Changkyun termenung di dalam mobil, memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk memberitahu Jooheon. Changkyun sudah memikirkan dari semalam sampai-sampai ia kekurangan tidur, namun pemuda manis itu sama sekali belum menemukan cara yang tepat untuk memberitahu Jooheon. Changkyun menghela nafas pelan ketika kepalanya berdenyut nyeri. Pemuda manis itu turun dari mobil dan berjalan menuju gedung sekolah Daniel setelah mengunci mobilnya. Tujuannya saat ini bukan ke kelas melainkan ke ruang kesehatan untuk meminta obat sakit kepala.
Setelah mendapatkan obatnya, petugas kesehatan pun menyuruh Changkyun untuk beristirahat karena wajahnya sangatlah pucat. Changkyun pun menurut dan menempati kasur yang berada di paling ujung.
"Saya keluar sebentar ya. Mau nyerahin surat ijin kamu. Nanti kalau belum membaik, mending pulang aja, istirahat di rumah."
"Iya pak. Makasih, maaf ngerepotin."
"Gapapa. Udah, kamu istirahat ya."
Changkyun mengangguk, memperhatikan petugas kesehatan yang berjalan keluar meninggalkan ruang kesehatan sebelum akhirnya memejamkan mata dan beberapa menit kemudian tertidur tanpa menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikannya.
***
Changkyun membuka matanya perlahan dan menghela nafas karena langsung dihadapkan oleh senyuman bodoh dari seorang Lee Jooheon.
"Lo ngapain disini?" Tanya Changkyun dengan suara seraknya.
"Tadinya mau tidur. Tapi kasur gue ada yang nempatin. Mau gue usir sih, tapi karena itu lo, ya udah."
Changkyun berdecak pelan kemudian bersusah payah untuk duduk. Kepalanya sudah tidak sesakit tadi hanya saja tubuhnya lemas karena ia sama sekali belum makan dari tadi malam.
"Sekarang jam berapa?"
"Udah jam istirahat pertama."
Changkyun menganggukan kepalanya. Cukup lama juga ia tertidur.
"Mau kemana?" Tanya Jooheon ketika Changkyun menurunkan kakinya dari kasur.
"Mau ke kantin. Laper."
"Gue udah beliin lo makanan."
Changkyun semakin heran ketika Jooheon dengan telaten membuka bungkusan makanan yang dibelinya kemudian menyodorkannya pada Changkyun lengkap dengan peralatan makannya.
"Makan sendiri. Atau lo pengen gue suapin?" Tanya Jooheon ketika Changkyun hanya diam menatap makanan di tangannya.
Changkyun mendengus kecil sebelum mengambil makanan itu dari tangan Jooheon. "Thanks.
"Sama-sama."
Keduanya kemudian makan dalam keheningan. Sesekali Changkyun akan melirik ke arah Jooheon yang memakan makanannya dengan tenang.
"Ngapain ngelirik gue terus? Udah naksir sama gue?" Tanya Jooheon tiba-tiba yang membuat Changkyun tersedak makanannya dan terbatuk hingga wajahnya memerah. Jooheon pun buru-buru meletakkan makanannya dan mengambilkan minuman untuk Changkyun.
"Makanya kalau makan jangan sambil ngelirik gue."
"Enak aja!" Balas Changkyun galak setelah batuknya mereda. "Gue gak ngelirik lo."
"Terus ngelirik apaan?"
"Itu..." Mata Changkyun bergerak gelisah. "Gue ngelirik makanan lo! Iya ke makanan lo!"
Jooheon mendengus kemudian tertawa geli. "Makanan gue sama punya lo itu sama."
"Ugh!" Changkyun menggeram pelan. "Keliatan enak punya lo daripada punya gue!"
Tawa Jooheon semakin meledak membuat Changkyun semakin malu dengan alasannya yang sama sekali tidak masuk akal.
Sialan! Rutuk Changkyun dalam hati.
"Mau tuker?" Tanya Jooheon setelah berhasil meredakan tawanya.
"Gak usah!" Jawab Changkyun dengan ketus demi menutupi rasa malunya kemudian melanjutkan makannya dengan suapan-suapan besar yang membuat pipinya menggembung seperti tupai membuat Jooheon harus mati-matian menahan diri untuk tidak mencubit kedua pipi yang menggemaskan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch (Jookyun)
Short Storyini semua karena permintaan adik kembarnya yang aneh tapi nyata.