Semalaman aku terjaga dan menumpahkan air mata ini, ku pandangi wajah anak pertama ku yang tidur dalam damai, kuusap perutku berusaha menenangkan si bayi yang bergerak gelisah dalam perutku
Tega sekali dia, bahkan ketika aku sedang mengandung anak kami yang kedua. Entah apa bisa ku bilang anak di dalam kandungan ini adalah buah cinta kami, sementara tadi dia mengatakan kalau dia sudah kehilangan cintanya padaku sejak dua tahun yang lalu.
Aku tidak tau siapa yang bodoh dan siapakah yang gila. Jika dia sudah tak punya rasa padaku selama itu lalu mengapa anak ini bisa hadir dalam rahimku 8 bulan yang lalu.
Pantas saja belakangan ini ketika aku mulai-mulai hamil dia tak pernah menunjukkan perhatiannya atau bahkan berusaha memanjakan atau melayaniku. Dibiarkannya aku sendiri menghadapi semuanya sendiri. Tak ku duga semua hal tadi adalah karena tingkahnya yang dia bilang sudah tak mencintaiku. Ku pikir karena dia menganggapku sudah cukup matang dan kuat untuk menghadapi kehamilan kembali.
"Setelah kau melahirkan, kita akan menyelesaikan semuanya" kata-kata itu terngiang kembali di telingaku, berdenging di gendang telingaku membuat aku menutup telinga ini rapat-rapat dan menggeleng-gelengkan kepala berharap ini hanya candaan saja.
Berarti waktu ku hanya tinggal satu bulan lagi bersamanya batinku.
Kemana perginya cinta yang dulu dia gadang-gadang hanya untuk ku seorang
Kemana perginya sikap posesifnya padaku?
Tidak kah dia ingat akan janji sucinya di depan altar kudus itu?
Tidak kah dia takut kepada Tuhan, dimana dia sudah mengucap janji untuk selalu mendampingiku sampai maut memisahkan?
Kemana semua rasa itu? Bermimpikah aku?
Ah...terlalu naïf kah diriku untuk selalu merasa bahwa diriku akan selalu ada dalam hatinya
Atau hanya aku saja yang terlalu bodoh untuk tidak bisa menyadari diriku bukan lagi satu-satunya.
Inikah arti mimpi yang sama yang datang padaku tiga kali dalam waktu yang berturut-turut. "Kenapa aku tak pernah peka akan pertanda itu, kenapa aku tak pernah menyadari tanda-tanda aneh yang dia berikan akhir-akhir ini" batinku frustasi.
Maaf ya klo dirasa terlalu menye-menye.
Silahkan komentarnya untuk tulisan saya yang masih biasa ini, mudah-mudahan bisa membuat saya semakin lebih baik lagi dalam menulis. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hati
RomanceAku mencintainya dengan segenap hatiku. Kuberikan pengabdian tiada batas untuknya. Kuletakkan kesetiaanku pada tempat yang paling tinggi. Tapi... Itu semua hanya menjadi keping yang terserak tanpa bisa dipungut lagi. Aku berharap melabuhkan bahtera...