Perkenalkan namaku Caroline" perempuan itu mengenalkan diri
Cihh...dasar tak punya malu, wanita jalang !! batinku kembali menggeram
Ku tanyakan padanya mengapa dia hadir dalam rumah tangga aku dan mas Rendra
Dia menceritakan bahwa pada awalnya dia tak punya rasa apa-apa kepada mas Rendra tetapi karena seringnya mereka berkomunikasi menumbuhkan perasaan terlarang itu diantara mereka. Seringnya mas Rendra menceritakan segala permasalahan yang dihadapinya sehingga mas Rendra menaruh rasa nyaman padanya tiap kali bercerita menjadikan perempuan jalang itu menaruh hati pada suamiku dan hebatnya suamiku menyambutnya.
Kepala ku benar-benar dipenuhi rasa amarah. Bodoh sekali mas Rendra membahas rumah tangga kami dengan perempuan lain yang bukan siapa-siapanya. Lancang sekali perempuan itu berusaha mengambil hak ku dan anak ku.
Ku coba sekali lagi untuk memohon kepada mas Rendra dan perempuan itu untuk mempertimbangkan keputusan mas Rendra untuk meninggalkanku dan anak-anak.
Mas Rendra tetap menjawab tak bisa. Dia tak bisa berpura-pura bahagia bersamaku, itu saja alasan yang selalu dia ulang padaku.Bahkan perempuan jalang itu mengatakan tak akan pernah melepaskan mas Rendra.Sempurna sekali mereka sebagai pasangan yang sudah merampas hak ku dan anak-anak ku.
Bodoh sekali aku ini masih mengharapkan mas Rendra.
Enteng sekali mas Rendra menanggap bahwa perpisahan ini akan selesai dengan materi yang dia janjikan kepadaku dan anak-anak.
Cihh...aku memandang jijik pada mereka. Sakit hati ini sudah tak bisa ditawar lagi. Ingin rasanya aku mencabik-cabik muka perempuan itu tetapi aku tak mau menjadi sama murahannya dengan kelakuan perempuan itu.Cukup sudah aku disakiti.
Sambil berdiri ku angkat telunjukku kepada mereka dan mengangkat suaraku dengan bergetar.
"Aku bersumpah, kalian akan merasakan sakit berkali-kali lipat dari yang aku rasakan saat ini!!"
"Aku bersumpah, kalian akan merasakan kehilangan berkali-kali lipat dari yang aku rasakan saat ini!!"
"Aku bersumpah kalian akan menumpahkan air mata lebih daripada yang aku tumpahkan saat ini".
AKU, VANKA, BERSUMPAH!!! BAHWA KALIAN AKAN MERASAKAN PENDERITAANKU!!
"Siapa menabur angin maka dia akan menuai badai!!!" aku setengah berteriak menumpahkan emosiku sampai setengah dari isi kafe ini menoleh kearah kami berada saat ini.
Aku beranjak dari tempat terkutuk itu dengan berurai air mata sekali lagi.
Hancur sudah semuanya...berkeping-keping hati ini jadinya, serasa tak bertulang. Batinku berucap seolah kutuk buat mereka "ya...pengkhianat memang pantas bersama dengan penggoda karena mereka akan hancur bersama !!!"
Dalam taksi yang membawaku pulang kembali aku menangis tersedu-sedu, kuusap bayi dalam perutku lalu kuucapkan tekad dalam hatiku bahwa aku akan berjuang untuknya. Ku ucapkan maaf padanya karena tak bisa menghadirkan sosok orang tua yang utuh ketika dia hadir ke dunia nanti.
Dua hari kemudian mas Rendra meninggalkan rumah kami untuk memulai pekerjaannya yang baru di Surabaya sana. Dia mendapatkan banyak sekali peluang besar disana, begitu katanya. Entah kebohongan apalagi yang sudah dia ucapkan padaku.
Tak ada penyesalan yang keluar dari mulutnya. Bahkan tak ada rasa berat hati darinya meninggalkan istri yang tengah hamil tua ini disaat seharusnya dia menjadi suami siaga. Sia-sialah semua kesetiaanku padanya bertahun-tahun. Sia-sialah semua pengabdianku sebagai seorang istri.
Aku membatin bahwa hidup ini sangat kejam padaku. Kemalangan apalagi yang harus ditimpakan kepadaku. Tak bolehkah aku mengecap kebahagiaan? Terlalu mahalkah kebahagiaan untuk ku Tuhan?
Tuhan...mengapa ini datang padaku? Tanyaku dalam doa. Begitu banyak hal yang ingin ku tanyakan pada Tuhan tetapi aku terlalu takut untuk menyalahkan Tuhan atas kepahitan ini, aku terlalu takut padaNya. Hanya doa yang kupanjatkan padaNya seraya memohon ampun karena tak sanggup menjaga amanat pernikahan yang DIA berikan pada kami. Aku meminta maaf karena tak mampu mempertahankan janji suci kami. Aku hanya mampu mengadu padaNya.
Duh maaf ya...saya merasa jadi garing yah ini cerita pas bagian ini.
Silahkan jika mau komen atau bermurah hati memberikan vote ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hati
RomantikAku mencintainya dengan segenap hatiku. Kuberikan pengabdian tiada batas untuknya. Kuletakkan kesetiaanku pada tempat yang paling tinggi. Tapi... Itu semua hanya menjadi keping yang terserak tanpa bisa dipungut lagi. Aku berharap melabuhkan bahtera...