50. Usai

3.4K 207 47
                                    


~Siap atau tidak, mau atau tidak, kehilangan pasti akan datang.~

🍂

Di ruangan serba putih dan berbau obat-obatan itu, semua orang menundukkan kepala berdoa. Terdapat sosok lelaki yang terbaring lemah di atas brankar dengan alat medis yang terpasang di tubuhnya.

Akibat kecelakaan beberapa jam yang lalu, Tenggara dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya benar-benar parah, darah mengalir di seluruh tubuhnya.

Sudah 2 jam dokter menangani Tenggara, namun belum juga keluar. Waktu seolah berjalan dengan lambat.

"Aku takut, Kak Gara kenapa-kenapa." Lirihan Seana terdengar.

Violetta yang berada di sisi Seana , merengkuh tubuh lemah itu, memberi ketenangan dan kekuatan.

"Gue yakin, Kak Gara baik-baik aja."

"Tapi, Vi."

"Shutt, lo berdoa. Bukannya lo sendiri yang bilang kalo Kak Gara itu cowok kuat." lanjut Violetta memotong ucapan Seana .

Dokter Haris keluar. Membuat semua orang di sana langsung menegakkan tubuhnya.

"Gimana keadaan anak saya, Dokter Haris?" Tanya Keanu selaku Papa Tenggara.

Dokter Haris menghela napasnya. Kemudian menjawab pertanyaan Devan yang membuat semua orang tercengang tidak percaya.

"Kondisi pasien saat ini sangat buruk. Pasien mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Akibat ini, pasien mengalami pendarahan yang cukup hebat."

"Pasien saya nyatakan kritis karena kehilangan banyak darah dan kondisinya benar-benar parah. Kemungkinan hidup pasien sangatlah kecil."

"Kak Gara bakal baik-baik aja kan, Om? Tolong selamatkan Kak Gara!" Ucap Seana memohon.

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Sisanya biar Tuhan yang menentukan. Kalian berdoa saja."

"Kamu kuat, Kak. Kamu nggak akan ninggalin aku karena kamu udah janji!" Ucap Seana dalam hati.

"Om, Tante. Kita pulang dulu ya. Nanti kita kesini lagi." Ucap Regan mewakili semuanya.

Keanu dan Zara mengangguk. "Terimakasih sudah kesini."

"Sama-sama, Om."

🍂

"Se, kamu pulang dulu. Ganti baju terus kesini lagi."

Seana menggeleng lemah. "Sea nggak mau, Ma. Sea mau nemenin Kak Gara."

Mama Tenggara mendekati Seana. "Tenggara biar Mama jagain dulu, kamu pulang dulu, ya. Biar di antar Raden."

"Ayo, Se." Ajak Raden.

Mau tidak mau, Seana mengangguk. Raden menuntun Seana berdiri.

"Kita pulang dulu, Om Tante."

"Nanti kalo ada apa-apa, kabarin aku ya, Pa Ma."

Keanu dan Zara mengangguk. "Kalian hati-hati."

Raden dan Seana berjalan meninggalkan ruangan Tenggara.

Keanu merangkul bahu istrinya. "Jangan mikir macam-macam, anak kita pasti kuat!"

"Aku takut, Mas."

Tak berselang lama, kelima sahabat Tenggara kembali datang. Ketiga sahabat Seana juga ikut ke rumah sakit.

Mereka bergantian menyalami Keanu dam Zara.

"Tenggara gimana, Om?" Tanya Gema setelah menyalami Keanu.

Keanu menghela napasnya sebelum menjawab. "Kritis."

"Kita boleh masuk, Om?" Regan bertanya.

"Boleh, ganti pakaian dulu sebelum masuk. Jangan banyak-banyak, bergantian saja."

Regan mengangguk dan segera berganti pakaian medis. Dia masuk kedalam ruangan Tenggara bersama Gema.

"Halo, Pak Ketu." Regan meneteskan air matanya melihat kondisi Ketuanya itu.

"Bangun anjing! lo jangan lemah, semua orang nungguin lo bangun!" Gema mengusap kasar air matanya yang lancang ikut keluar.

"Katanya lo nggak sabar liat Seana sembuh. Dia sembuh Gar, ingatannya udah pulih. Bangun Bro, dia udah inget lo."

Tit tit tit

Kedua lelaki itu terkejut melihat tubuh Tenggara yang tiba-tiba kejang. Dengan panik, Gema menekan tombol darurat secara brutal.

"DOKTER, SUSTER!" Regan ikutan berteriak.

Tak lama, Dokter Harris datang bersama dua orang Suster.

"Masnya tunggu di luar ya, biar dokter yang menangani." Ucap salah satu Suster di sana.

"Om, tolong selamatin Gara!" Ucap Regan sebelum keluar.

"Kenapa Gara?"

"Gara gapapa 'kan?"

"Apa yang terjadi?"

Setelah keluar, Gema dan Regan disambut dengan berbagai pertanyaan.

"Gara tadi kejang-kejang." Lirih Gema. Jantungnya masih berdetak kencang lantaran terkejut.

"Hiks, Gara kamu pasti kuat, Nak. Jangan tinggalin Mama." Zara kembali menangis ketakutan.

"Tenang, kita tunggu Dokter dulu."

Waktu berjalan sangat lama, sudah hampir satu jam Dokter menangani Tenggara. Semua orang yang menunggu di luar merapal kan segala doa untuk Tenggara.

Ceklek

Dokter Harris keluar ruangan dengan kedua mata sembab.

"Gimana Anak saya?" Tanya Keanu.

Semua orang di sana menunggu jawaban Dokter Harris dengan perasaan tidak karuan.

Dokter Harris menjatuhkan tubuhnya ke lantai, kedua telapak tangannya menyatu di depan wajahnya.

"Maaf, Ra maaf. Aku gagal nolongin Gara." Ucap Dokter Harris seraya menangis.

Deg

Semuanya menatap Dokter Harris dengan tatapan tidak percaya.

Zara membekap mulutnya. "Maksud kamu apa?"

"Gara, sudah tidak ada."

Zara ikut terduduk di depan Dokter Harris. dia memukuli tubuh Kakaknya itu.

"Jangan bohong! Gara nggak mungkin ninggalin aku! Anak aku nggak mungkin pergi." Jerit Zara tidak terima.

"Maaf Ra, maaf." Dokter Harris terus mengucapkan kata-kata maaf.

Gema menggeleng. "Nggak mungkin! Om pasti salah 'kan?"

Semua orang yang di sana menangis mendengar kabar duka tersebut. Bahkan Zara dan Keanu menangis histeris karena terpukul kehilangan putra satu-satunya.

"Pak Bos." Kelima inti Asegar menangis dalam diam.

Mereka semua tidak percaya bahwa Tenggara akan pergi secepat ini dengan tragis.

Violetta terisak bersama Alora dan Stella. "Gue harus bilang apa sama Sea? Tiga hari lagi dia ulang tahun. Gue nggak bisa bayangin sehancur apa dia."

°°°

CIEEE GANTUNG, AZEEKK!!🤣🙏

SPESIAL UNTUK MENEMANI MALAM MINGGU KALIAN GUYS😭

INI AKU UP-NYA DOUBLE LOH YEE BESTAI

JANGAN LUPA RAMEIN, VOTE KOMEN & FOLLOW YANG BELUM FOLLOW.

SIAP MENUJU ENDING?

NEXT?👉

TENGGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang