11. Perjodohan

7.1K 272 3
                                    


~Hidup akan memaksamu untuk bertemu dengan pilihan-pilihan yang sulit. Dan salah satu jalan terbaiknya, melangkah.~

🍂

"Tenggara!"

Laki-laki berseragam basket itu menghentikan langkahnya. Menolehkan kepalanya ke arah orang tuanya yang duduk di sofa.

"Papa mau bicara penting sama kamu." Lelaki itu hanya mengangguk dan ikut duduk di sofa.

Keanu dan Zara saling pandang, apakah keputusan yang mereka ambil akan membuat Tenggara bahagia.

"Papa sama Mama sepakat jodohin kamu sama anak temen Papa." ucap Kenau setelah Tenggara duduk di sofa sebelahnya.

Tenggara menaikkan sebelah alisnya. "Hah?"

Zara tersenyum tipis. "Mama harap, kamu mau nerima perjodohan ini, Gara."

Tenggara menghela napas gusar. "Motif kalian apa jodohin Gara kayak gini? Gara bisa cari cewek sendiri."

"Ini untuk kebaikan kamu, Gara. Papa sama Mama mau yang terbaik buat kamu, jadi Papa jodohin kamu biar kamu nggak salah pilih." jelas Keanu memberi pengertian.

"Gara nggak mau!" tolak Tenggara mentah-mentah.

Zara mengelus surai Tenggara. "Mama yakin, dia cocok sama kamu."

Tenggara tetap menggeleng kan kepalanya. "Tapi Ma, yang bisa nentuin itu cocok nggak nya cuma Gara sendiri!"

"Papa nggak mau tau, kamu harus terima perjodohan ini. Nanti malam ikut makan malam, sekaligus pertemuan kamu sama calon istri kamu. Jam setengah delapan harus sudah siap. Kalo kamu kabur siap-siap blackcard dan semua fasilitas Papa tarik jangan lupa kamu Papa blacklist dari KK." Setelah mengucapkan itu, Keanu melangkahkan kakinya menuju kamar.

Tenggara menatap Mamanya dengan memelas, meminta pertolongan. Zara menatap putranya seraya menggelengkan kepalanya.

"Mama yakin ini nggak mengecewakan. Kamu tau Papa 'kan? Mama mau nyusul Papa dulu." Zara mengecup kening putranya itu kemudian segera menyusul suaminya.

Tenggara menghela napasnya gusar. Tentu saja dia tau siapa Papanya. Papanya tidak mungkin salah memilih, terlebih Papanya bersifat Tegas dan sangat teliti. Tapi bukan ini yang Tenggara mau.

Umur dia baru genap 18 tahun beberapa bulan lalu, dia masih sekolah, masih ingin seperti remaja di luaran sana. Dan dia ingin mencari pasangannya sendiri.

🍂

Tenggara menatap pantulan dirinya dari cermin. Dia tampak lebih tampan menggunakan kemeja hitam dan celana berwarna berwarna senada dan juga sepatu putih.

Jika saja tidak mengingat ancaman  tadi, dia tidak mau menuruti perintah Papanya. Bukannya ingin melawan orang tuanya, tapi permintaan kedua orang tuanya yang terlalu kuno.

"Tenggara."

Mendengar Mamanya memanggil, dia segera berjalan keluar kamar. Dengan malas dia menuruni tangga.

"Cepetan, udah ditungguin sama temen Mama." geram Zara yang melihat anaknya berjalan dengan ogah-ogahan.

"Iya."

"Kamu bareng Mama sama Papa." perintah Keanu mutlak.

"Gara naik mobil sendiri."

Zara menggeleng keras mendengar penolakan putranya. "Mama nggak setuju, nanti kamu pasti kabur."

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang