Jam pelajaran sudah berakhir, bel juga sudah berbunyi membuat para murid berbondong-bondong lari ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka dan pulang ke rumah.
Tak terkecuali dengan 5 sekawan ini, mereka sudah duduk manis di kendaraan mereka yang bernama Avanza. Kalau kalian fikir Avanza adalah sebuah mobil, kalian salah besar, nyatanya Avanza adalah sebuah becak yang biasa di pakai untuk mengangkat galon. Becak itu mereka beli bersama-sama dari seorang maling komplek yang kepergok mereka saat mencuri di rumah Chiko, dan gila nya lagi, becak itu milik keluarga Chiko sendiri.
Sedari tadi mereka sudah duduk di Avanza dengan nyaman, banyak hal yang mereka renungkan sejak tadi. Mereka juga perlu merenung sebagaimana manusia pada umumnya
"Kok kita gak di panggil ke ruang guru ya?" Saka heran, pasalnya mereka yakin kalau masalah mereka dengan pak Anton tadi pasti sudah sampai di telinga wali kelas XI IPA 2
"Gak tau, pak Anton takut kita julitin mungkin" jawab Dian enteng, setelah itu matanya berbinar karna melihat beberapa orang gadis di depannya "kiw neng, WA nya dong"
"Guys liat deh, gue baru di beliin hp sama bokap gue"
Perhatian 5 sekawan teralihkan oleh sekelompok gadis yang lewat di dekat parkiran khusus cowok. Salah satu di antara mereka menggenggam sebuah HP yang paling di gemari akhir-akhir ini.
Saka memandang nya jijik "idih si najis"
"Idih idih" Dian menyahuti dengan wajah tak kalah julid, gadis itu bukan tipe nya saat ini
"Idih najis banget gue liatnya" Sambung Abimanyu, masalah berjulit ria dia tidak akan ketinggalan
Dimas menyenggol Chiko yang duduk di sampingnya "kenapa lo gak pamer kayak dia, lo kan anak orang kaya. Kenapa lo juga gak malu pulang pake Avanza kita?" Tanya Dimas berturut-turut. Kayak nya Dimas lupa kalau dia juga kaya.
Chiko tertawa keras, tangan nya bahkan memukuli pundak Dian yang sedang menggila di depannya karna kedipan genit nya di balas oleh seorang adik kelas
Dian yang kesal langsung menepis tangan Chiko agar berhenti memukul nya "sakit bodo!" Desis nya emosi
"Kenapa ketawa lo?" Saka mengerutkan keningnya karna heran, Chiko masih tergelak bahkan sudut matanya mengeluarkan air
"Hadoh ngakak banget" Chiko mengatur nafas nya agar tawanya berhenti " gini ye, itu harta masih punya orang tua gue, Ngapain gue pamer sana sini, sedangkan yang ngehasilin tu harta bukan gue. Pamer sana sini bukan gaya gue, apalagi masih pake uang orang tua engga banget Cok" jelas Chiko, empat sahabat nya melongo mendengar penjelasan Chiko, gak salah sih makin hari makin kaya, soalnya orang nya rendah hati.
Dimas merangkul pundak Chiko
"Bangga gue sama lo Cok" ucap nya senang."Eh, yang bawa Avanza hari ini gue aja deh ya" mohon Abimanyu, sejak tadi ia sudah memohon namun jawaban yang di berikan sahabat 'nggak, kita gak mau mati muda'
Dian langsung menggeleng brutal, bukan apa-apa. Terakhir kali saat Abimanyu yang mengendarai Avanza mereka semua berakhir di Puskesmas, karna Abimanyu lupa ngerem dan berakhir nabrak sekumpulan kerbau yang sedang di giring dari jalan.
"Mau gue libas lo?" Ancam Saka, hari ini adalah giliran nya untuk menyupir si Avanza "lo bar-bar kalau bawa ni becak! Jantung gue cuma satu, kalau copot bisa meninggoy gue"
"Berlebihan ceunah" dengus Abimanyu
Saka tidak perduli, tangannya sibuk menstater Avanza untuk menghidupkan mesin nya
"ANJENG!" Teriak mereka semua saat Saka tidak sengaja menarik gas dengan kencang, hingga tubuh mereka tersentak dan hampir terjungkal kebelakang. Saka sendiri juga ikut kaget, tubuhnya yang tidak berisi nyaris terlempar kebelakang
"Ngotak dong nyet!" Omel Dian, mukanya jadi terciduk di kamera HP nya sendiri karena tadi Dian mau mengambil foto buat di upload di SW.
Saka masih mengatur nafas nya "gak sengaja ceunah" ucap nya sambil tersenyum tanpa dosa
Abimanyu bangkit dan langsung duduk di jok Avanza, Saka sudah lebih dulu di angkat nya dan di dudukkan di depan Dimas bersama Dian. Bagai sebuah galon
"Kalau memang ini hari terakhir gue, gue harap neng crush tau kalau gue cinta dan cayang celama nya cama dia" gumam Dimas, Chiko yang mendengar doa Dimas rasanya mau muntah karena cara ngomongnya alay
Tubuh mereka tensentak-sentak karena Abimanyu memainkan gas dengan sangat bar-bar. Tubuh mereka terhuyung ke depan dan kebelakang.
"Jalan dong monyet!!" Seru Chiko, darah nya mendidih seketika karna kelakuan sahabat nya ini. Sejak tadi Avanza tidak keluar-keluar dari area sekolah
Selanjutnya, Abimanyu menarik habis gas hingga sahabat nya memekik keras sambil memaki-maki dirinya. Mereka kembali menjadi perhatian beberapa siswa dan siswi yang masih ada di lingkungan sekolah
"KITA BUKAN GALON, JADI PERLAKUIN KITA SELAYAK NYA MANUSIA NORMAL!" Teriak Dian sambil memegang besi di bagian depan Avanza dengan sangat kencang, dia tidak perduli lagi bagaimana ekspresi nya sekarang
Abimanyu tidak perduli, yang penting mereka cepat sampai. Avanza sudah jauh dari kawasan sekolah, tapi Abimanyu malah semakin kurang ajar dalam menarik gas
"Bi, ada polisi woy!" Chiko panik saat melihat dua orang petugas polisi di dekat pertigaan lampu merah.
Saka diam saja menikmati perjalanan menuju rumah, itupun kalau sampai. Wajahnya datar dengan badan terombang ambing ke kanan dan ke kiri sambil memegang erat pegangan besi di depannya.
"Insyaallah surga!" Ucap Abimanyu yakin, setelahnya ia berhenti dan menggeber Avanza tepat di depan kedua polisi yang berjaga tadi. Tanpa rasa takut sedikitpun "papale papale" senandungnya sambil terus menggeber Avanza mereka. Jangan di contoh beb:-)
Setelah itu perjalanan kembali di lanjutkan dengan Abimanyu yang membawa sahabat nya bagai sebuah galon. Tidak berperikemanusiaan sedikit pun
"Gak mau meninggoy dulu, gue belum sholat Zuhur!" Doa Dimas, setelah itu ia kembali berteriak heboh karna Abimanyu berhasil membuat bagian depan Avanza mereka terangkat sejenak.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
~•kita berada di semesta yang
sama, jadi Jangan semena-mena•~Dian pas keciduk tadi
Chiko pas denger Dimas ngomong
nya alay
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Yang Sama
Fanfiction5 sekawan 1000 masalah 1 solusi ~Semesta Yang Sama~