DISCONTINUED
Tapi boong 😸
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Lapangan kelihatan sesak dipenuhi lautan manusia yang bergegas pulang atau mungkin nongki-nongki bersama teman. Tak terkecuali dengan lima pria tampan— errr panggil saja begitu yang sudah berkumpul di parkiran.
Jevan yang sedang duduk di jok pengemudi mendengus sebal dikarenakan matahari cukup terik padahal waktu sudah hampir menuju petang. Tetap saja sinarnya menyengat belum lagi hawa-hawa terasa pengap.
"Ini Haikal masih lama? Kalau masih lama mending kita cau duluan. Gerah banget gila" keluhnya dan berakhir menutup pintu mobil. Lebih baik mendinginkan tubuhnya yang sudah berkeringat pikirnya.
Maleakhi pun menyusul masuk ke mobil Jevan karena kepanasan juga— numpang ngadem.
"Wah wah wah ga setia kawan lu berdua" ceplos Jovan disertai kekehan yang tentu saja tidak didengar oleh kedua adam itu. "Kita duluan. Kata Haikal waktunya diulur sejam. Yodahlah" ucap Raja setelah membaca pesan dari sahabat tannya itu.
Mendadak, Haikal disuruh ikut bimbingan oleh wali kelasnya untuk olimpiade yang akan diadakan dua minggu lagi. Mau tidak mau, dia harus ikut bimbingan terlebih dahulu padahal cacing di perut sudah berteriak meminta makan. Ada-ada saja hambatan jika ingin berkumpul dengan kawanannya.
"Yeeu tau gitu kita pigi dari tadi jingan" keluh Jovan dan segera menaiki motor besar berwarna merah dengan helm berwarna senada.
"Eh gue jemput si dede dulu ya. Kalian duluan aja"
"Bareng aja" Raja mengangguk kemudian melaju di barisan disusul motor Jovan dan satu mobil di belakang.
🌧️🌧️🌧️
Rain
🌧️🌧️🌧️
"DEDE~" teriak Raja yang baru saja menginjakkan kakinya beralaskan kaos kaki busuk di ruang tamu.
"SHALOM KELUARGA ARCHER" disusul teriakan membahana dari Jevan.
"DEDE AYO PIGI KITA~" disambut suara berat Jovan.
"SHALOM PAPAP" diakhiri teriakan salam dari Maleakhi.
Papa Binar selaku korban pertama atas peneriakan brutal siswa-siswa kurang kerjaan itu tidak sengaja melempar majalah di tangannya ke arah televisi.
Untung saja televisinya tidak lecet! Jika iya, sudah habis mereka semua dijadikan gulai :)
"Bisa ga sih bang kalau masuk rumah itu salam dulu. Ini main teriak aja. Abang tinggal di hutan atau begimana? Kalian juga yang bener kalau kasih salam. Belum aja gue genjreng usus lo lo pada" kesal Papa Binar sembari mengambil majalah yang dibacanya tadi dari lantai. Aduh majalah mahalnya jadi lecek begini :(
Raja cengengesan doang. Ini anak akhlaknya memang patut dipertanyakan. "Shalom papap, dedenya mana?" Papa Binar mendengus dan menunjuk ke lantai dua dengan dagunya, "Baru aja ke atas anaknya. Baru siap mandi dianya. Abang kok udah pulang? Katanya mau ke rumah Male?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Fanfiction[NORENMINHYUCK] [ON GOING] Like rainbow after rain. Happiness will come after sorrow #1 out of gay stories #1 out of norenminhyuck stories #2 out of renjun stories #3 out of fluffy stories #5 out of norenmin stories #5 out of markren stories #6...