special chapter

224 47 7
                                    

Note;

Ini special chapter buat birthday nya Juwi kemaren. Alur nya gada berkaitan sama Mr. Tutor, tapi pemeran2nya tetep sama biar gak bingung.

So, here we go





"Ndra, tiup yang bener anjir! Kurang gede itu balon nya" Hendra mendelik tak suka pada Rendy yang mengomentari pekerjaannya

"Heh ngaca! Balon lo juga lebih kecil dari gue"

disisi lain, Naresh tampak bersusah payah memasang lampu-lampu hias di halaman rumah Juna di bantu oleh Aji dan Lucas.

"Geser Na geser. Itu miring goblok!"

Naresh menghentikan tugasnya sejenak lalu menatap lampu hias dan Lucas bergantian.
"Yang titan kan lo, kenapa gue yang kudu masang? Tuker posisi!" Titah Naresh

"Bah, betul juga ya?"

Sementara Naresh dan Lucas sibuk bertukar posisi, Aji diam-diam menahan sesuatu lewat raut wajahnya. "Bang....." Panggil Aji melirih

Tidak ada yang merespon karna suara Aji terlalu kecil. dengan terpaksa, akhirnya Aji berteriak. "BANG! GAK TAHAN.... GUE PENGEN BOKER"

Aji berlari menuju toilet di rumah Juna dengan tangan kanan yang memegang perut sedangkan tangan lain menutup bagian belakang.

Tak hanya itu, Ada Leo, Mahen, dan Juna. Ketiga pria itu bertugas bagian dapur. Leo dan mahen sibuk memasak makan malam, sementara Juna menghias birthday cake untuk sang Istri.

Sepulang dari kantor tadi, Juna langsung menghubungi teman-temannya. Meminta mereka Guna membantu menyiapkan sesuatu untuk Seli yang besok akan bertambah umur.

Dan mereka pun sebagai teman seperjuangan mengiyakan permintaan Juna, lebih tepatnya terpaksa. Mereka takut akan ancaman Juna yang lebih mengerikan dari perusahaan bangkrut.

Mengapa bisa begitu? Hanya mereka yang tau.

Juna memilih konsep night party yang hanya mengundang teman-teman terdekatnya juga seli.

"WOY WOY ITU SI SELI SAMA CIWI-CIWI DAH MAU OTW NJIR. BURUAN" Teriak Lucas heboh sambil berlarian kesana kemari

"OY KINGKONG! LO NGAPAIN DISITU? INI BELUM SELESAI GOBLOK!" Panggil Naresh juga berteriak

Aji menggeleng melihat tingkah Suami dari Yera tersebut "Hadeuhh udah tua juga"

Juna menahan nafas ketika cake nya hanya tinggal satu sentuhan lagi. Juna sengaja membeli cake polos tanpa cream, biar pria itu yang mendesign sendiri sesuai kemauannya agar lebih terasa special.

"Hh Finish!" Akhirnya Juna bisa menghembuskan nafas lega.

"Bang, ini makanannya taruh sini dulu atau langsung bawa ke depan?" Tanya Leo meminta saran

Juna menoleh "taruh sini aja. Soalnya gue belum cek yang di luar" ujar Juna yang kemudian beranjak keluar halaman guna melihat persiapan-persiapan yang sudah teman-temannya lakukan.

Senyum puas tercetak di bibir pria itu kala suasananya tampak seperti yang ia bayangkan.

"Weh weh Jun, ini bunganya kudu gue kemanain?" Kali ini Hayyan yang bertanya.

"Menurut lo cocok dimana?" Juna malah balik bertanya

Mendengar itupun Hayyan berkacak pinggang "Gue kan nanya bangsul! Napa lo tanya balik? Suka suka lo dah" cibir Hayyan lalu beranjak tanpa membawa sekeranjang bunga mawar merah segar yang tergeletak di hadapan Juna

"Lah, ngambek dia. Ck ck ck macam tak betul"

Juna mengedarkan pandangannya, tak sengaja matanya bersitatap dengan Asep yang saat itu tengah berleha-leha.

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang