Perasaan Asing

4.8K 703 93
                                    

Hari ini tepat tiga hari setelah kepergian keluarga Darian. Selama itu juga si kecil Rain hanya terduduk lemas di ruang tamu, sesekali akan pergi ke kamar mandi untuk buang air atau mandi dan ke dapur untuk memakan sesuatu yang bisa dimakan. Beruntung ada sedikit makanan di kulkas walau hanya buah-buahan. Karena Rain sendiri tidak tau bagaimana caranya memasak.

Terlihat wajah dan matanya bengkak akibat sering menangis disertai luka pada bibir yang terus digigit menahan rasa takut. Dia tidak memiliki siapapun di sini selain mereka, keluarganya. Dia takut akan kesendirian. Mengapa mereka meninggalkannya seorang diri? Rain tidak nakal, seingatnya. Dia tidak menjatuhkan make up mami, menumpahkan kopi ke novel papi, atau merusak tugas sekolah Winter. Rain benar-benar menjadi anak baik.

Lantas mengapa mami papi meninggalkannya? Terlebih Winter juga ikut-ikutan pergi tanpa pamit berhasil membuatnya kecewa.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Perutnya lapar, namun tidak nafsu untuk makan. Lagian apa yang ingin dimakan? Persediaan kulkas sudah kosong sejak semalam. Sensasi menyebalkan di perutnya datang membuatnya kembali menangis meraung-raung.

Wajahnya memerah, dadanya naik turun sesaknya bukan main. Dia tidak tau apa yang harus dilakukan sekarang. Apakah menunggu waktunya dipanggil Tuhan atau keluar dari rumah ini? Karena selama Rain hidup, dia hanya keluar rumah untuk pergi ke sekolah. Sisanya dia menghabiskan waktunya di kamar untuk sekedar bermain, belajar, ataupun tidur.

Tak berselang lama, pintu utama terbuka. Tangisannya terhenti, namun masih sesegukan. Apakah maminya pulang? Sungguh? Dia bangkit berdiri untuk memastikan siapa yang datang.

"Halo? Apakah ada orang di sini?" suara berat menyapa pendengarannya. Rain bergeming, netranya menatap lurus pria yang perlahan mendekatinya.

Rain takut. Rain ingin lari sekencang mungkin ke kamarnya, namun kakinya terasa kaku dan sulit digerakkan. Dia masih ingat jelas perkataan Winter jika orang-orang di luar sana itu jahat. Dan orang jahat itu masuk ke rumahnya sekarang.

"Ahh rupanya ada orang di sini? Kamu siapa? Saya tidak pernah melihatmu sebelumnya?" tanya pria itu dengan nada lembut, berusaha tidak menakuti Rain yang terlihat bergetar hebat.

"Tenang, tidak perlu takut. Saya tetangga kamu yang tinggal tepat di sebelah rumahmu ini. Sudah hampir tiga hari saya mendengar suara tangisan dari rumah ini, tapi saya tidak cukup berani untuk mengecek mengingat rumah ini seharusnya sudah kosong karena Keluarga Darian pindah" ungkapnya jujur. Memang benar tiga hari yang lalu saat dia sedang menyiram tanaman di depan rumah, dia tak sengaja menangkap beberapa mobil besar pengangkut barang. Yang sudah dipastikan kalau Keluarga Darian yang hampir 10 tahun mereka bertetangga akan pindah.

Sejujurnya keluarganya dengan Keluarga Darian tidak terlalu dekat, sesekali bertegur sapa tanpa adanya percakapan singkat. Dia menganggap bahwa keluarga ini cukup tertutup dan berusaha untuk tidak melanggar privasi mereka.

Setelah mobil-mobil pengangkut barang pergi, dia tersenyum singkat pada Wenda yang melihatnya sekilas. Tidak ada balasan senyuman membuatnya mendengus. Sombong sekali pikirnya.

Saat malamnya, pendengarannya terusik dengan tangisan dari sebelah rumahnya. Dia juga sudah mengobrol bersama sang suami mengenai hal ini karena demi Tuhan bulu kuduknya merinding mendengar tangisan itu. Dari rumah kosong pula pikirnya.

Maka dari itu, tiga hari setelahnya dia memberanikan diri untuk memasuki rumah itu yang herannya tidak dikunci. Perasaan janggal di hati dan benar saja ada sosok manis berdiri mematung di tengah-tengah rumah. Dia tidak mengenal siapa anak manis itu, apakah saudara dari Keluarga Darian atau orang asing yang tidak sengaja masuk?

"Darian? Itu papi" cicit Rain dengan kepala menunduk. Kakinya bergerak acak, bibir pucat itu bergumam tidak jelas.

"Jadi Darian itu papi kamu? Papi kandung kamu?" Rain mengangguk cepat. Pria itu menahan nafasnya sejenak sebelum menarik Rain ke dalam pelukannya.

Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang