9

171 37 2
                                    

"Lee Jooheon! Gue mau ngomong!"

"Harus sekarang?"

"Iya!"

"Tapi-"

"Penting!"

Jooheon menghela nafas pelan. "Sepenting apapun itu, apa iya harus diomongin di toilet?"

Changkyun yang menyadari bahwa kini mereka berdua berada di dalam toilet pun merasa malu seketika. "Ugh! P-pulang sekolah gue tungguin di parkiran!"

Setelah mengatakan itu, Changkyun bergegas meninggalkan toilet dengan wajah memerah karena malu sementara Jooheon tertawa lepas di dalam toilet melihat tingkah Changkyun yang menggemaskan itu.

***

Sepulang sekolah, Changkyun sudah menunggu di dalam mobilnya. Kebetulan hari ini mobilnya terparkir di sebelah mobil Jooheon jadi pemuda manis itu tidak perlu repot-repot menunggu di luar. Setelah melihat Jooheon yang kini berjalan ke arah mobilnya, Changkyun segera turun dan menghadang pemuda itu.

"Mau ngomong apa?" Tanya Jooheon tanpa basa-basi.

"Eum..." Changkyun melihat ke sekeliling. Masih banyak murid yang berkeliaran di parkiran dan pemuda manis itu memutuskan untuk membawa Jooheon ke tempat yang lebih sepi.

"Naik mobil gue aja." Tawar Changkyun yang disetujui oleh Jooheon.

"Ya udah bentar. Gue suruh supir gue buat ambil mobil dulu. Lo tunggu aja di dalem mobil biar gak kepanasan."

Jooheon benar, matahari sedang bersinar dengan teriknya dan cuaca benar-benar panas. Changkyun pun mengangguk dan menunggu di dalam mobil sementara Jooheon terlihat sedang menelpon. Setelah selesai menelpon, Jooheon terlihat berjalan ke arah pos satpam untuk menitipkan kunci mobilnya dan juga berpesan bahwa mobilnya nanti akan diambil oleh supirnya, barulah pemuda itu bergegas kembali ke arah mobil Changkyun dan membuka pintu bagian pengemudi.

"Ngapain?" Tanya Changkyun dengan kening berkerut heran.

"Ya gue yang nyetir lah cakep. Ya kali gue mau lo setirin."

"Tapi yang kemarin juga gue nyetirin lo kok!"

"Beda situasi. Pas itu gue lagi gak bisa nyetir. Sekarang gue sehat dan bisa nyetir. Jadi mending lo pindah duduk sendiri atau mau gue gendong?"

Changkyun mendengus kemudian turun dari mobil dan dengan sengaja mendorong Jooheon karena kesal. Pemuda manis itu pun berpindah duduk di kursi penumpang kemudian melipat tangan di depan dada dengan bibir mengerucut sebal sementara Jooheon menduduki bangku pengemudi lalu memakai sabuk pengamannya.

"Pake sabuk pengaman sana. Gue gak mau makein kayak di drama-drama asal lo tau."

Changkyun pun memakai sabuk pengamannya sambil menggerutu pelan.

"Udah!"

Jooheon tertawa kecil kemudian menjalankan mobil.

"Lo mau ngomong dimana?" Tanya Jooheon setelah mobil putih itu meninggalkan area sekolah.

"Makanya kan enak gue aja yang nyetir." Sungut Changkyun.

"Berisik. Gue nanya apa, jawabnya apa."

"Ish! Di taman yang waktu itu aja!"

Jooheon mengangguk paham dan melaju menuju taman yang Changkyun maksud. Setelah beberapa waktu, keduanya sampai di taman dan Changkyun langsung melepas sabuk pengamannya untuk turun dari mobil, berjalan ke salah satu bangku kosong disusul oleh Jooheon.

"Jadi... Mau ngomong apaan?"

Changkyun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Sebelumnya gue minta ma-"

"Bentar, bentar."

Changkyun menatap kesal ke arah Jooheon yang memotong perkataannya.

"Apa sih?! Gue mau ngomong!"

"Iya bentar. Gue duluan deh yang ngomong."

Changkyun mendengus kemudian membiarkan Jooheon untuk melanjutkan perkataannya.

"Gue masih suka sama lo."

DEG!

Changkyun terdiam dengan tatapan yang menatap lurus ke arah wajah serius Jooheon.

"Tapi gue-"

"Bentar. Gue selesaiin dulu boleh kan?"

Mendengar nada lembut Jooheon membuat Changkyun kembali terdiam lalu mengangguk pelan.

"Gue udah suka sama lo sejak penerimaan murid baru. Cuma gue terlalu pengecut untuk langsung bilang ke lo dan gue baru berani bilang pas kemarin itu. Gue akuin, kemarin cara gue nembak itu emang gak proper banget. Dan sikap gue setelahnya juga, gue akui itu jahat banget ke lo, gue minta maaf untuk itu. Makanya sekarang gue mau bilang lagi ke lo kalau gue masih dan akan selalu suka sama lo."

Changkyun menghela nafas pelan kemudian menundukkan kepalanya.

"Lo suka sama Daniel."

"Ya, gue suka sama l-"

"Dan gue bukan Daniel."

Switch (Jookyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang