15. It's okay

249 57 12
                                        

Vote+komen nya jangan lupa


Saat Rendy mengatasi Juna. Di sisi lain, Seli berusaha menahan degup jantungnya yang berdetak kencang menunggu Panitia mengumumkan nama-nama Sekolah yang akan lanjut ke final.

Gawat, akibat gugup, ia jadi ingin buang air kecil. Seli meringis tertahan. Ekor matanya melirik sekitar, memastikan tidak ada orang yang memperhatikan tingkah anehnya

Ingin segera ke toilet tapi takut nama-nama sekolah yang lolos di bacakan panitia saat dirinya di dalam toilet.

"Bangsul! Pembukaan aja lama amat, tinggal ngucap salam terus sebutin aja apa susahnya!" Gerutu Seli pelan seraya menatap kesal ke arah panitia.

Layaknya doa terkabul, setelah Seli menggerutu, Panitia justru mengumumkan nama sekolah yang lolos di babak semifinal.

Seli menajamkan pendengaran sambil berdoa dalam hati.

"Dengan ini, selamat untuk sekolah-sekolah berikut yang lolos di babak semifinal dan akan masuk ke babak final yaitu: SMA Dewantara, SMA Kemanggi, SMA Harapan, SMA Merah Putih, SMA Demeter, dan SMA Kelabu. Bagi sekolah yang tidak disebutkan tidak perlu sedih ya"

Seli mematung di tempat, kakinya bergetar seperti jely, rasa kebeletnya pun langsung menghilang ditelan rasa kecewa. Ia merasa usahanya seakan sia-sia, kerja keras hingga mimisannya tak membuahkan hasil.

Panitia tidak menyebutkan SMA Yudishtira, nama Sekolahnya tidak di sebut.

"Seli!" Panggil Bu Aghni sembari mengayunkan jemarinya di udara, menyuruh seli berkumpul dengan yang lain.

Segera, Seli mengelap air mata di sudah menggumpal di pelupuk matanya siap untuk terjun.

Dengan langkah gontai, Seli berjalan menuju teman-temannya berada.

Bu Aghni langsung mengusap lembut punggung seli setelah seli berada di sebelahnya.

"Ga papa kita gak masuk babak final. Yang penting kita udah berusaha semampunya" Ujar Pak Galuh mencoba menyemangati anak muridnya

"Bener tuh kata Pak Galuh, udah di tahap ini aja udah luar biasa. Yang penting ngerjainnya jujur, gak nyontek" timpal Bu Aghni

"Tapi Kaffi nyontek, Bu!" Adu Kenzy pada Bu Aghni sembari menunjuk Kaffi yang terkantuk.

Mendengar namanya disebut pun Kaffi tersadar "Heh! Congor lo!"

"Bener begitu Kaffi?" Kali ini Pak Galuh yang bertanya

Kaffi tersenyum kikuk lalu mengangguk pelan "ya bener sih pak"

Sontak terdengar sorakan usai Kaffi mengaku perbuatannya. Bahkan ada juga yang menghujat, salah satu contohnya seperti ini

"Astaghfirullah akang kaffi. Makanya belajar, jangan streaming film biru mulu"

Pak galuh menggeleng pelan lalu menepuk pundak Kaffi "yang penting gak ketauan Juri kan?"

"Aman Kalo itu sih pak"sahut Kaffi semangat.

Di tengah keramaian itu, Seli hanya diam termenung mencoba mencari letak kesalahannya. Saat seli menyelam di pikirannya, Ia langsung teringat Juna yang menunggunya.

Lantas seli segera pamit sebentar pada Bu Aghni, dan Pak Galuh. Awalnya Pak Galuh tak mengijinkan, berterimakasih lah pada Bu Aghni yang mencoba memberi pengertian.

Seli juga ingin bersama dengan yang lain, tapi disisi lain seli juga merasa tak enak pada Juna yang sedari tadi menunggunya.

Seli berlari dimana dirinya dan Juna duduk. Nihil, tidak ada Juna disana.

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang