happiness will come after sorrow #1 out of gay stories #1 out of norenminhyuck stories #2 out of renjun stories #3 out of fluffy stories #5 out of norenmin stories #5 out of markren stories #6...