"Iya tau, Gar, gue nggak mandi."
"Bukan itu, beg—" Ucapan Garry terhenti. Ia lupa ada Ayah Clara, kemudian dia berdehem sambil membenarkan posisinya. "Maksud gue, bukan itu yang gue maksud."
"Kamu kenapa nak? Mau pergi ke sekolah?" tanya ayahnya.
"Iya."
"Ayah antar ya?"
"Nggak usah, Yah, Clara sama Garry aja. Gar ayo, atau lo belum sarapan? Gue ambilin snack deh." Cewek itu bergegas kembali ke kamarnya.
Dua pria di ruang makan itu saling tatap, merasa heran.
Clara keluar dengan tiga bungkus snack di lingkaran tangannya. "Yok, Gar."
Garry beranjak, Clara langsung memberikan semua snack itu pada cowok itu dan mereka menghilang dibalik pintu. Ayahnya hanya menghela napas, mungkinkah putrinya memang benar-benar mencintai pria itu? Temannya di sekolah juga tidak mengatakan hal yang buruk tentang Garry.
***
Clara masuk ke mobil, di susul oleh Garry yang meletakkan snack itu di dekat setir mobil. Ia menatap Clara lama.
"Lo yakin mau ke sekolah?"
"Yakinlah," jawab Clara tanpa jeda, "Yang nyuruh gue ijin tuh Ayah, bukan gue pribadi. Makasih ya, di rumah jenuh banget soalnya."
Garry tersipu, padahal tidak ada yang spesial dari perkataan cewek itu barusan. Ia tersadar, segera ia hidupkan mesin mobil dan melaju dengan kecepatan sedang.
"
Lo langsung ke UKS aja. Suara lo masih serak gitu."
"Terus, apa bedanya sama di rumah, Gar? Gue buru-buru tadi juga karena bosen. Lo nggak suka bener ya liat gue bahagia dikit."
"Loh, apa-apaan coba? Maksud gue nggak gitu. Tadi tuh—"
"Awas, Gar!" teriak Clara cepat.
Garry segera menghadap ke depan, kawanan sapi tengah menyebrangi jalan raya. Garry langsung menekan pedal rem, seketika mobil itu berhenti tepat sebelum mengenai sapi coklat. Baik Clara maupun Garry termaju, untunglah keduanya memakai sabuk pengaman.
Jantung Clara berdetak kencang, ia membenarkan rambutnya yang berantakan, menatap cowok itu, terlihat Garry masih menatap lurus ke depan. Badannya kaku dan tidak bergerak sedikit pun.
"Gar," panggil Clara sambil mengguncang pelan pundak cowok itu.
Cukup lama untuk membuat Garry kembali tersadar, ia perlahan menoleh ke gadis itu yang menatapnya penuh keheranan.
Ia mendekatkan tubuhnya, kemudian perlahan melingkarkan tangannya di lekuk leher Clara dengan tatapan datar. Ia mengeratkan pelukannya.
"Maaf, maaf." Garry berkata lirih, perlahan air matanya mengalir di pipi, matanya terlihat bergetar.
"Gar?" tanya Clara dalam dekapan cowok itu. "Lo ... nggak papa, kan? Atau tubuh lo ada yang sakit?"
Garry menggeleng. "Tolong Clara, biarin aja kek gini, 5 menit."
Clara mengangkat tangannya, kemudian perlahan mengelus rambut belakang cowok itu. Ia tak tahu kenapa tiba-tiba suasananya menjadi seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi pada Garry?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Your Doll [END]✅
Ficção Adolescente[UPDATE SETIAP HARI] "Kenalin! Ini selingkuhan gue." Gimana perasaan lo ketika, ada cowok asing yang tiba-tiba merangkul pundak lo dan berkata demikian? Pasti Ilfil, 'kan? Begitu juga dengan Clara yang tiba-tiba di pertemukan dengan Garry dalam situ...