14

220 42 3
                                    

"Dino!"

Dino menoleh dan tersenyum lebar sambil membalas lambaian tangan pemuda manis yang sedang berlari ke arahnya.

"Tum-" Dino sedikit terkejut ketika pemuda manis itu langsung memeluknya dengan erat. "Daniel ya?" Bisik Dino yang dijawab dengan anggukan oleh Daniel.

"Hehehe~ Kok tahu??"

"Ya kalo Changkyun mana pernah teriak-teriak gitu di koridor coba?" Jawab Dino sambil mengacak surai Daniel dengan gemas. "Kok udah tukeran?"

"Heum... Kak Kyun ada pelatihan lomba 5 hari soalnya. Jadinya balik dulu." Daniel kemudian melepas pelukannya dan beralih mencubit pipi Dino. "Kangen sekolah sama Dino!"

Dino pun hanya tersenyum kemudian balas mencubit kedua pipi Daniel pelan. "Ya udah ayo ke kelas. Udah sarapan kan?"

Daniel mengangguk dengan semangat. "Udah kok! Tadi pagi sarapan sama kak Kyun! Oh iya! Dino bisa nginep rumah gak? Soalnya kak Kyun pelatihannya nginep, Danny sendirian di rumah." Tanya Daniel sambil memasang wajah memelas.

"Iya, iya. Changkyun tadi juga udah telpon kok. Ntar pulang sekolah ke rumah dulu, ambil baju."

"Okay~ Makasih Dino~"

"Iya, sama-sama Danny."



***



Jooheon menatap serius ke arah ponselnya. Pemuda Lee itu sudah mengirimkan pesan kepada Changkyun namun sama sekali belum mendapat balasan dari pemuda manis itu padahal sudah terlewat 3 jam dari pesannya terkirim.

"Emang pelatihan lomba sesibuk itu ya?" Gumam Jooheon sambil terus memperhatikan ponselnya. Jooheon bahkan tidak bergerak sedikitpun ketika pintu kamarnya diketuk.

"Masuk aja." Jawab Jooheon sekenanya.

"Kak."

Jooheon mendengus pelan kemudian beralih menoleh ke arah pintu kamarnya. "Ngapain berdiri aja disitu? Masuk sini."

Sosok tinggi itu mengangguk kikuk kemudian memasuki kamar milik Jooheon dan berdiri dengan canggung.

"Duduk aja. Biasanya juga lo masuk kamar gue main nyelonong aja." Ucap Jooheon.

"Gue mau minta maaf kak." Pemuda tinggi itu menundukkan kepalanya. "Gue salah karena gue langsung main pukul waktu itu, padahal perjodohan itu juga bukan mau lo."

Jooheon menghela nafas pelan. "Gapapa. Gue tahu lo emosi waktu itu."

"Gue bener-bener minta maaf ya kak."

"Iya Hyunbin, iyaaa. Justru sebenernya gue yang harus makasih sama lo."

Sosok bernama Hyunbin itu sontak mengangkat kepalanya dan menatap Jooheon tidak mengerti. "Kok bisa kak?"

"Ya karena lo mukul gue waktu itu, gue jadi bisa diobatin sama kesayangan." Jooheon tersenyum, kembali mengingat saat Changkyun mengobati lukanya beberapa waktu yang lalu.

"Lo punya pacar kak? Dih! Kok gak cerita sih??"

"Belum jadi pacar gue kok."

"Oooo~ cinta bertepuk sebelah tangan nih?"

"Sembarangan aja kalo ngomong."

Hyunbin tertawa, bersyukur karena hubungannya dengan kakak tirinya itu sudah membaik sekarang. Usai kejadian perjodohan itu, hubungan keduanya sempat merenggang. Hyunbin marah, tentu saja karena yang akan dijodohkan dengan Jooheon adalah kekasihnya. Karena emosi, Hyunbin tidak bisa berpikir jernih dan berakhir memukuli Jooheon dan baru berhenti setelah dibentak oleh sang ayah.

"Papa mana tahu sih kalau Minhyun itu pacar kamu. Kamu juga gak pernah bawa Minhyun ke rumah buat dikenalin."

Hyunbin saat itu hanya bisa menundukkan kepalanya. "Maaf pa."

Tuan Lee menghela nafas pelan. "Ya udah, Nanti papa bicara sama papanya Minhyun. Kamu juga, minta maaf sama kakakmu sana."

"Iya pa."

Setelahnya, Hyunbin berusaha mengumpulkan keberanian untuk meminta maaf kepada Jooheon dan syukurlah bahwa Jooheon tidak marah kepadanya.

"Gue penasaran kak. Yang mana orangnya?"

"Bentar." Jooheon mengambil ponselnya kemudian mencari beberapa foto Changkyun yang diambilnya secara diam-diam. "Nih."

"Loh? Gue tau dia kak. Tapi lupa namanya."

"Serius??"

Hyunbin mengangguk. "Dia kan pemenang olimpiade kemarin. Yang Minhyun juara dua itu. Lumayan deket juga kok sama Minhyun. Ini juga Minhyun lagi ikut pelatihan bareng dia." Hyunbin mengambil ponselnya dari kantung celana kemudian membuka chatnya dengan Minhyun untuk membuka foto yang tadi sempat dikirimkan oleh kekasihnya itu lalu menunjukkannya pada Jooheon.

"Dia kan?"

Jooheon segera mengambil ponsel Hyunbin lalu mengangguk semangat. "Iya ini! Mereka pelatihan dimana??"

"Lo mau nyusulin kak?"

Jooheon mengangguk dengan semangat untuk kedua kalinya membuat Hyunbin tersenyum lebar.

"Gue ikut ya?? Lumayan kan, lo nyusulin gebetan lo, gue nyusulin Minhyun."

"Buruan lah!"

"Siap kak!"

Switch (Jookyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang