"Gue liat nama Daniel Im disana."
Changkyun memiringkan kepalanya sambil mengerutkan kening. "Oh, jadi bocah gendut itu lo?" Ucap Changkyun setelah mengingat kejadian yang sudah samar di ingatannya. Changkyun ingat, saat itu memang tasnya tertukar dengan milik Daniel karena mereka memiliki tas yang sama persis. Sejak saat itulah keduanya mulai membedakan barang-barang mereka karena tidak ingin kejadian itu terulang lagi.
Jooheon pun mengangguk. "Iya, itu gue. Bocah gendut yang nangis di ayunan karena kacamatanya rusak. Bocah gendut yang lo bantuin benerin kacamatanya dan terakhir lo kasih permen bekas lo."
"Y-ya itu karena gue udah enggak punya permen lagi! Dan gue kasihan sama lo karena lo abis nangis!"
Changkyun yang salah tingkah seperti ini pun membuat Jooheon terkekeh pelan kemudian mencubit pelan kedua pipi Changkyun. "Iya, iya. Enggak usah merah gitu pipinya."
"Ish!" Changkyun menepis tangan Jooheon kemudian mengusap kedua pipinya. "Nyebelin."
"Iya, maaf, maaf." Jooheon pun menggantikan tangan Changkyun untuk mengusap pipi pemuda manis itu. "Abisnya lo gemesin sih."
"Gue pukul ya kalo lo sekali lagi bilang gue gemesin!" Ucap Changkyun tapi dengan pipi yang semakin memerah.
"Iya deh iya." Jooheon mengusap puncak kepala Changkyun dengan lembut. "Maaf, karena butuh waktu yang lama buat gue ngenalin lo. Awalnya gue pikir emang Daniel orangnya. Tapi makin kesini, gue makin yakin kalau anak kecil yang nolongin gue waktu itu ya lo. Gue yakin, kalau waktu itu bener Daniel yang lewat, pasti dia gak bakal berani nyamperin gue."
Changkyun mengangguk, membenarkan ucapan Jooheon. "Iya juga sih."
"Jadi gimana?"
"Huh?" Changkyun mengangkat wajahnya dan menatap Jooheon dengan bingung. "Gimana apanya?"
"Hadiah ulang tahun gue."
Changkyun terdiam, mengerjapkan matanya berulang kali. "Serius?"
"Iya lah, masa bercanda. Jadi gimana?" Desak Jooheon. "Kalo lo enggak mau, gue loncat nih."
"Hush!" Changkyun pun memukul bibir Jooheon. "Mulutnya ih! Enggak boleh ngomong kayak gitu!"
"Kenapa?" Jooheon menatap Changkyun dalam kemudian tersenyum miring. "Khawatir ya sama gue?"
"Ya iya-" Changkyun membulatkan matanya kemudian menutup mulutnya yang mana membuat Jooheon tertawa keras.
"Ututu~ senengnya gue dikhawatirin sama pacar gue." Goda Jooheon sambil mencubit pelan ujung hidung Changkyun.
"S-siapa yang pacar lo?? Lagian gue bukan khawatir! G-gue..." Changkyun kembali bungkam saat tiba-tiba Jooheon memajukan wajahnya hingga hanya berjarak 3 centi dari wajah Changkyun.
"Jadi pacar gue ya?"
Changkyun mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum akhirnya menganggukan kepalanya pelan yang berhasil membuat Jooheon tersenyum lebar kemudian menarik tubuh yang lebih mungil ke dalam dekapannya dan memeluknya dengan erat.
"Makasih. Gue sayang banget sama lo." Ucap Jooheon yang membuat Changkyun perlahan-lahan membalas pelukan Jooheon dan membenamkan wajahnya yang memerah di dada Jooheon.
"Gue juga." Lirih Changkyun yang membuat Jooheon semakin mengeratkan pelukannya.
"Gue harus makasih sama Daniel. Kalo dia enggak minta kalian buat tukeran peran, gue enggak bakal nyadar kalo selama ini gue salah orang. Gue bakal tetep mikir kalau Daniel itu orang yang gue suka waktu kecil, cuma sifatnya aja yang berubah."
"Huh?" Changkyun tiba-tiba memundurkan tubuhnya dan menatap sengit ke arah Jooheon. "Tapi lo jahat sama Niel! Lo bully dia kan habis dia nolak lo?? Gara-gara itu Niel sampe minta tukeran sama gue!"
"Untuk yang satu itu juga gue minta maaf. Gue kekanakan waktu itu, makanya gue lampiasin dengan cara kayak gitu."
Changkyun terdiam menatap Jooheon yang sedang menatapnya dengan tulus, namun detik berikutnya Jooheon berteriak kesakitan karena Changkyun tiba-tiba menarik telinga kanannya.
"Aw! Yang, sakit ih!"
"Hahh~" Changkyun menghela nafas pelan lalu berganti mengusap telinga Jooheon yang memerah karenanya. "Nanti minta maafnya sama Daniel. Terus enggak boleh kayak gitu lagi, ngerti?"
Jooheon tersenyum lebar dan mengangguk kuat. "Siap komandan!"
Mendengar jawaban Jooheon membuat Changkyun tertawa pelan kemudian kembali membenamkan wajahnya di dada Jooheon sebelum akhirnya menyadari sesuatu.
"Jooheon! Ayo ke kelas! Istirahatnya udah abis!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch (Jookyun)
Short Storyini semua karena permintaan adik kembarnya yang aneh tapi nyata.