"Kak, udah dong jangan lesu gitu."
Hyunbin tidak tega melihat Jooheon yang terus saja murung sejak tadi. Bahkan pesta ulang tahun kecil-kecilan yang diadakan pun tidak mampu membuat Jooheon tersenyum sedikitpun. Jooheon bahkan langsung mengurung diri di kamarnya, mengabaikan panggilan dari papa dan juga mama tirinya, mendiamkan Hyunbin yang menyusulnya.
"Gue cuma pengen dia ada di hari ulang tahun gue." Jooheon menatap ponselnya yang menampilkan ruang chat-nya dengan Changkyun.
"Mungkin dia ada urusan penting kak." Hyunbin kemudian menepuk pelan pundak Jooheon. "Turun yuk? Papa sama mama nungguin di bawah."
Jooheon menoleh dan seketika merasa bersalah pada keluarganya. "Sorry. Enggak seharusnya gue kekanakan kayak gini."
Hyunbin melebarkan senyumannya. "Gapapa kak."
Hyunbin pun akhirnya berhasil mengajak Jooheon kembali ke ruang makan dimana ada papa dan mama mereka beserta Minhyun yang masih menunggunya. Jooheon pun langsung bergegas memeluk papa dan mamanya bergantian sambil menggumamkan maaf berkali-kali.
"Gapapa sayang. Udah ya? Kamu kan lagi ulang tahun, masa sedih-sedihan gini sih?" Ucap sang mama sambil mengusap pipi Jooheon.
Jooheon sedikit banyak merasa sangat bersyukur. Meskipun bukan mama kandungnya, tapi nyonya Kwon sangat menyayanginya layaknya putra kandungnya. Nyonya Kwon juga tidak membeda-bedakan dirinya dengan Hyunbin. Begitu pula sebaliknya dengan tuan Lee yang juga menyayangi Hyunbin seperti putra kandungnya sendiri.
Akhirnya Jooheon bisa sedikit tersenyum dan menikmati makan malam dengan keluarganya, meskipun ia merasa ada yang kurang fi malam ulang tahunnya.
Dan itu adalah Im Changkyun.
***
"Masih belum mau pulang? Daniel terus-terusan nyariin lo."
"Lo balik aja duluan. Bilangin kalau gue baik-baik aja, sekalian lo temenin Daniel."
"Lo balik sama gue."
"Dino apaan sih?? Gue masih mau disini!"
Ya, Dino lah orang yang menyusul Changkyun ke pantai. Sebenarnya tadi Dino datang bersama Daniel untuk menonton perlombaan Changkyun, maka dari itu Dino segera mengikuti Changkyun yang terlihat terburu-buru pergi meninggalkan tempat lomba dan meminta dari Daniel untuk pulang dan menunggu kabar darinya di rumah.
"Iya tapi sampe kapan?? Apa lo tahu kalau Daniel khawatir sama lo?? Dia sering nangis ke gue karena ngerasa lo berubah dan nyembunyiin sesuatu!"
Changkyun menatap Dino dengan sendu. "Serius?"
Dino mengangguk kemudian merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya yang bergetar, menampilkan nama Daniel di sana. "Nih, Daniel nelpon lagi."
Dino menjawab panggilan dari Daniel dan mengaktifkan speaker ponselnya agar Changkyun juga dapat mendengar percakapannya dengan Daniel.
"Dino! Gimana? Kak Kyun udah ketemu??"
"Ini lagi nyari. Udah makan belom? Udah malem lho."
"Hiks... Enggak mau makan kalau kak Kyun belum ketemu!"
Dino menatap Changkyun sambil mengangkat satu alisnya seolah berkata bener kan apa yang gue bilang?
Changkyun menghela nafas pelan kemudian mendekatkan bibirnya ke arah ponsel Dino.
"Niel makan ya."
"KAK KYUN?? Hiks... Kakak dimana?? Kenapa hape kakak enggak aktif??"
"Abis gini kakak pulang kok. Kamu makan dulu ya? Udah malem."
"Huhu~ enggak mau! Maunya makan sama kak Kyun!"
"Ya udah, kakak pulang nih. Mau dibeliin apa?"
"Mau kak Kyun!!"
Changkyun tertawa kecil mendengar jawaban sang adik. "Iya, iya. Nanti makan sama kakak ya."
"Eung! Kakak ati-ati ya pulangnya! Dino juga! Mampir ke rumah ya! Kita makan bareng bertiga!"
"Iya nanti mampir deh." Jawab Dino sambil terkekeh pelan.
"Iyaaa~ ati-ati yaa~"
Setelah panggilan terputus, Changkyun menatap Dino kemudian tersenyum tulus. "Makasih ya."
"Iya sama-sama. Ayo pulang. Lo jalan duluan, gue di belakang lo."
Changkyun mengangguk kemudian berjalan lebih dulu menuju mobilnya, diikuti oleh Dino di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch (Jookyun)
Short Storyini semua karena permintaan adik kembarnya yang aneh tapi nyata.