Selasa pagi pukul 06:35 Chiko sudah duduk apik di jok Avanza sambil memanasi mesinnya. Hari ini, giliran nya yang membawa Avanza dan menjemput ke-empat sahabatnya dan pergi ke sekolah.
"Mau berangkat sekarang?" Tanya seorang wanita muda yang tak lain adalah kakak Chiko sendiri. Gisel namanya
Chiko menggeleng pelan "belum, masih belum panas ini, takut nya mogok di jalan"
Gisel membuang nafas berat, padahal ia sudah berulang kali menyuruh sang adik berangkat dengan motor yang sudah di sediakan untuk nya
"Kenapa gak pake motor kamu aja sih? Kan nganggur di garasi" tak habis fikir dengan sang adik, yang sudah di kasih fasilitas mewah malah pilih yang susah"Chiko berangkat kak, assalamualaikum" tanpa menjawab ucapan sang kakak, Chiko langsung tancap gas menuju rumah ke-empat sahabatnya
Diam-diam Chiko mencibir sang kakak di perjalanan "kinipi gik piki mitir kimi iji sih? Ribet banget cewek!"
Tujuan utama Chiko adalah rumah Abimanyu, karna paling dekat dan anak itu ngaret nya minta ampun. Kalau gak di jemput duluan, bisa-bisa dia tidur lagi di kamar mandi.
Saat sampai di halaman rumah dua lantai itu, Chiko mendapati Abimanyu sedang pundung dan di sampingnya itu...? Chiko kayak kenal tapi gak kenal
"Anjir! Bang Abel? Rambut lo mane? Di gondol tuyul?" Chiko terkejut ternyata orang yang bersama Abimanyu itu adalah Abel, penampilan nya membuat Chiko pangling
Abel mendengus kesal "ngomong lagi gue ambil warisan lo" ancamannya
Chiko tertawa kencang, suaranya membuat Ayah Abimanyu keluar dan menghampiri mereka bertiga.
"Itu om yang botakin, dia ketahuan main judi di warteg deket kampusnya" seakan faham dengan apa yang di tertawakan Chiko, ayah Abimanyu langsung menjelaskan kronologi hilang nya rambut Abel
Abimanyu masih memasang wajah masam nya sejak tadi, pagi ini adalah pagi terburuk setelah kemarin. ia harus menahan kantuk karna tidak bisa tidur semalaman, sekali nya bisa tidur, ehhh matahari udah nongol aja.
"Udah ayok! Nanti telat jemput yang lain!" Ucap nya langsung naik ke Avanza dan memakai helm
"Chiko berangkat om" Chiko menyalami ayah sahabatnya itu "gue pamit, bang. Semoga kepala lo di beri ketabahan"
"Gue betot pala lo!" Tangan Abel sudah membentuk gestur menyerang, namun kalah cepat karna Chiko keburu tancap gas dan perlahan hilang dari pandangan.
Avanza berhenti di rumah Dian, ternyata di sana juga sudah ada Dimas dan Saka yang duduk di motor mereka masing-masing.
"Loh, kalian bawa motor? Mau berangkat sendiri toh?" Tanya Chiko ketika turun dari Avanza mereka
Dimas dan Saka menggeleng serentak "nggak, kita berangkat bareng, motor titip di sini aja" ucap Saka
"Lah terus kenapa bawa motor kesini?" Heran Dian, pasalnya sejak tadi juga ia tidak diberi tahu kenapa mereka datang bawa motor kerumahnya
"Gabut" jawab Dimas singkat, matanya beralih menatap Abimanyu yang masih menekuk wajah sejak tadi
"Ngape lu?"Abimanyu berdecak "ngabrut!"
Keempat sahabat nya menunjukkan ekspresi heran, ngabrut? Apaan ngabrut?
"Ngabrut apaan?" Tanya Chiko mewakili yang lain
Bukan nya menjawab, Abimanyu malah turun dari Avanza sambil mencak-mencak kaya orang kesetanan
Dimas dan Dian membentuk postur menyerang, tangan mereka terkepal di depan, jaga-jaga saja kalau Abimanyu ngamuk dan nonjok mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Yang Sama
Fanfiction5 sekawan 1000 masalah 1 solusi ~Semesta Yang Sama~