14. Lolos?

272 58 17
                                    

Vote+komennya ya besti

Setelah menunggu lumayan lama dan mendapat sertifikat, Akhirnya seli lolos ke babak semifinal. Mendengar berita tersebut pun guru-guru dan 7 kurcacinya bersorak heboh.

Babak ini dimulai saat petang nanti. Jadi ia tak bisa untuk kembali ke hotel mengingat jarak keduanya yang lumayan jauh.

Lantas dimana seli sekarang?

Tentu saja di Villa Haris yang jaraknya tak jauh dari tempat seli kompetisi. Leo mengajak, lebih tepatnya memaksa seli untuk beristirahat disana. Setelah mendapat ijin dari Bu Aghni juga Pak Galuh, Seli pun pergi dengan membawa setumpuk buku untuk ia pelajari di Villa.

Dari ketujuh kurcaci ini, Hendra lah yang paling heboh. Katanya "mau duduk deket seli biar otak gue terinfeksi virus pinter"

Tentu saja mendapat pelototan mata dari Juna yang notabene nya ingin pdkt. Perdebatan pun tidak bisa terhindari sehingga pak supir berpikir apa dosa terbesar nya di masa lampau sampai mendapat penumpang seperti 7 bujang ini.

Keduanya Justru kecewa saat Seli memilih duduk Bertiga bersama Leo dan Rendy di belakang.

Sepanjang perjalanan, Rendy terus menerus mendapat hujatan pedas dari Hendra.
Contohnya seperti ini

"Enak betul si Rendy anjir!"

"Gue yakin Rendy pasang pelet. Udah kecium dari bau badannya juga"

"Dih dih, pake ngelendot segala"

Sementara Juna yang duduk di depan bersama supir pun hanya menyimak dengan raut wajah yang cemberut seakan mengatakan "harusnya aku yang disana"

Mendengar Hendra yang terus mengoceh, Mahen mendengus kesal. Lebih baik tadi ia bersama Naresh dan Aji yang naik taksi karna kapasitas mobil kelebihan.

Saat Mahen hendak protes, Rendy melakukannya lebih dulu.

"Lo ngoceh sekali lagi gue lakban ya njing?!"

Seli tak berkomentar sedari tadi, kenapa? Karna tertidur. Kepalanya sudah pusing, dan makin pusing kalau ia mendengar ocehan Hendra.

Aji dan Naresh lebih dulu sampai walau dua orang itu mampir ke supermarket.

Naresh berdiri di depan Villa, tampak tengah menunggu mobil yang berisi Seli di dalamnya.

"Kalian kemana dulu njir? Harusnya kan gue sama Aji yang baru dateng. Lah itu ayang Seli kenapa pula? Kalian ngapain dia heh!" omel Naresh sembari berkacak pinggang saat melihat Seli yang tertidur di gendongan Juna.

Semuanya langsung masuk ke dalam. Tidak ada yang berniat menanggapi Naresh

"WOY! INI GUE DI KACANGIN?, KAMPRET BETUL!"

"Berisik! Masak sonoh gue laper!" Sahut Rendy dari dalam

Mendengar itu, Naresh menggeleng sambil menepuk dadanya berusaha sabar. "Punya temen pada gatau diri semua, heran gue. Ck, tapi gapapa sih yang penting gue tampan"

Waktu menunjukan pukul 12:42

Hanya tinggal menghitung jam lalu Seli akan kembali ke tempat Kompetisi.

Seli merasa ia tak perlu merasa panik, karna ia sudah mempelajari ini dari beberapa minggu sebelumnya. Jadi, kini yang seli lakukan hanya mengulang membaca rumus di dalam kamar yang dihuni oleh oknum Leo.

Dimana yang lain? Mereka ada di bawah. Bermain PS milik kakaknya Aji yang ia bawa untuk menghilangkan suntuk saat di Villa.

Beruntung kamar ini kedap suara, jadi keramaian di bawah tak menganggu konsentrasi Seli. Bayangkan saja disini tak kedap suara, seli akan jelas mendengar Teriakan Hendra dan Rendy, beserta gelak tawa melengking khas Leo.

Miss. TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang