18. War

5.7K 245 0
                                    


~ Jalani, nikmati dan syukuri.~

🍂

Saat ini, Tenggara dan sahabatnya membolos pelajaran. Mereka tengah berada di rooftop sekolah.

Tenggara menidurkan tubuhnya, sebelah lengannya menutupi kedua matanya. Mencoba memejamkan matanya walaupun sahabatnya sangat berisik.

"Bintang, bintang apa yang gak ada di langit?" Genta mengeluarkan pernyataan.

"Gatau." jawab Gema singkat.

"Dih, pikir dulu njir."

"Bintang di hati, anjay." Aska tertawa geli mendengar jawabannya sendiri. Genta menggeleng.

"Yek bucin." Esther menatap geli Aksa.

"Cepetan. Tebak yang bener!" perintah Aksa.

"Nggak tau sat, apaan emang?"

"Beneran nggak ada yang tau?" Genta menatap sahabatnya secara bergantian.

"Nggak, apaan?" tanya Regan kesal.

"Bintang laut." Semua terdiam mendengar ucapan Genta.

"Anjir, sialan lo nyet."

"Kalo gitu, bintang film juga bisa anjir." Sewot Gema.

"Susuku."

"What is susuku?" tanya Esther bingung.

"Suka-suka aku." Genta tertawa keras setelah menjawab.

"Njir gak jelas lo. Mana tawa lo kek bapak-bapak." seloroh Regan sambil menggeplak kepala Genta.

"Sialan!" Sang Empu langsung mengumpat kesal.

"Gar."

"Hm?" Tenggara menyahuti dengan deheman. Kedua matanya masih terpejam.

"Anak Laskar nantangin war." ucap Gema seraya membaca isi pesan dari salah satu anggota Geng Laskar.

"Cuih, masih punya nyali juga mereka." celetuk Regan.

"Iya anjir, udah kalah juga gak ada kapoknya mereka." sahut Genta dengan raut wajah kesal.

"Jadi gimana, Bos?" tanya Esther.

"Kapan?" Tenggara merubah posisinya menjadi duduk.

"Pulang sekolah di Markas Laskar. Kalo nggak datang kita di anggap cupu."

Tenggara mengacak rambutnya kesal. "Pulang sekolah, kumpulin anak-anak di markas. Kita susun strategi."

"Siap, Bos." Mereka beranjak pergi dari rooftop.

🍂

Sesuai perintah dari ketua, sekarang ini semua anggota Asegar berkumpul di markas mereka.

"Kita susun strategi dulu." Interupsi dari Sang Leader, Tenggara.

"Bener, karena mereka licik." sahut Gema.

Mereka menyusun strategi. Mereka sudah hafal dengan taktik geng Laskar yang bermain dengan licik.

"Inget, jangan ada yang bawa senjata apapun!" peringat Sang Ketua.

"Tapi Bos, mereka mesti pake senjata tajam."

"Bener, mereka pasti ngerencanain sesuatu."

Tenggara tersenyum miring mendengar ucapan anggotanya.

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang