Membaca skenario itu mudah.
Melakonkan perannya tidak mudah
Pinjamkan aku hati yang lain,
agar aku dapat melakonkan peran yang wajar
Pinjami aku sayap,
aku ingin terbang mencari tempat yang bisa membahagiakanku***********
Esok hari aku memaksakan diri untuk tetap masuk kerja. Pikirku mungkin dengan bekerja rasa yang menyesakkan ini akan hilang.
Tetapi itu semua hanyalah pikiran yang sia-sia. Jangankan untuk bekerja, melihat-lihat isi pekerjaanku pun aku tak bisa. Bolak balik aku pergi ke kamar mandi hanya sekedar untuk menyusut air mata ku yang selalu keluar ini.
Entah apa yang mendorongku mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, perlahan ku coba buka email mas Rendra. Kebetulan aku mengetahui passwordnya.
Ada satu nama yang selalu mengirimi dia email secara intens walaupun tidak ada kata-kata yang aneh disitu, tetapi batinku mengatakan lain. Katakanlah ini naluriku sebagai seorang istri yang mencurigai suaminya disaat yang sudah terlambat.
Ada foto didalam email itu. Ku ambil foto wanita itu dan ku pindahkan ke smartphoneku. Ku kirim gambarnya pada mas Rendra, sekali lagi aku ingin memastikan kejadian kemarin itu hanyalah sebuah mimpi yang kuharap ketika kubuka mata semuanya hilang.
Kutanyakan padanya apakah benar wanita ini yang hadir diantara kami.
Tak lama dia menjawab pesanku..."iya bener de"
"Nama dia Caroline?" Tanyaku padanya lewat pesan yang kukirimkan
Lalu mas Rendra menjawab kembali..."iya betul itu namanya"
Oh Tuhan...sekali lagi aku menemukan kenyataan pahit ini. Ku rutuki sikap ingin tahu ku tadi yang pada akhirnya membuatku rugi sendiri dan menghempaskan ku pada kenyataan pahit ini.
Masih belum puas ku ketik lagi pesan untuk mas Rendra..."lalu nanti kau akan pergi dengannya ke Surabaya?"
Kembali dia membalas pesanku..."iya betul de"
"Kau akan bersama-sama dengan dia disana?" Sekali lagi ku ajukan pertanyaan padanya
Dia menjawab..."iya betul tapi aku kesana memang untuk kerja bukan untuk bersenang-senang bersamanya".
"Halahh sama saja...apapun alasanmu tetap saja kau disana bersama dengan wanita lain" geramku dalam hati.
Kalau ada mas Rendra di depanku maka aku akan memberikan tepukan tangan yang keras padanya untuk drama yang dia mainkan di belakangku.
Ku beranikan mengajukan permintaan padanya..."aku ingin menemuimu dan wanita itu besok"
"Besok??" Tanya mas Rendra
"Iya besok"...jawabku susah payah menelan ludah.
Sekali lagi dada ini terasa sesak. Kenyataan pahit ini makin mempersempit nafasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hati
RomanceAku mencintainya dengan segenap hatiku. Kuberikan pengabdian tiada batas untuknya. Kuletakkan kesetiaanku pada tempat yang paling tinggi. Tapi... Itu semua hanya menjadi keping yang terserak tanpa bisa dipungut lagi. Aku berharap melabuhkan bahtera...