23. UNO

188 48 11
                                    

Vote+komennya

"So lo milaik yu du, low low lo milaik yu du. Toch milaik yu du, to to toch milaik yu du. Wat duyuit ting for~~"

Hendra bersenandung dengan suara sumbang sembari berdiri diatas meja, tak lupa sapu lantai yang berguna sebagai mic

Mahen dan yang lain sontak menoleh pada oknum, menampikan raut mimik yang julid. Berbeda dengan Aji yang malah ikut-ikutan menggila bersama Hendra

Laki-laki itu juga naik ke atas kursi, kemudian berseru "GANTI LAGU! MARI KITA BERDANGUT"

Setelahnya, Aji memutar lagu dangdut yang berasal dari playlistnya, lagi-lagi membuat Mahen menganga

"E E E BANG JONO. KENAPA KAU TAK PULANG-PULANG, AHAY GOYANG BANG NDRA!" Seru Aji heboh

Tak mau kalah, Hendra juga berseru seraya memanggil teman-temannya
"BANG RENDY, MAS LEO, ANGKAT TANGANNYA! WADUH WADUH AKANG MAHEN JANGAN MALU-MALU DONG. SKUY KITA MENGASOY GEBOY BERSAMA!"

Dari bawah meja sana rasanya Mahen ingin menjeburkan diri pada kolam lumpur. Kalau boleh jujur, Mahen hampir menyerah.

"Kayaknya cuman gue sama Lo yang waras disini. Yakan Ren?" Kala ingin meminta persetujuan, Mahen terheran saat tidak ada yang menyahut.

Lantas ia menengok kiri dan kanan mencari keberadaan Rendy yang tadi ada di sampingnya

Helaan nafas Mahen adalah hasil akhirnya,
"Sama aja ternyata, Kampret!" Gumam Mahen

Rendy yang tadi terlihat ogah-ogahan justru kini tampak paling energik diatas meja hingga Hendra dibuat tercenggang olehnya.

Jam pulang lebih dulu berbunyi sebelum waktunya, Sebenarnya itu hanya kesalahan teknis dari pihak sekolah namun Hendra dan anak buahnya dengan percaya diri mempulangkan diri berkedok bimbingan kimia.

Awalnya Mahen si paling rajin ini menolak dengan alasan 'takut ketauan guru' dan tentu saja Hendra yang kalimat manisnya itu berhasil membujuk Mahen. Begitu pula yang terjadi pada Leo dan Rendy.

Mereka sepakat mengunjungi ruang bimbel biasa mereka pakai dari pada ke warung Mak Ruti tempat mereka nongkrong.

Alasannya simpel. Hendra berpikir guru akan mudah menemukan mereka kalau mereka ke warung Mak Ruti.

Dan begini kondisi ruang kelas sekarang. Berisik akibat ulah Aji dan kawan-kawan yang diketuai oleh Hendra Altaher.

"ASTAGA RUANG KELAS GUE!" Seli memekik heboh di ambang pintu ketika melihat kondisi kelas mereka persis kandang hewan.

Di tambah pasukan hendra belum juga turun dari atas meja, tampak membuat darah tinggi Seli nampak ke permukaan.

"TURUN LO SEMUA BURU! Bagus yaa ngacak-ngacak kelas gue. Mana lo semua bolos kan?!"

Satu persatu anak buah Hendra turun dengan raut wajah takut akan amukan Seli.

Seli yang niatnya hanya mampir guna mengambil buku tulis Kimia yang tertinggal di ruang bimbel bersama Yera pun malah di sungguhkan penampakan tak terduga.

Tidak hanya Seli, Yera juga sangat terkejut akan kelakuan sekelompok manusia yang di idam-idamkan kaum hawa.

"Wow impresif" Celetuk Yera shock

Yera tampak menghitung orang-orang di depannya lalu menoleh kanan dan kiri
"Setau gue ada 7 bujang, ini kok cuman 5. Yang lainnya kemana?" Tanya Yera kemudian

"Naresh lagi ijin. Ada acara keluarga katanya" Bukan Seli yang menjawab, Melainkan Juna yang baru datang setelah di telpon Mahen membantu mengatasi kelakuan Hendra yang liar.

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang