Kalau ditanya tentang apa sebenarnya tujuan lima pemuda kita yang kece abis ini untuk sekolah. Maka jawaban mereka semua hanya satu "ingin jadi pejabat negara"
Cita-cita itu mereka cetuskan secara resmi saat kelas delapan. Bahkan, sangking niatnya, mereka semua membuat surat pernyataan, yang mana surat itu resmi di tanda tangani oleh mereka sendiri. Pemikiran mereka yang abstrak terkadang cukup membuat terkejut.
Seperti saat ini, mereka berlima sedang berada di kantin sekolah, bel istirahat baru berbunyi dua menit lalu, tapi lihatlah betapa cepat mereka berada di kantin, seperti dia yang selalu sigap ketika uang gaji telah cair.
"Kalian mau makan apa?" Dian memulai obrolan, setelah sepersekian menit mereka saling berkomunikasi melalui batin tentang siapa yang mau menjadi relawan hari ini
Empat pemuda lain tersenyum simpul saat Dian menyerahkan diri seperti seorang manusia kecil yang di jebak oleh mereka yang lebih berkuasa
"Gue kenyang, beliin minum aja" Saka menjawab sambil menyerahkan lembar uang sepuluh ribu pada Dian
Chiko mengernyit heran, pasalnya teman manekin nya itu belum makan apapun sejak pagi, bagaimana caranya ia bisa kenyang "kenyang makan apaan lo"
"Makan janji pemerintah"
Dimas dan Abimanyu bertepuk tangan heboh, Dian sudah memukul meja di depannya "Anjay! Saka ni bos"
Chiko memberi uang pada tiga temannya yang sedang heboh itu. Ketiga nya berhenti sejenak, menatap penuh tanya pada Chiko yang masih menyodorkan uang
Mengerti akan tatapan tersebut "gue bayar lo semua, tapi lo semua harus terus bungkam" jawaban Chiko membuat Dian, Dimas dan Abimanyu semakin heboh
"Udahlah, malah ngedangdut lo. Jadi pesen gak!" Saka jengah, tentu. Mereka hanya berlima, tapi kenapa suara mereka bisa lebih berisik dari suasana ketika pedagang kaki lima di razia
"Oke-oke" Dian kembali berdiri lalu menunjuk Dimas dan Abimanyu secara bergantian "lo berdua, mau makan apa?"
"Gue mau makan uang rakyat" jawab Abimanyu enteng
Dian mengangguk "oke, uang rakyat" lalu beralih pada Dimas "lo, met?"
"Gue dana desa aja"
Dian mulai mengutip uang dari teman-temannya yang memesan makanan "oke, gue pesen dulu"
"Jangan korup, lek" peringat Dimas, pasalnya ia hafal betul bagaimana perangai temannya yang satu itu. Uang yang mereka titipkan, tidak pernah sepadan dengan apa yang Dian berikan. Maksudnya, mereka pesan apa, yang datang apa.
"Aman sayang ku" jawab Dian sambil memberikan kedipan mata pada empat temannya. Hal itu tentu membuat mereka jijik
"Temen lo tuh" ucap Abimanyu pada Dimas
"Dih, temen lo kali"
"Temen kita" sambung Saka, namun sedetik kemudian ia terdiam"temen kita, bukan?"
"BUKAN!" jawab Chiko Dimas dan Abimanyu serentak
Sembari menunggu Dian dan pesanan datang, mereka semua berbincang tentang banyak hal, namun tidak ada yang berbobot dari perbincangan itu. Apalagi cerocosan Abimanyu dan Dimas.
"Eh! Menurut lo semua, selain gak punya cewek, apa lagi yang gue gak punya?" Pertanyaan yang salah dan di lontarkan untuk orang yang salah. Abimanyu memang pemuda dengan mental baja, tapi untuk pertanyaan itu...
"Gak punya malu"
"Gak punya akhlak"
Jawaban Dimas dan Chiko masih cukup aman, namun tidak dengan jawaban milik Saka
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Yang Sama
Fanfiction5 sekawan 1000 masalah 1 solusi ~Semesta Yang Sama~