4

192 36 1
                                    

Hari kedua, Changkyun dan Daniel masih bertukar peran. Ini semua karena Daniel masih terlalu takut untuk menghadapi Lee Jooheon dan Changkyun pun tidak ingin Jooheon melakukan sesuatu yang buruk pada Daniel.

Kalau Changkyun sih masih bisa melindungi dirinya sendiri, sedangkan Daniel? Anak itu sudah dipastikan tidak akan bisa melindungi dirinya sendiri karena selama ini Changkyun-lah yang selalu melindunginya dari apapun.

Changkyun turun dari mobil milik Daniel kemudian mengunci mobilnya setelah mengambil tasnya. Belum sampai pemuda manis itu memasuki gedung sekolah, bahunya tiba-tiba terasa berat karena seseorang dengan seenaknya melingkarkan tangannya pada bahu Changkyun.

"Heh!  Lo ngapain udah masuk sekolah?!" Changkyun otomatis berteriak saat ia melihat Jooheon menatapnya dengan wajah tidak berdosa.

"Gue bosen di rumah sakit sendirian. Lo sih gak mau nemenin gue."

"Ya tapi kan- Minggir dulu elah! Lo berat!" Changkyun berusaha menyingkiran tangan Jooheon namun tetap dengan hati-hati karena tidak ingin menyakiti Jooheon.

"Kenapa sih emang? Kesel banget kalo gue masuk sekolah?"

"Tuh tau." Dengus Changkyun kemudian melanjutkan langkahnya yang sengaja dipelankan karena ia tahu Jooheon pasti akan mengikutinya tapi tidak bisa berjalan terlalu cepat seperti biasanya.

"Gue beneran bosen sendirian di rumah sakit. Kalau gue masuk sekolah kan gue bisa gangguin lo."

Changkyun melirik sebal ke arah Jooheon. "Gak habis pikir gue sama lo. Seenggaknya sembuh dulu baru keluar dari rumah sakit. Bego."

"Cie~ khawatir ya??"

"Mana ada gue khawatir? Lo malah nyusahin gue ntar yang ada."

Keduanya kemudian melanjutkan langkah mereka menuju kelas masing-masing.

"Dah sana masuk." Ucap Changkyun ketika berhenti di depan kelas Jooheon. Bukan berniat untuk mengantarkan Jooheon, hanya saja kelas Changkyun memang letaknya lebih jauh dari kelas Jooheon.

"Makasih ya udah dianterin."

"Gue gak- hah~ astaga, sabar, sabar." Gerutu Changkyun sambil mengelus dada lalu berjalan meninggalkan Jooheon yang masih tersenyum tidak jelas di depan kelasnya.

***

Changkyun menatap jengah ke arah Jooheon yang terus mengikutinya hingga ke parkiran.

"Apaan sih?"

"Anterin gue pulang."

"Gak! Panggil aja sopir keluarga lo."

"Ijin sakit."

"Temen lo banyak kan."

"Udah pada pulang semua."

Changkyun melihat ke sekeliling parkiran mobil dan benar saja, hanya tersisa mobilnya disini. Ini semua karena tadi ia pergi ke perpustakaan dulu untuk meminjam buku. Yang Changkyun herankan adalah kenapa Jooheon tidak pulang saja dari tadi?

"Gue tadi habis ketemu sama pelatih basket makanya telat pulang." Jelas Jooheon tanpa diminta.

Akhirnya Changkyun menghela nafas pelan. "Ya udah ayo. Tapi awas aja ya lo minta macem-macem, gue turunin di tengah jalan mampus lo."

"Iya iya bawel. Cepet bukain pintunya, pegel nih gue."

Changkyun dengan dongkol membuka mobilnya sambil menggumam 'sabar' berulang-ulang sementara Jooheon tertawa senang di dalam hati sambil menaiki mobil Changkyun.

"Ini apaan?" Jooheon melihat gantungan yang terpasang di spion. 

"Foto gue pas kecil." Itu fotonya dengan Daniel. Untungnya saat itu foto mereka diambil sendiri-sendiri dengan pakaian berbeda jadi Jooheon tidak akan merasa curiga dengan jawaban yang diberikan Changkyun.

"Kecilnya gemesin gini. Gedenya galak kayak macan."

"Mau turun sekarang?"

"Bercanda doang, elah."

Changkyun mendengus, diam-diam menghela nafas lega di dalam hati karena Jooheon tidak bertanya lebih lanjut.

"Dimana rumah lo?"

Jooheon mengerutkan keningnya. "Lo bukannya pernah ke rumah gue ya?"

Mampus...

"Lupa." Jawab Changkyun berusaha menutupi kegugupannya.

"Oh... Masih muda udah pikun."

"Ngomong sekali lagi, turun aja lo udah sana."

"Iya, iya ampun. Rumah gue di perumahan X. Blok JK nomer 26."

Changkyun menganggukan kepalanya. Tapi, tunggu...

Perumahan X blok JK??

Bukankah itu perumahan tempat Changkyun tinggal?? Hanya berbeda beberapa blok dari rumahnya saja??

"Ngapain malah bengong sih?" Tegur Jooheon yang membuyarkan lamunan Changkyun.

"Gapapa."

Changkyun kemudian menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya. Di dalam hati, Changkyun terus meningatkan dirinya sendiri untuk memberitahu tentang hal ini pada Daniel agar keduanya dapat lebih berhati-hati -selama masa bertukar peran- meskipun di area perumahan mereka.

Switch (Jookyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang