Chapter 25: Pindah Kelas

17 6 3
                                    

Suasana kelas masih sama dengan kemarin, bedanya ada dua kursi kosong tambahan. Semua siswa dikelas membicarakan hal itu, mereka mewanti-wanti jika akan ada murid baru, lagi.

"Mau taruhan, nggak? Yang salah, wajib bayarin kelas Ekstrakurikuler yang menang." Salah seorang dari sekelompok siswi itu memulai percakapan.

"Wah, lo ya, gas kalo gitu. Gue sih, nebaknya bakal ada murid baru lagi."

"Oke, gue lock jawaban lo. Yang lain gimana? Ada yang berani taruhan lagi?"

Melihat semua temannya diam, dia pun lekas bicara lagi, "Ah, lemah lo pada. Padahal bayaran kelas Ekstrakurikuler kan murah."

Ditengah obrolan mereka, tiba-tiba seorang guru masuk dengan diekori oleh Salwa juga Dara. Mereka berdiri siap di depan kelas sambil tersenyum tipis.

Semua siswa di kelas itu pun bergegas duduk di kelasnya masing-masing. Awalnya mereka mengira kedatangan dua murid kelas sebelah itu hanya untuk mengumumkan sesuatu.

"Baik, Ibu mulai kelasnya. Perkenalkan, teman kalian, Salwa Amanda Jaya dan Dara Febriani, mulai hari ini akan pindah ke kelas ini."

Semua orang terkejut dan sontak berbincang-bincang lirih dengan teman sebangkunya. Indah menatap Salwa tajam serta mengutuknya dalam hati. Anak ANJ. Lo bener-bener mau ngelawan gue ya, Salwa. Liat aja, heh!

"Oh iya, apa Clara Amelia dan Larry Alexandre masuk hari ini?" tanya guru itu, memeriksa setiap wajah anak muridnya.

"Masuk, Bu," jawab yang bersangkutan, hampir berbarengan.

"Bagus, kalian akan pindah ke kelas sebelah ya. Jadi ini adalah program perpindahan siswa antar kelas."

Mendengar jika Clara akan dipindahkan, Garry beranjak dari tempat duduknya. Menatap tajam ke arah Salwa.

"Gue menentang keras program itu!"

Guru itu sudah tau jika Garry akan menentang, namun apa boleh buat, ancaman Salwa lebih buruk. Tak apa dia dipandang buruk oleh anak donatur sekolah dan kemungkinan besar akan dikeluarkan dari daftar pengajar.

"Tidak ada pertentangan, kepala sekolah sudah menyetujuinya." Guru itu membalas dengan tegas, ia bahkan tak berani menatapnya.

Salwa, lo benar-benar Pelacur Licik! Gue janji, gue bakal bikin hidup lo lebih buruk dari pada kematian.

"Gar," panggil Clara lirih, ia perlahan berdiri dan menyentuh pundak cowok itu, Garry pun hanya meliriknya.

Ia menggeleng, memberi kode ke pacarnya agar tidak membuat suasana semakin kacau. Akan lebih baik jika dia meredam emosinya saat ini.

Garry menggapai lengan Clara dan menggenggamnya. "Apa diantara kalian ada yang bisa menggantikan Clara dan Larry? Tenang saja, hadiahnya kalian akan berkencan sama gue, selama sehari penuh. Untuk dua orang saja."

"Gue!"

"Gue, Gar!"

"Pilih, gue, Gar, please!"

Semua siswi bersorak, mengacungkan jarinya tinggi-tinggi agar Garry memilih mereka.

"NGGAK!" teriak kencang Salwa, membuat kelas hening seketika. "Pemrogram ini udah dipilih langsung, tidak bisa diwakilkan."

"Benar begitu, Bu guru?" balas Garry cepat. Namun, guru itu hanya diam sambil berpura-pura melihat buku absen.

"Lihatlah, tak ada tanggapan dari yang bersangkutan, itu berarti diperbolehkan. Lo dan lo, silahkan ke kelas sebelah." Garry menunjuk sembarang gadis-gadis itu dan kembali duduk perlahan.

I'm not Your Doll [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang