SND 44 ...

1.7K 251 70
                                    

Hallo kembali lagi di bab yang baru sambungan dari mew's wife season 1.
Yang belum baca cus baca dulu biar nyambung ke bab ini.
.
.
.

"Win

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Win ... Win ... sayang bangun yuk, udah jam delapan, Nak," panggil Gulfie lembut membangunkan Win yang tenang tampak bayi utama itu masih pulas dengan tidurnya.

"Eghhmmm ...," lenguh Win meregangkan otot. "Udah pagi ya, Pa?" tanyanya dengan muka sembab bangun tidur dan sudah biasa bagi Gulfie, apalagi kalau Win bangun tiba-tiba, selalu di sertai rengek kan yang memusingkan.

"Mandi gih, atau sarapan dulu?" tanya Gulfie namun pria kecilnya malah membenamkan diri di pelukan Gulfie untuk mencari kenyamanan.

"Pa, Win halangan ...."

"Cepat, Nak? Sudah berapa hari hm?" tanya Gulfie lembut membelai putranya itu semakin nyaman di dekapan dekapan hangatnya.

"Kemarin malam, Pa. Perut Win keram ...."

"Ya nggak papa kan, namanya datang bulan, setiap bulan pasti ada nyeri perutnya."

"Ya udah Win istirahat saja ya, libur saja sekolahnya."

"Nggak ada libur-libur," potong Mew memasuki kamar Win. "Jangan manja, Win. Seharusnya Win itu sudah terbiasa dengan hal ini, jangan menjadikan halangan sebagai alasan terus!"

"Ih siapa juga yang mau libur!" ucap Win kesal. "Win bukan anak manja ya." Mnyambar handuk menuju ruang mandinya.

"Gupi lagi! Anaknya dimanjain terus! Kalau kayak gitu terus kapan anak kita dewasanya," ucap Mew tertuju pada istrinya.

"Terserah, Phi!" jawab Gulfie agak ketus berlalu di depan suaminya dengan ekspresi kesal. "Nggak tau apa! Nyerinya halangan itu bagaimana!" gerutu Gulfie sambil berjalan.

Ketika menyiapkan keperluan suaminya, Gulfie melihat handphone suaminya, diatas nakas kamar, lagi-lagi rasa penasarannya itu membuatnya kembali memeriksa isi pesan bahkan riwayat panggilan suaminya.

Rasa curiga itu kian bertambah, kenapa suaminya menghapus seluruh chat dari rekan bisnisnya tersebut, meski riwayat panggilan lumayan sering, orang ini menghubungi Mew.

Gulfie menyalin NO telepon orang ini ke ponselnya kemudian meletakkan kembali handphone Mew di nakas, setelah mendengar suaminya memanggil-manggilnya dari luar.

"Kenapa, hm?"

"Liat amplop Phi yang warna merah nggak, sayang? Phi cari-cari di ruang kerja nggak nemu."

"Di ruang TV, semalam Gupi lihat Phi ngerjain berkas di sana!" ucapnya langsung membuat Mew seketika nyengir.

"Makanya kalau kerja itu jangan sambil nonton! Apa-apa nggak nemu!" Lagi-lagi ucap Gulfie lumayan ketus.

SI NAKAL DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang