27. pensi

148 29 19
                                    

"hen, ini bener cuman segini doang yang mau tampil pensi nanti?" tanya seli tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas tersebut.

mahen mengedikkan bahunya acuh "ya terus mau gimana? lo tau sendiri pas kita nawarin ke kelas-kelas responnya kaya gimana" jelas mahen yang di balas dengusan kesal oleh seli.

2 minggu lagi sekolah mereka akan menyelenggarakan pentas seni untuk memperingati ulang tahun SMA Yudhistira yang ke 20 tahun.

Sialnya seli dipilih menjadi salah satu panitia pensi tersebut bersama dengan Mahen, Naresh, Helina, dan Juna. Yera? ow gadis itu sama sekali tidak peduli dengan organisasi sekolah meski seli sendiri tau jika Yera sangat berpotensi dalam organisasi.

Sementara ini, bimbingan kimia yang biasa dijalankan terpaksa di hentikan sementara setelah seli meminta ijin langsung pada bu Aghni.

walau hari-hari seli belakangan ini sangat sibuk, tak membuat hubungannya dengan Juna menjadi renggang. mereka menjadi jarang bertukar pesan namun sering bersama ketika kumpulan panitia.

ya kini semua orang tau hubungan mereka berdua. walau tak sedikit dari mereka mengherankan bagaimana Juna yang tampak galak menyeramkan bisa menjadi anak kucing yang selalu menempel pada induknya saat bersama seli.

contohnya seperti saat ini. Seli, Juna,Mahen, dan tim kreatif yang lain duduk melingkar di lantai aula.

masing-masing dari mereka tengah sibuk mendesain, seperti seli yang berusaha memutar otak untuk mendesain spanduk photobooth, dan mahen yang beberapa teman lainnya mendesain panggung. Ada pula setengah dari yang lain justru sibuk di dunianya sendiri.

Juna terkecuali karna laki-laki itu ikut berkumpul hanya untuk menemani seli.

seli beranjak dari duduknya menuju kartika meminta pendapat yang notabene nya ketua tim
"Tika, ini ada yang perlu di revisi?" tanya seli sembari memperlihatkan desain di tabnya pada kartika

gadis itu menggeleng lalu tersenyum "bagus kok, tinggal tambahin ornamen musik dikit—

"colors palette nya agak engga nyambung sih menurut gue"sela cinta, melirik sekilas hasil desain seli dengan tatapan malasnya

jujur seli agak terganggu dengan tatapan mata cinta

"tapi menurut gue cakep kok. lagian kan item netral, cocok sama warna apa aja"ucap Juna santai tanpa menyadari wajah cinta yang memerah entah menahan malu atau marah.

Sementara itu kartika mengangguk menyetujui pendapat Juna "color palette nya udah bener,tinggal lanjut finishing doang sel" seli mengangguk paham kemudian kembali ke tempat duduknya sembari tersenyum mengejek ke arah cinta yang dibalas tatapan sengit oleh gadis itu.

sedari awal sosok bernama Cinta tersebut memang membuat seli naik pitam. di mulai dari tatapan sengitnya, ucapan pedasnya, dan sekarang?

dengan muka tebalnya, gadis itu gencar mendekati Juna dengan perhatian-perhatian kecil yang memuakkan.

"Juna, setau aku, kamu lulusan SMP Bentala ya? sepupu aku juga ada disana loh!" ucap Cinta terdengar samar di telinganya.

"Eh Jun, kamu sama Seli udah berapa lama sih? masih anget ya hahaha soalnya kalau dah lama pasti lo bakal ogah nemenin dia"

"Juna, muka aku aneh gak sih? padahal gue gapake skincare, make up juga jarang banget"

"kamu laper gak sih? seli kok jahat ya ngebiarin kamu ikut tapi ga dikasih cemilan"

Seli melirik sekilas pada dua insan itu lewat ekor matanya, awalnya ia geram namun rasa ingin tertawa sangat besar begitu kalimat balasan dari Juna mempu membungkam ocehan Cinta

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang