part 27

2.5K 246 76
                                    

sambungan dari mew's wife season 1.
Yang belum baca cus baca dulu biar nyambung ke bab ini.

🌈🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈🌈

"PHI MEW!" teriak Gulfie kencang dari kamar Win, Mew yang mendengarnya dari arah dapur langsung berjalan cepat dengan langkah seribu karena Gulfie memanggil sungguh tidak sabaran.

Melihat lemari terbuka dengan lipatan yang lumayan berantakan apalagi dengan ekspresi Gulfie sudah siap untuk mengamuk sangat bisa di pastikan Mew penyebab itu semua.

"Kenapa mengambil baju bisa begini!" maki Gulf dengan tatapan elang tertuju pada suaminya, sedang Mew hanya menunduk menerima semua makian istrinya.

Sambil mengomel, Gulfie kembali melipat isi lemari anaknya yang begitu berantakan.

"Ganti sama yang ini!" ketus Gulfie memberikan setelan yang pantas untuk Win, baru saja Win membuka mulut untuk protes langsung di potong Gulfie kesal. "Udah jangan banyak bantah, pakai saja yang itu! Mau makan nggak!" ucap Gulfie membuat nyali Win sedikit turun dengan keadaan Papanya begini.

"Tu kan, Win sih? Pake mancing Papa, ngadu lagi!" ucap Mew membantu memakaikan pakaian Win.

"Kok Win sih, Daddy tu yang berantakan lemari Win, jadi Win yang di marahi Papa, kan?" protes Win merenggut.

"Ah, udahlah, cepat susul Papa, ntar ngamuk lagi, Win mau?"

Mereka berdua berjalan pelan kemudian duduk di tempat masing-masing sedangkan Gulfie masih setia mengomel dengan menggerutu yang terdengar.

"Pa, Win nggak mau sayur," tolak Win ketika Gulfie menyendok sayuran ke piringnya.

"Nggak usah makan sayur terus! Jangan banyak tingkah, Win!" cubit Gulfie kecil, namun mampu membungkam Win padahal mukanya sama kusut parah seperti sang Papa.

"Nangislah, Papa kunciin di luar!" ucap Gulfie ketika mata Win mulai sebak.

"Udah-udah," sabar Mew mengelus putranya. "Sini sama Daddy yuk." Menarik piring Win. "Sayur itu enak kok, coba ya aaa ...," suap Mew dituruti Win patuh ngeri untuk betingkah.

"Nggak mau lagi, Dad," tolak Win suapan kedua mulai menitikkan air mata.

"Hmmph ..., anak inilah!" geram Gulfie semakin tinggi, mencubit Win hingga tangisan itu pecah.

"Tuhkan rewel, anak itu jangan sering di cubit, Gupi!" ucap Mew agak tinggi ketika Win meraung lari menuju kamarnya.

"Cubit dikit, Phi. Lagian Win tingkahnya nambah lah!"

"Iya jangan main tangan, bilang baik-baik gitu."

"Ow jadi Phi bilang Gupi kasar sama anak, nggak salah? Phi aja tangannya begitu ringan udah dua kali nampar Win, ini Gupi cuma cubit, itu pun ecek-ecek Phi bilang main tangan," protes Gulfie pergi begitu muak melihat suaminya.

"Hoikkk ...." Mew frustasi pasti ia salah ngomong lagi.

Gulfie menyusul bayi utamanya ke kamar yang sudah dipastikan anak manja itu merajuk padanya.

"Kalau nggak mau makan tidur!" ucap Gulfie ketika masuk melihat Win langsung membuang muka, masih kesal Gulfie memarahinya tadi.

"Sini, sayang Papa yang paling tampan," tarik Gulfie agar berhadapan dengan sang putra, sungguh ia menyesal tadi sudah terpancing dengan kerewelan Win. Di tangannya sekarang sudah membawa sepiring nasi baru dengan sayur tanpa kuah, Gulfie meredam amarahnya, dia tidak ingin melewatkan jam makan anaknya lagi, sejak kemarin Win begitu rewel hingga beberapa kali tidak makan dengan baik.

"Papa yang suapin ya, udah jangan kayak anak kecil lagi, Win itu udah besar, Nak. Aaa coba."

"Iya Papa marah-marah sama Win terus hiks ... hiks," rengeknya menyeka hidung mulai mapet.

Gulfie menarik satu tisu untuk menyeka ingus Win.

"Papa nggak akan marah jika Win nggak nakal, a lagi, ntar tengah malam lapar lagi loh."

Win akhirnya menghabiskan makanan tadi yang sempat tertunda, kemudian Gulfie dengan lembut mengusap punggung Win yang mulai mengantuk.

"Besok sekolah ya," ucap Gulfie mengusap rambut Win yang di balaskan gelengan cepat dari Win.

"Eh tadi udah libur, masa libur lagi?"

"Hmppph ...."

"Papa cubit nanti merengek lagi," ancam Gulfie dengan mata membesar pada Win yang mangut-mangut.

"Udah tidur pokoknya besok Win sekolah," lanjutnya mem-puk-puknya hingga mata indah itu mulai sayu dan kemudian akhirnya terlelap masuk ke dalam mimpi.

Sedikit Gulfie melihat pinggang putranya, ia melihat cubitannya tadi, membuat dirinya terpikir apalagi setelah Mew mengakatan Gulfie keseringan mencubit putranya. Untung saja tidak ada bekas di sana secara Gulfie mencubitnya hanya pelan, untuk menakut-nakuti Win saja.

Kening Win dikecup lembut oleh Gulfie, ia sangat bersyukur putranya tumbuh dengan baik meski kadang Win bersikap kekanak-kanakan, tapi begitu membuat Gulfie bahagia dengan Win di sisi mereka.

Pelan Gulfie melepaskan lilitan tangan Win di pinggangnya agar putra manja itu tidak terusik hingga benar-benar lepas. Sekali lagi inci setiap inci wajah Win diciumi Gulfie hangat begitu menyayangi bayi utama itu sebelum pergi.

Gulfie juga pelan membuka kamarnya, dengkuran lembut suaminya terlelap dengan selimut sedikit berantakan.

Gulfie berinjit menuju kamar mandi sedikit, merapikan sesuatu yang berantakan seperti sikat gigi dan odol yang terpisah di letak asal pasti ulah suaminya kemudian kembali dengan muka yang sudah segar setelah membasuh muka dan memasang sesuatu di mukanya untuk perawatan malam.

Gulfie pelan masuk ke dalam selimut agar suaminya tidak terusik, Mew terlihat lelah ketiduran lebih dulu karena Gulfie begitu lama di kamar Win, biasanya Mew menjemputnya sangat jarang tertidur lebih dulu sebelum mengeloni istrinya.

"Kalau lagi bobok gini suamiku begitu tampan," ucap Gulfie sekedar mengecup bibir suaminya lalu ia masuk ke dalam pelukan Mew untuk mencari kehangatan.

Cahaya yang terik mulai meruak dari balik jendela mengenai wajah tampan Gulfie yang terusik, ia mulai duduk dan seketika terbelalak setelah melihat jam dinding menujukan hampir jam sebelas siang.

Gulfie langsung berhamburan menuju kamar Win, sedang Mew, entah di mana suaminya sekarang.

"Astaga, Nak." Ketika bayi utama itu masih setia dengan tidurnya. "Ya ampun, bangun ah," tarik Gulfie kesal.

"Udah jam sebelas Win nggak sekolah hmm?" panggil Gulfie namun Win enggan membuka mata semakin meringkuk.

Gulfie menyerah di akhiri dengan penolakan Win intens di tambah sangat percuma jika Win berangkat sekarang.

Langkahnya kesal mencari teleponnya untuk memaki Mew jelas suaminya itu sudah bangun dan berangkat ke kantor tanpa pamit dengannya.

Ketika meraih ponsel di nakas tepat di sebelahnya telepon suaminya berdering menandakan yang punya masih di rumah ini.

"Woi di mana sih lu bangsat!" maki orang itu di seberang sana.

"Meeting kita gimana woi, semalam lu nggak kerja sekarang apa cerita nih, jangan gua terus jadi tumbal woi!" kesalnya.

"Hallo, Phi Tay, ini Gulfie."

"Astaga, aduh maaf, Nong. Phi pikir suamimu?"

"Phi Mew-nya sedang mandi, Phi," jelas Gulfie terdengar gemercik dari bilik kamar mandi pasti itu Mew.

"Apa suamimu hari ini tidak ke kantor, Nong?" tanya Tay merasa tidak enak tadi memaki Mew jelas itu adalah Bos-nya.

"Aduh, Phi. Kami ketiduran, apa hari ini ada meeting penting?" tanya Gulfie ikut sungkan Mew pasti menyusahkan Tay setiap hari.

"Nggak juga sih, Nong. Nggak papa kok santai aja, Phi bisa handle, maaf ya soal tadi."

"Iya, Phi. Maaf juga ya, pasti Phi Mew merepotkanmu terus."

Gulfie berjalan cepat menuju kamar mandi setelah mengakhiri percakapannya dengan Tay.

Klik! 

Pintu terkunci.

Klik klik klik klik ....

"Phi!" teriak Gulfie dari luar karena tumben-tumbenan suaminya mengunci pintu saat mandi.

"Phi ... Phi ... Phi ...," panggil Gulfie hingga pintu itu terbuka dan menyembul kepala Mew masih berbusa.

Gulfie memasuki ruang mandi itu dengan wajah kusut.

"Ngapain di dalam sih! Sampai pintunya di kunci segala?" ucap Gulfie curiga.

"Phi cuma ...."

"Cuma apa! Coli ya?" tuduhnya langsung melihat belalai Mew ereksi.

"Astaga! Phi nggak coli," kaget Mew dituduh begitu.

"Trus kenapa ini tegang! Dan pintu juga di kunci," ucap Gulfie menunjuk belalai suaminya.

"Ya ampun, Phi nggak sengaja aja ngunci, kan biasanya kalau kita mandi berdua juga di kunci, lagian coli apaan sih, ngapain Phi coli juga, ini tegang karena lihat Gupi, sayang," redam Mew melihat tampang Gulfie curiga.

"Phi nggak coli, sayang ...," melasnya lagi mengambil tangan Gulfie agar istri bawelnya itu percaya.

Gulfie menghempas tangan itu teringat sudah bangun tidak membangunkannya.

"Ya ampun, Phi. Nggak bangunin karena ketiduran juga," jelas Mew setelah mendapat makian kedua.

"Phi nggak bangunin Win karena percuma hampir jam sepuluh," sambungnya.

"Trus nggak papa gitu anaknya nggak sekolah, kemarin juga!"

"Udahlah biarin aja, kan sekali-kali Win bolos, lagian Win kan juga nggak enak badan karena halangan jadi biar ajalah dulu," ucap Mew melihat tampang Gulfie begitu ber api-api.

"Sayang jangan marah-marahlah, dari kemarin loh Phi kenak amuk terus," ucapnya ragu bisa-bisa istrinya ini tambah mengamuk.

Gulfie merenunginya, emang dari kemarin suasana hatinya begitu buruk dengan suaminya ini apalagi melihat tampang iba Mew, sekarang perasaan bersalah menyelimutinya.

"Gupi marah-marah ya?" ucap Gulfie setelah menghela nafas berat.

"Ennggak ... maksud Phi aaa ....," gugup Mew pasti kenak amuk lagi.

Gulfie mendekat memeluk Mew meski badan suaminya basah serta berbusa. "Maapin Gupi ya, Phi. Gupi nggak sadar marah-marah dari kemarin," ucapnya lembut menyandar di dada bidang itu.

"Sayang, ntar basah!" hindar Mew namun Gulfie semakin merapat laki-laki ini pasti merindukannya hingga dengan melihatnya saja belalai Mew sudah terjaga tadi.

Gulfie berpikir pasti Mew menginginkannya tapi segan untuk meminta karena mood Gulfie yang begitu buruk kemarin.

"Gupi juga ingin mandi, sayang. Mau mandi bersama?" tawar Gulfie dengan tatapan menggoda berinjit mencari bibir kesukaannya.

"Nakal ya," balas Mew melumat bibir yang di rindukannya dengan tangan aktif membantu Gulfie menanggalkan pakaiannya.

Setelah naked Mew mengangkat tubuh istrinya, duduk di dekat wastafel kemudian sebentar mengamati tubuh istrinya, memang sepertinya ada yang berbeda.
.
.
Sampai jumpa di SND berikut nya

Jangan lupa vote dan komen ya phi
🤗🤗🤗🤗🤗

Follow akun author ya 👍

SI NAKAL DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang