10. Hendra kemana?

263 67 38
                                    

Sudah beberapa hari ini hidup seli menjadi monoton semenjak ia tau Olimpiade sudah di depan mata, seperti yang di katakan Leo. Jika menyangkut Olimpiade atau semacamnya, gadis itu akan hanya fokus pada satu titik.

Meski begitu seli tetap menjalankan tugasnya untuk menjadi tutor siswa-siswa yang bermasalah dengan nilai kimia.

Semua tempantau stabil walau seli mau tak mau meladeni manusia berisik seperti Hendra dan Aji, terkadang pula Naresh yang berulah.

Hubungan seli dan Juna pun sudah tak secanggung sebelumnya, hanya saja belakang ini Juna mulai care, dan seli tentu nya tidak bodoh. Ia menyadari hal itu.

Soal Leo dan Rendy, kedua insan ini sekarang tengah berada di rumah Seli. Bermain ps di ruang tv sembari duduk santai dengan cemilan yang berserakan.

"Ini kalo gak lo berdua beresin, gue usir ya?!" Omel Seli ketika melihat ruang tv yang mirip kandang babi

Rendy melirik Seli sekilas "oh lo masih hidup ternyata"

Mata seli melotot mendengar penuturan Rendy "heh! Pamaksud lo?"

"Gue kira udah mati gara-gara pikirin belajar mulu. Refreshing in dulu itu otak, lo makin bego nanti"

"Gini-gini nilai kimia gue lebih gede dari lo ya cil" ejek seli

Bukannya berhenti, Rendy justru semakin menantang "Halah nilai kimia doang, rapot kemaren gue liat nilai bahasa inggris lo cuman 80 kan? Jhahaha udah nyontek ke mahen tetep aja kecil"

"Heh jangan lo pikir gue gatau ya, kalo bahasa inggris lo juga hasil nyontek ke si bule jerman"

Renjun terkejut jika seli tau tentang itu, seli tersenyum bangga melihat raut terkejut plus panik Rendy. Sementara Leo sudah tak peduli lagi tentang ps nya, karna menurutnya perdebatan sengit antara Rendy dan Seli lebih menarik.

"Tetep aja nilai inggris gue lebih unggul. Napa lo? Ga terima?"

"Cuman beda 5 doang. Nilai fisika gue juga lebih tinggi dari tinggi badan lo"

Mata rendy melotot sempurna, Seli yakin sebentar lagi akan terjadi ledakan besar di rumah mengingat Rendy yang sensitif mengenai tinggi badannya.

Sebelum seli di hajar, lebih baik ia kabur. Kabur sejauh-jauhnya dari pandangan Rendy.

"Body shamming lo anjing! Lo juga ngaca! Lo kaya titan. SINI LO!" Teriak Rendy seraya mengejar Seli yang lebih dulu masuk dan mengunci pintu kamarnya dari dalam

Sementara itu, masih di ruang tv, Leo terbahak menonton kelakuan kakak dan sepupunya. Tontonan gratis dimalam hari.

Tawa Leo reda saat Rendy tampak berjalan lesu ke arahnya kemudian melempar tubuhnya pada sofa disana

"Kakak lo makan apasi kok bisa cepet begitu larinya?!" Sungut Rendy

"Makan nasi. Udah sonoh masuk kamer, bang. Gak sekolah lo?"

Rendy melirik jam dinding yang menunjukan pukul 11 malam lalu masuk ke kamar tamu yang berlokasi tak jauh dari ruang tv. Sudah 3 hari Rendy menginap di kediaman Seli dengan alasan tante Dara dan suaminya beserta Gio akan pergi ke luar kota.

Itu tak masalah bagi seli karna memang Rendy sering menginap disini, tak jarang juga laki-laki itu tidak tau dirinya malah mengajak hendra dan pasukan ke rumah

Ah, soal malam itu, malam dimana Juna mencurahkan segala penyesalannya. Tidak ada yang tau soal itu kecuali seli, juna serta Leo.






Seperti hari sebelumnya, usai pulang sekolah seli tak langsung pulang. Melainkan pergi ke ruang lab untuk menjadi tutor kimia.

Semua orang sudah ada disana saat seli masuk, Naresh, dan Juna yang asik bermain game online, Rendy yang tertidur, Mahen yang tengah mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan besok, Leo dan Aji yang bergosip sembari memakan cemilan, dan Hendra? Dimana dia?

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang