44. Forgotten

2.9K 153 0
                                    


~ Si paling tenang, akhirnya berantakan juga.~

🍂

Tenggara menghembuskan napas berat. Mata emerald nya mengamati buku-buku jarinya yang terluka akibat memukul dinding rumah sakit sore tadi.

Bercak darah masih tersisa di sana. Sepertinya lelaki itu enggan untuk mengobati luka di tangannya.

Apa yang dia takutkan terjadi, Seana kehilangan ingatannya. Dia teringat ucapan Dokter Harris.

"Jadi, kenapa istri Gara, Om? Kenapa dia nggak inget apa-apa sama Gara.""

"Seperti yang saya duga, pasien akan kehilangan ingatan karena benturan keras di kepalanya mengakibatkan cidera di saraf otaknya. Ingatan pasien akan kembali pulih seiring berjalannya waktu. Saya sarankan untuk tidak membuat pasien berpikir terlalu berat karena itu akan membahayakan nya." Ucap Dokter Harris menjelaskan kondisi Seana.

Kecewa, marah, dan sedih.
Itulah yang dirasakan seorang Tenggara Biru Segantara. Kecewa pada takdir yang menimpanya. Kecewa pada kenyataan bahwa Seana, istrinya itu melupakan nya.

Kecewa pada dirinya sendiri karena tidak tau harus melakukan apa untuk mengembalikan ingatan Seana.

Ingatan tentang kebersamaan bersama Seana kembali berputar di otaknya layaknya kaset rusak.

"Aku sayang, Kak Gara."

"Janji jangan pernah tinggalin aku."

"Mau janji bareng-bareng?"

"Mau."

"Janji selalu bersama apapun keadaannya?"

"Iya, Kak Gara. Aku janji."

"Janji, ya?" Tenggara terkekeh hambar.

"Gue harus apa, Se? Sekarang aja lo nggak inget gue siapa lo" Suara Tenggara melemah. Kedua mata elangnya meredup dan berkaca-kaca.

"Tenggara Biru Segantara, nama yang unik. Aku gak akan lupain nama Kak Gara."

"Bulshit, Se. Jangankan nama, kebersamaan kita aja, sekarang lo lupa."

Tenggara menghela napas. "Apa yang harus gue lakuin sekarang?" Satu tetes air matanya jatuh.

Dia berada di titik terendahnya. Dia mengacak rambutnya frustasi.
Apa yang harus dia lakukan? Menunggu Seana ingat semuanya dengan sendirinya? Itu bukanlah pilihan bagus.

Mengungkapkan yang sebenarnya terjadi? Itu justru malah akan membuat kesehatan Seana menurun.

Mungkin benar yang dikatakan Ayah mertuanya. Biarkan Seana tenang dulu dan menjelaskan semuanya secara perlahan-lahan.

Drtt drtt

Tenggara melirik ponselnya yang tergeletak tidak jauh darinya. Panggilan masuk dari Gema.

Tangannya terulur meraih ponselnya dan membukanya. Dia menggeser ikon end pada layarnya.

Drt drt

Dengan kesal, dia mengangkat panggilan itu.

"Jangan ganggu gue!"

"Lo dimana? Gue cuma mau mastiin lo gak ngelakuin hal gila. Lo dimana sekarang?" Terdengar suara Gema di seberang sana.

"Gar, jawab gue lo dimana?!"

"Ck, rumah."

"Gue sama yang lain ke situ."

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang