"Mau ngomong apa?" Ucap Changkyun sambil melipat kedua tangannya di depan dada begitu mereka berdua menginjakkan kaki di atap sekolah.
Jooheon hanya diam sambil menatap lekat ke arah Changkyun, membuat pemuda manis itu menjadi sedikit salah tingkah.
"Kalau enggak ada yang mau diomongin-"
Ucapan Changkyun terputus begitu saja kala pemuda manis itu merasakan sebuah pelukan hangat yang membuat kedua tangannya terkulai lemah di samping tubunya.
"Gue kangen sama lo." Bisik Jooheon tepat di samping telinga Changkyun. "Gue nunggu lo waktu itu. Tapi lo sama sekali enggak dateng."
Changkyun menghela nafas pelan. "Gue-"
"Itu hari ulang tahun gue, kalau lo mau tahu."
Changkyun kembali terdiam, merasa bersalah kepada pemuda yang sedang memeluknya saat ini. "Sorry."
Jooheon tersenyum kecil kemudian mengeratkan pelukannya. "Gakpapa, yang penting sekarang lo disini."
"Happy birthday." Gumam Changkyun yang membuat Jooheon melebarkan senyumnya.
"Lo enggak mau kasih gue hadiah?"
Changkyun mengerutkan keningnya kemudian memundurkan tubuhnya dan menatap Jooheon dengan alis menukik tajam. "Lo minta hadiah?"
Jooheon mengangguk.
"Mau minta apa?"
Jooheon beralih memegang kedua pundak Changkyun. "Gue mau lo."
"Huh?"
"Gue mau lo jadi pacar gue."
Changkyun mendengus pelan. "Jangan bercanda. Emang lo sadar siapa yang berdiri di depan lo sekarang ini?"
Jooheon mengangguk mantap. "Im Changkyun kan?"
Changkyun mengerjapkan matanya bingung lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak. Lo kan sukanya sama Daniel."
"Gue sukanya sama Im Changkyun." Balas Jooheon. "Sorry karena gue salah ngenalin orang, tapi gue sukanya sama Im Changkyun."
"M-maksudnya?"
"Gue nyatain perasaan gue ke Daniel karena awalnya gue ngira Daniel itu lo, cowok manis yang bikin gue jatuh hati."
Flashback...
Seorang anak kecil berusia 7 tahun itu sedang duduk di sebuah ayunan dengan kepala tertunduk, menatap kacamatanya yang sudah patah menjadi dua dan lensanya yang retak.
Salahkan karena dirinya terlalu pendiam dan lemah hingga membuat teman sebayanya membully-nya tanpa ada perlawanan yang berarti.
"Kenapa nangis??"
Anak kecil itu pun mengangkat kepalanya dan dihadapkan pada anak kecil seusianya yang menatapnya dengan kepala dimiringkan dan mulut yang sibuk mengulum permen lollipop.
"I-ini..." Anak kecil yang duduk di ayunan pun mengangkat kedua tangannya, menunjukkan kacamatanya yang rusak. "K-kacamata aku rusak."
"Hmm..." Anak kecil dengan permen lollipop di mulutnya itu pun segera duduk di atas tanah lalu membuka tas ransel yang dibawanya. "Tadi aku abis bikin prakarya." Ucapnya kemudian mengeluarkan sebuah selotip bergambar dari dalam tempat pensilnya.
"Siniin kacamata kamu!" Tangan mungil itu terulur dan detik berikutnya kacamata yang sudah patah menjadi dua itu kini telah berpindah tangan.
Saat anak kecil dengan tubuh yang lebih mungil sibuk membenarkan kacamata, yang lainnya malah sibuk memperhatikan sambil tersenyum kecil, melihat kesana kemari hingga akhirnya menemukan apa yang dicarinya.
Flashback end...
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch (Jookyun)
Short Storyini semua karena permintaan adik kembarnya yang aneh tapi nyata.