8. clear

269 66 17
                                    

Vote+komennya juseyoo

Setibanya seli di rumah, ia langsung masuk mengabaikan Leo, bahkan Bunda dan ayah nya di ruang tamu.

Tujuannya saat ini adalah kamar. Ia segera masuk dan menutup pintu lumayan keras hingga menghasilkan dentuman kuat.

Di ruang tamu bawah, Bunda yang bingung pada tingkah laku Seli pun bertanya pada sang bungsu

"Kakak mu kenapa, de?"

"Gatau tuh Bun. Dari tadi aura nya nyeremin kaya mau makan orang" balas Leo yang duduk di sofa sembari bermain game di ponselnya.

"Bunda cek deh" saat Bunda akan beranjak, Leo lebih dulu menahannya

"Biar Leo aja, Bun"

Berusaha tanpa mengeluarkan suara gaduh, Leo berhati-berhati membuka pintu kamar Seli yang tak gadis itu kunci. Kepalanya menyembul terlebih dahulu untuk mengecek keadaan kemudian diikuti bagian tubuh lainnya. Setelah berhasil masuk, perlahan ia tutup pintunya sepelan mungkin.

Tampak seli yang tengah duduk di meja belajarnya, fokus pada lembaran soal untuk olimpiade. Leo yakin 2 minggu kedepan hidup kakaknya akan di penuhi materi dan soal.

Leo berjalan menuju kasur dan langsung membaringkan dirinya disana.

"Kak" panggil Leo yang di sahut dehaman Seli

"Udahan dulu belajarnya kali"

"2 minggu lagi gue olimpiade. Masa iya gue santai-santai nganggur" ujar Seli masih fokus dengan materinya

Leo membenarkan posisinya menjadi duduk "trus kalau olimpiade kenapa? Kan sama aja kaya ujian biasa"

Seli melirik sejenak pada Leo lalu terkekeh "kaya gapernah liat gue kayak gini aja"

Leo menghembuskan nafas panjang. Dia tau kakaknya memang ambis, tapi jika seperti ini bukannya keterlaluan? Mengabaikan sekitar dan fokus pada satu titik apalagi sampai mengabaikan kesehatan sendiri

"Jangan dikira gue gatau kalau tadi di kelas lo mimisan ya, kak"

Ucapan Leo tadi berhasil mengalihkan perhatian Seli. Ia langsung duduk berhadapan dengan Leo.

"Cuman lo yang liat kan?" Tanya seli dengan raut panik

Leo menggedikan bahu

"Jangan kasih siapa-siapa Le, terutama Bunda. Awas aja kalau cepu" ancam Seli

Tiba-tiba Leo tersenyum licik. Melihat senyumnya, Seli sudah menebak apa yang akan terjadi
"Martabak manis mang Udin deal?"

Kan..

Dengan keberatan hati yang sangat terdalam, Seli akhirnya mengiyakan lalu kembali ke mejanya

"Soal bang Juna yang tadi, kayaknya dia khawatir sama lo deh, Kak"

"Kemarin lo sama sekali gabisa di hubungin. Dia tuh yang paling panik. Bang Rendy sampe di paksa buat nyepam lo. Edan emang, cocok sama lo. Sama-sama edan" ungkap Leo panjang lebar

Seli masih mencerna semua yang Leo bicarakan, ia terheran dengan penjelasan Leo yang terkesan dibuat-buat "Masa sih Juna kayak gitu?"

"Ya kan? Ga penting banget manusia kayak lo di khawatirin" celetuk Leo tanpa tau dengan siapa ia bicara

Mendengar itu seli tertawa sinis "martabak nya mau topping apa Le? Paku atau beling?"

"Hehe kasih topping cinta dan kasih sayang aja ya kak"

"Kasih sayang mata lo picek! Keluar sonoh! Ganggu gue belajar aja"

Kali ini Leo menurut daripada Seli benar-benar menambahkan beling atau paku sebagai topping tambahan di martabaknya.

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang