16.Childhood friendship

252 59 22
                                    

Hayyan & Seli last memories

Vote+komennya ya sis



"Bisa gak, sehari lo diem gitu. Gausa berulah"

"Ck! Gue cuman ngajak si Juna taruhan. Salah emang?"

"Lo nanya salah apa kaga? YA LO MIKIR NJING! Gak salah si Seli gak peka sama lo. Lo nya aja ngajak ribut mulu" Sentak Asep pada  Hayyan yang kelewat menyebalkan

Hayyan mencebik malas "Gue lagi gue lagi. Semua aja salah gue"

"EMANG. SEMUA SALAH LO— astaghfirullah bisa darah tinggi gue lama-lama"

Setelah sesi baku hantam tadi, Leo dan Naresh langsung membawa Hayyan ke rumah sakit terdekat. Keadaanya tidak parah, hanya tulang bagian punggungnya retak akibat benturan keras.

Leo tak tau harus menghubungi siapa, beruntungnya Naresh mengenal Asep yang merupakan salah satu teman Hayyan juga ikut ke surabaya.

Asep langsung datang 10 menit kemudian setelah mendengar Hayyan di larikan ke rumah sakit.

Dan disinilah Asep berada. Rebahan santai di sofa ruang rawat VIIP mengingat keluarga Hayyan yang berada sembari memakan pilus garuda.

Sementara Hayyan asik bermain game online diatas brangkar dengan sesekali mengumpat.

Asep yang merasa bosan pun mengganti posisinya menjadi duduk lalu menatap Hayyan penasaran

"Yan, sejak kapan lo naksir Seli? Maksud gue, kenapa gitu?" Tanya Asep

Hayyan melirik asep sekilas lalu tersenyum masih fokus dengan game nya

"Ya bisa lah. Lo pikir gue elsa yang hatinya beku" sahut Hayyan enteng

Asep mendengus, Memang seharusnya dia tak bertanya.

Hayyan menghentikan gamenya, ponsel yang ia genggam pun di turunkan. "Dulu seli tetangga gue"

Mendengar itu, Asep yang tadinya kembali bersantai pun terkejut hampir terjungkal.

"Kok bisa?"

"Kok gue gatau?"

"Kok lo bisa nyembunyiin secret ini dari gue, Yan?!"

"Bilang kok sekali gue tebas pala lo, Sep"

Asep merapatkan bibirnya. Mengingat soal tebas, Bibir Asep pernah benar-benar ditebas oleh Hayyan hingga bibirnya bengkak seperti bimoli alias bibir monyong lima centi.

Terdengar suara helaan dari Hayyan, menadakan ia sudah siap menceritakan semuanya pada Asep.

"Sebelum pindah, dia sama gue tetanggaan. Hampir tiap hari kita main, tiap pulang sekolah juga kadang ngerjain pr bareng—

"Lo ngerjain pr?!" Asep kembali merapatkan bibirnya setelah mendapat death glare dari Hayyan

"Semua favorit nya gue tau, rahasianya juga gue tau. Termasuk rahasia dia naksir Juna"
Hayyan tersenyum kecut mengingat kisah lampau nya bersama seli

"Sebelum seli pindah dia masih SD kan? Kece betul Bocil dah cinta-cintaan" komentar Asep agak shock. Wajar, Asep memang belum pernah merasakan pacaran sebelum bertemu ayang tercinta

"Ck! Dia pindah pas SMP njir! Naksir nya ala bocah menurut lo gimana?"

"Ohhh" Asep mengangguk mengiyakan walau otaknya berkata tak mengerti.



Flashback

Dibawah pohon rindang depan rumah lama Seli dengan angin sepoi-sepoi membuat rasa kantuk timbul, kedua insan ini berbaring santai sembari mengerjakan tugas bersama, lebih tepatnya Hayyan dipaksa seli.

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang