45. Obsesi

3.3K 181 5
                                    


~Kadang, manusia hanya ditakdirkan untuk bertemu, bukan untuk bersatu.~

🍂

Glencia meronta-ronta melepaskan diri. Tenggara dengan tidak berperasaan menyeretnya keluar rumah.

2 hari dia bersembunyi ternyata Tenggara dengan mudah berhasil menemukannya.

"Kak Gara, please. Jangan penjarain gue."

"KAK GARA!" Glencia berteriak kesal membuat Tenggara menghentikan langkahnya.

"Sepenting apa sih dia buat lo?"

"Sepenting apa dia di hidup lo sampai-sampai lo selalu belain dia. Lo kasih dia semuanya yang lo punya, lo selalu kasih pelajaran buat orang lain yang udah berani ganggu dia!" Kalimat dengan intonasi tinggi itu keluar dari bibir Glencia

Tenggara terkesiap mendengar teriakan gadis disampingnya itu.

"Kenapa lo bersikap berlebihan sama dia hah? Apa seorang Tenggara Biru Savior udah terbutakan sama yang namanya cinta?" Kedua mata Glencia berkaca-kaca. Dia masih mengeluarkan unek-unek nya.

"Kenapa lo nggak pernah liat gue, Kak? Kenapa lo malah lebih milih cewek sialan itu?" Air mata yang menggenang di pelupuk matanya itu berhasil menetes.

Tenggara menatap tajam Glencia. "Cewek sialan yang lo maksud itu istri gue, bangsat! Dan lo tanya sepenting apa Sea buat gue?"

Tenggara menjeda ucapanya. "Dia lebih penting dari apapun, bahkan melebihi nyawa gue sendiri. Dia itu segalanya bagi gue."

Glencia tersentak. Hatinya terasa sangat sakit mendengar pengakuan dari Tenggara. Namun dia lebih terkejut dengan kalimat yang lelaki itu ucapkan.

"Haha, bercanda lo gak lucu, Kak. Lo nggak usah ngaku-ngaku deh."

"Gue nggak ngaku-ngaku." Tenggara mengangkat sebelah tangannya.

"Liat, lo liat jari gue ada apanya? Lo liat di jari Sea ada apanya? Gue udah nikah!"

Glencia menutup mulutnya tidak percaya. Matanya menatap cincin yang melingkar di jari manis Tenggara, cincin yang sama persis dengan cincin yang pernah dia lihat di jari Seana.

"J-jadi lo beneran udah nikah?" Tenggara tidak berniat menjawab.

"Lo jahat, Kak!"Glencia menangis sesenggukan.

"Nggak usah drama, ngaca lo juga jahat, iblis."

Tenggara menggeleng tak habis pikir. "Punya otak lo pakai gak sih, hah?"

Glencia masih menangis sesenggukan, berharap orang yang didepannya ini kasihan.

Tiba-tiba Gema datang seraya bertepuk tangan. "Akting lo bagus juga." Ucapnya seraya menatap Glencia yang tengah menangis.

"Gue nggak nyangka lo berani ngelakuin hal gila kayak gini. Cewek yang dikenal polos aslinya pembunuh." Gema menekankan kalimat terakhirnya.

Glencia menatap tajam Gema. "Jangan munafik Gema! Lo juga masih cinta kan sama Seana?!"

Gema tertawa. "Siapa bilang? Gue udah moveon."

"Bermuka dua, bitch!" Desis Tenggara.

"STOP!" Teriak Glencia seraya menutup kedua telinganya dengan tangannya. Tidak ingin mendengar hal yang menyakitkan lagi dari bibir orang yang dicintai.

"Kenapa? tersentil sama ucapan gue?"

Glencia menggeleng takut. "Stop! Gue ngelakuin itu semua karena gue cinta sama lo. Gue nggak mau lo bahagia sama orang lain."

Tenggara menatap Glencia dengan pandangan jijik. "Tolol, itu bukan cinta tapi obsesi."

"Kak, gue beneran cinta sama lo." Sanggah Glencia.

"Yang namanya cinta itu dia bakal ngelakuin apapun buat bikin orang yang dia cinta bahagia. Bukan malah sebaliknya."

Glencia terdiam mendengar ucapan Tenggara yang sukses menyentil hatinya.

"Lo harus tanggung jawab sama apa yang udah lo lakuin."

Glencia menggeleng histeris. "Enggak! Gue nggak salah!"

"Polisi bentar lagi dateng!" Setelah mengucapkan itu, Tenggara pergi dari sana.

"KAK GUE CINTA SAMA LO! Gue nggak mau di penjara." Teriak Glencia histeris.

"KAK!"

"KAK GARA GUE MOHON MAAFIN GUE!"

"Bacot, masih mending lo nggak di bunuh sama Gara." Ucap Gema pedas. Memang dia ditugaskan untuk menjaga Glencia selama polisi belum datang.

Glencia menatap Gema dengan tatapan memohon. "Please, gue nggak mau di penjara."

"Bodoamat. Lo tau 'kan siapa Zergio? Dia udah pengen mutilasi lo sih sebenernya. Cuman, lo tau nggak alasan nggak bunuh lo? Itu karena dia udah janji sama Sea untuk nggak bunuh orang lagi."

"Dari sini harusnya lo sadar seberapa besar pengaruh Seana di hidup Gara."

Glencia terisak, benar yang di ucapkan Gema. Dia tau seberapa besar cinta Tenggara untuk Seana.

"Kak Gem, tolongin gue. Gue nggak mau dipenjara, gue ngaku gue salah."

"Itu udah konsekuensi kalo lo berani berurusan sama Tenggara."

"Tanggung sendiri akibatnya, bitch!" lanjut Gema menohok.

°°°

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang