Maaf kalo ada typo🙏
#Bryan
Gua yg baru tertidur dikagetkan oleh suara petir yg sangat keras. Gua terlonjat kaget dan langsung terduduk di ranjang rumah sakit.
Gua putusin buat turun dari ranjang dan berjalan mendekati abang gua yg masih anteng aja tidur kaya Bangkai padahal petirnya keras bngt.
Gua ambil minum dan lagi-lagi suara petir mengagetkan gua dan ah sial gelas yg gua pegang pecah ah terasa klaise tapi hati gua benar-benar kawatir kala itu entah kenapa gua kepikiran Adit.
Gua cari hp dan begitu ketemu langsung gua telpon orangnya dan terdengar bunyi
"Nomer yg anda tuju sedang tidak aktif"
Gua mencoba berfikir positif ah paling udah tidur lagian udah hampir jam 1 dini hari.Gua putuskan untuk kembali merebahkan diri di ranjang dan menutup mata mencoba untuk tidur, tapi nihil rasa kantuk seakan hilang dan berganti menjadi rasa khawatir.
Entah dorongan dari mana gua putusin buat keluar dari ruangan lalu turun ke bawah sambil melihat sekeliling yg sangat sepi. Hanya ada suara hujan yg lumayan deras dan juga petir yg sesekali menggelegar.
Gua jalan menuju ke arah palkiran sangat sepi tidak ada orang sama sekali hingga indraku menangkap sosok yg sedang duduk disebuah bangku yg berada ditepi jalan tanpa peduli hujan yg sedang menerjangnya.
Gua fokuskan pandangan dia memakai baju OSIS SMA entah kenapa rasa khawatir ku semakin memuncak tanpa pikir panjang gua ambil payung yg tergeletak disebelah gua lalu lari meuju sosok itu.
Gua berdiri tepat didepannya yg sedang menundukkan kepala ia sepenuhnya sudah basah kuyup. Ia mendongak dan dapat gua lihat dengan dengan jelas bahwa dia benar-benar Adit
"Lo kenapa hujan-hujanan?, Kenapa belum pulang? Kenapa............" Banyak pertanyaan bertubi-tubi yg gua ucapkan sampai gua dengar isakan darinya
"Hiks hiks" dan dengan sigap gua langsung memeluknya erat payung yg gua pegang sudah tidak gua pedulikan.
Hati gua benar-benar perih mendengar isakan dan melihat wajahnya yg penuh penderita. Gua melepas pelukan lalu menggendong dia untuk meneduh dan kembali memeluk dia berusaha menyalurkan kehangatan kepad dia ah sial hati gua benar-benar perih.
"Kenapa?" Tanya gua lembut sambil melihat matanya yg sembab karena terlalu lama menangis.
"Gu gua " ia mengigil kedinginan dan gua putusin untuk kembali menggendongnya menuju ruangan yg gua tempati.
"Anjir lo dari man.. eh Adit kenapa?" Bang Devan seperti ingin memarahi gua tapi ia langsung panik saat melihat Adit.
"Bang tolong ambilin handuk " ucap gua dan dengan cepat ia langsung mengambil handuk bahkan ia langsung menbuatkan teh hangat.
"Minum dulu pelan-pelan" ucap bang Devan sedangkan gua sedang mengelapnya dengan handuk.
"Ah luka Lo" gumamnya menyentuh perban gua yg basah karena terkena air hujan kenapa lo malah mikirin gua siiii
"Maaf" sambungnya lagi
"Gak usah mikirin gua liat diri lo dulu" ucap gua agak sedikit kesal karena gua kawatir.
"Ganti baju dulu nanti lo wajib cerita ama gua" dan dia langsung masuk ke kamar mandi tanpa basa-basi setelah gua kasih Bathrobe warna biru karena nggak ada pilihan lain toh itu juga hangat. Gua juga udah ganti bathrobe tapi nggak di kamar mandi.
Tak lama kemudian dia keluar lalu duduk disamping gua sambil terus menunduk.
"Jadi?" Ucap gua meminta penjelasan darinya. Dia nampak ragu setelah melihat Devan. Gua natap abang gua dan dia paham langsung keluar dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Baru (END?) 🔞🔞🔞
Teen FictionAditya Zain terpaksa harus menginap dirumah tetangga barunya yg menyebalkan. Ia tidak sengaja mengetahui fakta bahwa tetangganya ini terobsesi padanya terlihat dari ratusan foto Adit yg terpampang jelas didinding kamarnya. Ia hendak kabur naum naas...