Maaf kalo ada typo
Adit terbangun dari tidur pulasnya setelah habis digempur oleh Bryan.
Ia mengendus-endus bau yg lumayan menyengat ia langsung menyerngit dan segera keluar dari kamar mencari sumber bau karena ia merasa bau sesuatu yg kebakaran kan berabeh kalo ternyata rumah Bryan kebakaran dan dia harus jadi korban.
Ia kaget saat melihat Bryan yg sedang panik karena telur yg ia goreng gosong dan kain lap yg ia gunakan malah terbakar.
Dengan sigap Adit langsung mendekat dan mematikan kompor serta merebut kain lap itu dan ia masukan kedalam wastafel tidak lupa ia menyalakan kerannya.
"Hehehe" tawa Bryan garing
"Hehehe matamu kalo kalo gasnya meledak gimana,kalo kebakaran gimana, kalo kita mati gimana, gila aku panik bngt tadi jingan" Marah Adit dan Bryan hanya nyengir kikuk merasa bersalah tapi bingung juga harus apa.
Adit menghela nafasnya ia menatap Bryan yg ditatap menunduk Takut di amuk Adit.
"Jelasin" Adit meminta penjelasan sambil melipat kedua tangannya.
"Em anu gini" Bryan menatap ragu kea arah Adit lalu nunduk lagi
"Gimana?" Adit udah kaya ibu-ibu lagi ngintrogasi anaknya yg abis berantem
"Em mau masak buat Adit" gumam Bryan pelan tapi masih bisa didengar Adit.
Adit geleng-geleng kepala kenapa si bongsor yg menjuntai tinggi ini terlihat seperti bocah TK batinnya.
"Mau masak buat aku?" Tanya Adit, Bryan mengngguk
"Tapi malah mau bakar rumah?" Bryan kembali mengangguk
"Sekarang duduk" pinta Adit, Bryan langsung mengangkat kepala
"Udah duduk aja aku yg masak" terang Adit
"Tapi kan tapi kan..."
"Duduk" Adit mendelik, Bryan langsung lari dan duduk dimeja makan yg berada di area dapur ia memperhatikan Adit.
Adit membuka kulkas hanya ada 2 butir telur dan beberapa batang sosis.
Kemudian ia melihat ada nasi di meja depan Bryan."Nasinya bawa kesini" Bryan langsung gercep bawa nasi kehadapan yg mulia Adit.
"Ok makasih sekarang duduk lagi" Bryan nurut kaya anak anj.....
"Berhubung cuma ada ini aku bikin nasi goreng aja ya?" Tanya Adit aslinya sih nggak nanya soalnya ya mau nggak mau emang cuma itu yg bisa dibuat.
"Iya asal kamu yg buat pasti enak" Adit terkekeh ingin nabok Bryan yg lagi cengengesan.
Adit kembali fokus pada kegiatannya ia memotong bawang,cabai dan sosis lalu mulai menumisnya dan membubuhinya hingga selesai dua porsi nasi goreng sederhana ala Adit.
"Keliatannya enak" ucap Bryan jujur dari segi warna its ok no problem lalau hingga ia memasukkan satu sendok nasi goreng itu kemulutnya.
"Anjir enak banget Dit!!!" Pekik Bryan jujur rasanya tidak kalah dengan nasgor pinggir jalan langganannya. Adit yg mendengar itu langsung menegakan duduknya
"Siapa dulu yg bikin Adit" Adit sombong mode on ges. Bryan mengusap rambut Adit
"Jagonya pacar Bryan" puji Bryan muka Adit langsung merah ia malu padahal tadi niatnya mau sombong
"Bi biasa aja" ia mendengus malu. Bryan tersenyum
"Udah ah cepetan dimakan" Adit langsung mulai memakan nasgornya untuk menghindari salting.
"Uhhh kenyang enak " Bryan ngusap perutnya yg masih kotak-kotak meski agak membengkak karena kekenyangan.
Adit mengambil piringn yg tadi digunakan lalu mencucinya. Bryan takjub ah pacar gua emak abel bngt batin Bryan. Lagi asik mengagumi pacarnya tiba-tiba hpnya berdering dan terpampang nama Bang Dion ia langsung mengangkatnya.
"Hallo bang"
"................."
"Okok gua kesana sekarang"
Dan panggilan berakhir
"Siapa?" Tanya Adit yg baru selesai mencuci dan beres-beres dapur
"Bang Dion" Adit langsung menatap Bryan
"Bilang apa bang Dion?" Tanya Adit
"Ada deh aku mau nyamperin abang mu dulu. Kamu jangan kemana-mana kalo ada apa-apa telpon aku ya" Adit langsung menatap kesal pada Bryan
"Hmm" Adit hanya berdehem. Bryan sebenarnya tidak ingin meninggalkan Adit tapi ini juga demi kebaikan Adit jadi dia harus pergi sekarang
"Aku pergi dulu ya" Bryan mengecup kening Adit dan juga mengusap rambutnya
"Ati-ati" ucap Adit malas. Lalau Bryan pergi menjauh dan tak lama setelahnya terdengar suara motor dari garasi.
Adit berjalan lesu ia memilih duduk di sofa depan tv tanpa menyalakannya.
"Sial kenapa gua jadi keinget bajingan gila itu" ucapnya ketika tersadar ia sedang memikirkan Surya ya si Surya.
Ia berfikir bukankah Surya sangat terobsesi dengannya?
Atau dia benar-benar mencintainya?
Kenapa Surya berubah-ubah kadang baik kadang jahat, kadang lembut kadang juga kasar
"Enggak gua benci Surya" Final Adit setelah memikirkan apa yg sudah ia perbuat.
Vote vote vote🤟
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Baru (END?) 🔞🔞🔞
Novela JuvenilAditya Zain terpaksa harus menginap dirumah tetangga barunya yg menyebalkan. Ia tidak sengaja mengetahui fakta bahwa tetangganya ini terobsesi padanya terlihat dari ratusan foto Adit yg terpampang jelas didinding kamarnya. Ia hendak kabur naum naas...