24. Naresh and his problem

174 45 22
                                    

Back again....

Bosen gak sih sering2 up gini? Mana alurnya makin amburadul pula

Tetep janlupa Vote+komen yow. Kritik dan saran juga terbuka untuk semua barangkali mau ngasih saran next chap atau kalimat yg bikin bingung





Isak tangis begitu nyaring terdengar saat di pemakaman membuat warga sekitar termasuk Seli dan anak muridnya menatap kesal oknum tersebut.

Bukannya apa, Isak tangis itu lebih terdengar lebay daripada merasa kehilangan. Apalagi kala itu orang-orang tengah berdoa.

Isak tangis semakin nyaring suaranya saat orang-orang sudah mulai pamit sati persatu, hanya meninggalkan Naresh, ibunya, tak lupa dengan Seli, Juna, Rendy,Leo,Hendra,Aji,Mahen, Yera, Lucas dan  Noya (?)

Naresh yang tadi hanya menatap kosong makam ayahnya kini naik pitam kini menghampiri si oknum

"Tante, tolong ya gausa sok acara nangis bombay. Bukannya tante yang udah bikin ayah saya serangan jantung?" Ucap Naresh sinis

"Saya minta tolong tante pulang. Gara-gara tante juga Ibu saya shock berat begitu. Jadi, kalau tante masih punya harga diri mending pulang" tambahnya 

Sosok yang di panggil tante itu mengadahkan kepalanya menatap Naresh dengan pandangan belas kasih.

"SAYA JUGA ISTRI PAPA MU, NARESH! SAYA BERHAK DISINI, KARNA SAYA—"

"Jangan Lupa diri. Tante cuman simpanan yang baru nikah sirih"

Seli, Juna, dan yang lain tampak terkejut dengan pernyataan yang keluar dari mulut Naresh

"Jadi Naresh sama Noya saudara tiri?" Bisik Seli pada Juna

"Aku juga baru tau"

"Noy, Papa mu Noy hiks"

Sungguh Naresh sangat lelah menghadapi ibu-ibu ini. Ia menggeram kesal. Namun saat ia ingin kembali menimpali, Ibundanya lebih dulu membalas

"Mbak, sekali lagi saya minta tolong pergi dari hadapan saya"

"Tante, Mamah saya juga lagi berduka atas kepergian papa saya. Jangan egois dong!" Sahut Noya membela ibunya

Ibunda Naresh menatap tak percaya pada sepasang ibu dan anak itu "Sejak kapan almarhum suami saya jadi Papa kamu hah? Sejak kapan? ANAK SUAMI SAYA CUMAN SATU, NARESH. TIDAK ADA YANG LAIN. PAHAM?"

Seli dan Yera langsung membantu Ibunda Naresh agar menengkan diri. Mengingat mereka masih di pemakaman. Takut menganggu pemilik jiwa-jiwa yang sedang istirahat

Sedangkan Naresh berjalan menjauhi area makam sana di temani oleh Juna dan Mahen. Sisanya membantu Seli dan Yera memisahkan Noya dan orang tuanya.

"Berani kamu bentak anak saya seperti itu, Eva?!"

"Sudah Naresh peringatkan dari awal, Jangan Lupa Diri, Kirana. Emang dasar benalu, gabisa kalau hidupnya gak jadi parasit orang." Hardik ibunda Naresh berapi-ali

Keadaan makin panas diantara dua wanita ini. Orang tua Noya yang buat masalah, dan Ibunda Naresh yang terpancing emosi

Seli mulai sulit mengendalikan, begitu pula dengan Yera dan yang lainnya

"Tante, udah yaa. Istigfar tante istigfar... Ini masih di pemakaman. Gaenak sama almarhum" kata Seli mencoba menenangkan.

"Kita balik aja deh yuk, Tan. Orang begitu mah gausa di ladenin" Eva mengangguk setelah mendengar nasihat Seli dan Yera

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang