SND 21

2.8K 240 19
                                    

Hallo kembali lagi di bab yang baru sambungan dari mew's wife season 1.
Yang belum baca cus baca dulu biar nyambung ke bab ini.
.
.
.

🌈🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈🌈

"Daddy ..."

"Papa ...," panggil Win dari luar lumayan membisingkan mengusik tidur Mew dan Gulfie masih setia berpelukan setelah pergulatan mereka hampir sampai subuh.

Gulfie begitu enggan bangun merasakan hole-nya begitu perih. Namun Win tak sabaran di luar, perlahan melepaskan diri dari pagutan suaminya, langsung bangkit terkejut ketika melihat jam hampir menunjukkan jam sebelas siang.

"Astaga!" Gulfie menyambar kimononya, kemudian mengguncang tubuh Mew dengan keterlambatan mereka lalu ia bukakan pintu untuk bayi utama yang berteriak.

"Papa kok nggak bangunin Win, sih?" omel Win terlihat juga baru bangun.

"Makanya kalau tidur itu cepat," geram Gulfie kesal. "Nggak harus dibangunin Papa terus, ketiduran, 'kan!"

"Lah kok Win yang salah sih, Pa?" Menyapu pantatnya, lagi-lagi menjadi sasaran amukan Gulfie.

Win masih cemberut menanti sarapannya, sedang Mew tak henti-hentinya menertawakan anaknya yang kena marah .

"Senang kalian berdua?" ucap Gulfie sambil mengonseng masakannya. "Satu nggak sekolah satu nggak kerja, entah jadi apa keluarga ini, kalau nggak Gupi yang bangun duluan nggak ada yang bangun satu pun di antara kalian, Gupiiii semua," omelnya masih setia.

Win mendengarnya ikut nyengir di hadapan Mew seakan mengerti satu sama lain.

"Ini lagi punya anak bujang satu kerjanya main HP aja, nggak pernah bantu Papanya, hmmmph!" geram Gulfie lagi-lagi mencubit Win tiba-tiba.

"Papa kok Win lagi si yang di o-"

"Apa!" berbalik menatap Win tajam. "Melawan sama Papa?"

"Udah ssstttt." Gerak bibir Mew mengkode anaknya untuk diam saja, jangan pernah membantah Gulfie ketika ia sedang marah-marah begini.

"Kok sayurnya kecambah?" ucap Win seketika menyingkirkannya dari piring langsung membuat Gulfie lagi-lagi naik pitam.

"Win, Papa sudah susah-susah masak ya!" ucapnya seketika marah memelototi Win.

"Ya ampun salah lagi, iya, Pa ... Win makan ni, ammm, Papa Win yang can- eh tampan udah dong marah-marahnya, kan Win nggak salah apa-apa," ucap Win memelas, sejak tadi Gulfie marah-marah padanya. Gulfie tersadar, sejak tadi ia membuat putranya bersedih tanpa sadar.

"Udah yuk makan, sayang. Hmmm, masakan Papa selalu enak kan, Win?" potong Mew memecah suasana.

"Iya dong, Papa Win gitu loh," puji Win memamerkan senyuman yang sama seperti Mew.

Win begitu senang dengan keterlambatannya hari ini karena ia tidak perlu ke sekolah, dirinya di izinkan bolos karena tidak memungkinkan lagi Win berangkat, pasti diusir jika memasuki kelas jika datang terlambat.

***

"Phi makan siang yuk," panggil Gulfie memasuki ruang kerja suaminya.

"Iya, ini udah selesai kok," jawab Mew langsung memeluk Gulfie. "Win mana, sayang?" tanyanya membenamkan seluruh wajahnya di ceruk leher Gulfie.

"Win tadi pergi di jemput Thitiwat, tadi Phi lagi fokus jadi Win izinnya sama Gupi aja."

"Hmm, berarti cuma kita berdua ya, sayang?" tanya Mew sambil tersenyum menaik-turunkan alisnya.

"Phi, jangan aneh-aneh ya, yang semalam belum cukup memang?" Seakan mengerti apa yang di maksud suami mesumnya ini.

Mew menggeleng cepat. "Belum," ucapnya memasang tampang imut.

"Ya ampun, nggak ada ah," kesal Gulfie meninggalkan suaminya. "Mesum saja otaknya, ah!" omelnya lalu pergi.

SI NAKAL DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang