___________
Takdir akan membawamu menemuinya kebahagiaan maupun kesedihan.
____________
****"Gar, tunggu!"
Gadis langsing itu mengejar-ngejar manja cowok di depannya, tetapi si cowok tidak begitu memperdulikan. Dia tetap menatap lurus sambil berjalan.
"Ih, Garry, tungguin aku dong...."
Namun, tak ada perubahan.
Raut wajah si cewek langsung berubah 180° dan kemudian berlari menghadang cowok tadi.
"Kenapa sih, Gar?"
"Lo tanya kenapa? KENAPA! Punya otak tuh dipake. Setelah ketahuan selingkuh dengan Om-om hidung belang, bisa-bisanya lo muncul sesantai ini dihadapan gue!" maki cowok yang bernama Garry tadi.
"Kan udah gue jelasin, kalo itu tuh—"
"Cukup, Salwa Amanda Jaya." Garry merentangkan telapak tangannya di hadapan Salwa. "Gue bener-bener udah MUAK sama lo. Sekarang gue minta lo cabut dari sini."
"Tapi, Gar. Itu tuh nggak seperti yang lo pikirkan."
Garry memutar matanya malas. "Oke, kalo lo nggak mau pergi. Gue yang pergi!"
Setelah mengatakan itu, Garry melanjutkan perjalanannya. Salwa kembali mengejarnya dan memohon-mohon agar Garry mendengarkan ocehan, tidak, lebih tepatnya alasannya berselingkuh.
Sialan nih, cewek! Nggak punya malu sama sekali?
Nggak sengaja Garry berpapasan dengan seorang gadis yang sedang mengobrol dengan temannya. Aha! Gue punya ide.
Tiba-tiba Garry menghampiri gadis itu dan merangkul pundaknya sambil berkata, "Kenalin, ini selingkuhan gue!" Di hadapan Salwa.
What the ...? Nih orang siapa? Batin cewek itu menjerit. Genggaman tangannya sedikit meremas bahu.
"Clara, demi apa?! Lo ... lo pacaran sama Garry?!" Temannya si cewek tadi sangat syok seketika.
"Eh, buk—"
Garry menguatkan genggamannya, si cewek yang bernama Clara itu pun meringis pelan. Dia mencoba menatap wajah Garry, tetapi tatapan tajam yang cowok asing itu keluarkan mengintimidasinya.
Nih orang apa iblis?! Matanya serem banget.
"Hah?! Maksud lo apa, Gar?" tanya Salwa yang seolah tak terima kenyataan barusan.
"Lah, bukannya lo yang ngajarin gue buat selingkuh?"
Nih dua orang ngapain ya Tuhan! Lagi-lagi Clara hanya bisa menjerit di dalam batin. Tubuhnya seolah membeku layaknya es di kutub Utara.
"Clara, jawab dong?! Udah berapa lama hubungan kalian?" Temannya Clara kembali bertanya.
Astaga, nih orang bisa nggak sih jangan nanyain hal kek begituan dulu. Bukannya bantu ngejelasin kalo Clara tuh murid pindahan, malah nanya nggak jelas kayak gini.
"Hm, kami baru kenal sih. Mungkin sekitar 3 sampai 4 hari yang lalu. Benar, kan, Sayang?" tanya Garry ke Clara dengan senyuman manis miliknya.
Hue! Sok akrab banget nih cowok, kampret. Meski di dalam Clara merasa ingin muntah, tetapi di luar dia hanya diam membisu.
"... Ah, maklum lah ya, kita kan pasangan baru, jadi belum terlalu biasa dalam berkomunikasi." Garry melanjutkan perkataannya.
"Nggak bisa!!!" teriak histeris Salwa, suaranya sampai melengking tinggi. "Gue nggak terima di selingkuhi sama gembel kek gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Your Doll [END]✅
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI] "Kenalin! Ini selingkuhan gue." Gimana perasaan lo ketika, ada cowok asing yang tiba-tiba merangkul pundak lo dan berkata demikian? Pasti Ilfil, 'kan? Begitu juga dengan Clara yang tiba-tiba di pertemukan dengan Garry dalam situ...