19

160 32 1
                                    

Changkyun sedang membereskan buku-bukunya ketika Daniel membuka pintu kamarnya dan langsung masuk dengan wajah pucatnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Changkyun yang tentu saja cemas melihat kondisi adik kembarnya.

"Badan Niel lemes kak~ hari ini ada ulangan." Jelas sang adik sambil memeluk Changkyun. Changkyun pun lantas menempelkan punggung tangannya di kening Daniel dan menghela nafas pelan.

"Badan kamu panas gini." Gumam Changkyun sambil mengusap punggung Daniel. "Kamu istirahat aja. Kakak yang masuk sekolah kamu. Lagian kakak hari ini enggak ngapa-ngapain kok di sekolah."

Ya, memang setelah setiap lomba, Changkyun akan mendapat dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan belajar selama tiga hari, hanya saja Changkyun memutuskan untuk masuk sekilah daripada berdiam diri di rumah.

"Beneran gakpapa kak?"

"Iya gakpapa. Kakak cuma mau kamu cepet sembuh pokoknya."

Daniel mengangguk pelan. "Niel tidur di kamar kakak boleh ya?"

Changkyun mengangguk kemudian membantu Daniel untuk berbaring di atas kasurnya, tidak lupa Changkyun juga menyelimuti tubuh adiknya lalu menyalakan pendingin ruangan dan menaikkan suhunya agar Daniel tidak merasa kedinginan.

"Ntar pulang sekolah mau dibawain apa?" Tanya Changkyun sambil membenarkan tas ransel yang menggantung di sisi bahunya.

"Mau kak Kyun~"

Jawaban Daniel membuat Changkyun tertawa pelan kemudian mengusak surai Daniel dengan gemas.

"Ya udah, kakak berangkat dulu ya? Kamu istirahat, kalau butuh apa-apa, telpon kakak."

"Hngg~ dah kakak~"



***



Entahlah ini sebuah keberuntungan atau bukan, nyatanya guru yang memberikan ulangan mendadak tidak masuk hari ini dan otomatis ulangannya pun dibatalkan. Changkyun menghela nafas pelan kemudian mengirimkan pesan kepada Daniel, memberitahukan bahwa ulangannya diundur setelah itu kembali menyimpan ponselnya di laci meja.

"Danny lagi sakit?"

"Astaga!" 

Changkyun menoleh dan terkejut mendapati Dino yang sudah duduk di sampingnya. "Kok udah balik?" Tanya Changkyun sambil mengangkat sebelah alisnya. Ini jam istirahat dan tadi Dino berpamitan ke kantin tapi sudah kembali lagi ke kelas sebelum 10 menit.

"Nih." Dino mengangkat bungkusan di tangannya. "Gue tahu lo pasti gak mau ke kantin. Makanya gue bungkus aja makanannya."

"Oh~ Thanks ya." Ucap Changkyun menganggukan kepala sambil menerima makanan yang Dino belikan. Changkyun memang tidak ingin keluar kelas karena ia tidak mau bertemu dengan Jooheon untuk saat ini. Namun baru saja Changkyun hendak membuka bungkusan makanannya, tangganya tiba-tiba digenggam dengan erat dan pelakunya adalah Jooheon.

"Lepasin."

"Ikut gue."

"Enggak mau."

"Lo-" Ucapan Jooheon terpotong ketika Dino langsung bangkit berdiri dan melepaskan genggaman Jooheon pada tangan Changkyun.

"Dia udah bilang enggak mau kan? Jangan maksa."

Jooheon menatap Dino dengan tatapan tidak suka. "Lo gak usah ikut campur. Urusan gue sama dia, bukan sama lo."

Dino menatap Jooheon dengan jengah. "Sesekali tahan ego lo. Jangan seenaknya sendiri."

"Sekali lagi gue bilang, jangan ikut campur urusan gue sama dia, Dino Lee."

"Lee Jooheon, lo-"

"Berisik kalian."

Changkyun tiba-tiba bangkit berdiri kemudian menatap Jooheon dengan datar. "Lo mau ngomong dimana?"

Jooheon pun menatap Changkyun kemudian melirik ke arah Dino dan tersenyum penuh kemenangan. "Yang pasti di tempat yang gak ada dia." Ucap Jooheon sambil menunjuk ke arah Dino.

Changkyun pun menghela nafas pelan. "Ya udah, ayo."

"Lo yakin?" Dino menggenggam tangan Changkyun sebelum pemuda manis itu melanjutkan langkahnya. 

Changkyun menoleh ke arah Dino kemudian tersenyum kecil. "Iya. Lagipula urusan gue sama dia emang harus di selesaiin kan?"

Dino menghela nafas pelan kemudian dengan perlahan melepaskan genggamannya, membiarkan Changkyun berjalan menyusul Jooheon yang sudah menunggu di dekat pintu ruang kelas mereka.

Switch (Jookyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang