17. Without Seli

246 56 10
                                    

Vote+Komennya kaka

Mrs. Tutor—


Malam ini adalah malam terakhir mereka di Surabaya, setelah acara makan-makan dalam bentuk kekalahan, Pak Galuh menyuruh anak muridnya untuk segera berkemas dan akan pulang besok subuh.

Sama hal nya dengan anak Yudishtira, Juna dan yang lain pun ikut berkemas. Mereka akan pulang besok siang, karna malam ini akan diadakan Mini party di Villa tanpa seli, tentunya dengan persetujuan guru-guru, dengan syarat tidak ada minuman berakhohol disana.

Seli lebih memilih kembali ke hotel bersama Bu Aghni dan anak Yudishtira yang lain. Merasa tak enak karna sering memisahkan diri bersama 7 kurcacinya.

Dan kini sudah pukul 17:47

Mahen sudah membagi tugas masing-masing untuk melancarkan mini party buatan mereka.

Naresh dan Hendra yang berbelanja semua bahan makanan, Rendy hanya ingin mengatur meja, Leo membantu memasak sementara Aji bergerak sebagai asistenya.

Terakhir ada Mahen dan Juna yang memanggang daging.

Naresh dan Hendra beserta supir segera bergegas mencari supermarket terdekat. Di dalam mobil, Hendra yang seharusnya membantu Naresh malah tertidur pulas dengan mulut yang menganga.

Melihat itupun Naresh tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Di potretnya Hendra yang masih menganga dengan air liur hampir menetes dari mulutnya.

Naresh terkikik geli. Saat di rasa aib hendra sudah memenuhi galeri, Naresh menghentikan aksinya bersamaan dengan mobil yang berhenti di tempat tujuan.

"WOY WOY, NDRA! KEBAKARAN NDRA!" Di guncangnya brutal tubuh Hendra hingga si empu tersentak.

Hendra terbangun dengan wajah bantal penuh air liur
"Hah?"

"KEBAKARAN NJING!" Teriak Naresh di telinga kanan Hendra

"Kumaha ieu?! Kadurukan?!" Seru Hendra panik membuat gelak tawa Naresh membuncah.

Bersyukurlah kemarin mahen memberi pak Yadi penyumpal telinga selaku supir guna bisa bertahan bersama dengan mereka terutama Hendra.

Tau ketika diriny sedang di tipu oleh Naresh, Hendra merengut kesal

"Bagong sia." Sungut Hendra lalu pergi meninggalkan Naresh yang masih tergelak di dalam mobil

Disaat Naresh dan Hendra sibuk di Supermarket, lain hal nya dengan Aji  di dapur yang masih bergeming Menatap layar ponsel, bingung memilih masakan apa yang harus Leo masak.

"Lo tinggal milih doang elah, Ji"

Aji menghela nafas "Asal lo tau ya Le, memilih juga butuh effort"

"Geyaan lo effort. Gebetan lo kemaren aja kabur kan?" Timpal Rendy dari belakang mereka.

"Eh sejak kapan lo situ bang? Maap ga nampak soalnya lo kecil" sahut Aji enteng

Rahang Rendy mengeras, Rendy dan rasa sensitif nya membuat lelaki itu melempar nampan ke arah Aji.

Beruntung Aji bisa menghindar, hingga nampan itu mengenai tembok di belakangnya. Tak puas, Rendy justru kembali melempar brutal segala hal yang berada di dapur, tak peduli rempah-rempah yang ikut terlempar.

"AMPUN BANG! YA ALLAH, ANARKIS AMAT LO"Aji berseru panik sementara Leo terbahak sembari bersembunyi di tempat aman agar tak terkena lemaparan Rendy.

Ready menghentikan aksinya, dirasa dirinya sudah lelah "Sekali lagi gue denger begitu, jangan harap dahi lo masih mulus" Ancam Rendy membuat Aji mengangguk cepat

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang