Mau lo cari sampe mampus juga kebahagiaan itu ga akan ketemu, bahagia itu ga akan ada kalo kita ga nyiptain definisi bahagia itu sendiri. Contohnya kayak liat temen lo jatuh terus kena eek ayam:) - Haniel Abraham
🐻🐻🐻🐻
"Gara-gara Haniel sepatu gua nyangkut di pohon rambutan belakang sekolah."
Alena memejamkan matanya sejenak, menahan emosi yang kapan saja bisa meledak. Kegiatan membacanya lagi-lagi terganggu dengan aduan-aduan para korban kejahilan Haniel.
"Hubungannya sama gua apa Siti?" tanya Alena mencoba bersabar meski kenyataannya stok kesabaran Alena sudah diambang batas. Siswi bernama Siti Maisaroh itu kembang kempis menahan rasa kesal "lo kan bestinya Lena! Suruh tanggung jawab kek. Masalahnya nanti gua pulangnya gimana?!" kata siti merasa frustrasi.
"Kenapa nggak langsung ngomong sama orangnya aja? Kenapa semua korban Haniel ngadu sama gua hah?!" ucap Alena di akhiri dengan teriakan yang membuat Siti dan dan siswa lainnya yang sedang berada di kelas terlonjak kaget.
"O--orang--n-nya-u-udah-ka--kabur--duluan," jawab Siti takut. Kenapa giliran dia yang mengadu Alena malah ngamuk?
"Kenapa nggak kejar lo tuh demit?! Kenapa semua malah nyari gua yang nggak ada sangkut pautnya?! Gua bukan emaknya Haniel!! Jadi stop ngadu-ngadu ke gua!" teriak Alena dengan mata melotot, ah... Rasanya baru kali ini mereka melihat Alena semarah ini, biasanya gadis itu akan selalu tenang dalam menghadapi situasi apapun.
Jika dalam animasi pasti telinga dan hidung Alena sudah keluar asap ditambah dengan dua tanduk di atas kepalanya.
"S--so--sorry--len--gu--gua-pu--lang--nya-nyeker-- a--aja deh" ucap Siti terbata-bata kemudian berlari secepat kilat, Alena mengatur napasnya sembari menatap nyalang kepergian Siti. Penghuni kelas menatap takut dan kaget ke arah Alena sampai pada akhirnya "Apa lo liat-liat?!" Tanya Alena menatap garang para siswa, maklum dia sedang mode senggol bacok.
❁✧・゚: *✧・゚:*❁
Alena melangkahkan kakinya di Koridor sekolah. Setelah pulang sekolah ini dia harus segera pergi ke tempat les.Dengan rambut ombre yang terikat menjadi satu, parasnya yang cantik, dan juga sifatnya yang tidak mudah di tebak menjadi daya tarik tersendiri dalam diri Alena. Tapi sayangnya gadis pintar ini tidak punya waktu untuk berpacaran atau sekedar memulai sebuah hubungan, padahal banyak dari kalangan lelaki yang jatuh hati padanya.
Mungkin hidup Alena terlalu sibuk mengejar materi sekolah, kesempurnaan nilai adalah target wajib yang harus Alena capai. Berbanding terbalik dengan Haniel sahabatnya yang urakan itu.
"Siang-siang makan ketupat
Eh ada Alen yang cantik lewat"Alena memutar bola matanya malas, ia sudah hafal betul dengan suara itu. Siapa lagi kalau bukan Haniel. "Bacot," balas Alena datar, tatapannya masih lurus kedepan.
"Galak amat neng, pantes jomblo," goda Haniel yang sama sekali tak diindahkan oleh Alena. Bagi Alena meladeni manusia setengah otak itu hanyalah perbuatan yang sia-sia.
"Elah... Malah dikacangin gua," gumam Haniel sembari mengusap belakang kepalanya. Keduanya berjalan dengan ketukan langkah yang sama. Tak jarang banyak murid SMA Dirgantara yang menginginkan keduanya berpacaran, karena terlihat serasi.
"Len!" Panggil Haniel yang si balas deheman singkat oleh Alena "jalan kuy.. Gabut nih," ajak Haniel dengan puppy eyes-nya, siapapun yang melihat wajah Haniel sekarang akan dipastikan gigit jari karena tak tahan melihat kegemoyon wajah Haniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish
Roman pour AdolescentsKata orang melepaskan itu perihal mudah yang sulit hanya mengikhlaskan, tapi bagiku kedua tetap sulit karena ketika kita ingin melepas kita juga harus bisa ikhlas - Wish *** "Kamu tau, apa yang lebih sakit daripada di putusin? Kamu tau, apa yang leb...