Saka menghentikan Avanza, matanya beralih menatap 4 manusia lagi yang duduk di jok becak dengan kondisi seperti anak hilang.
Di depan sana terlihat rumah Dimas, tapi orangnya malah tidak mau turun dari becak dan masih asik melamun.
"Turun, lo gak mau pulang?"
Dimas menggeleng pelan "gue takut di gebuk ayah"
Saka menghela nafas, susah nih kalau udah begini "biar gue yang ngomong nanti"
Seketika mereka berempat langsung menatap Saka dengan mata berbinar, membuat Saka jijik seketika.
"Seriusan?!" Tanya mereka berempat
"Dimas doang, lo pada urus sendiri lah!" Ucap Saka
" kita juga dong, masa iya nanti Dimas selamat kita nggak" mohon Dian "gue nggak mau di jadiin babi guling sama ayah. Pilisss selamat kan kami pilisss"
Abimanyu mengangguk "masa lo ngga adil sih sama kita, tulung lah kami yang malang ini wahai peri kecil"
Saka masih diam tidak merespon, mulutnya sedang tidak mood untuk di ajak bergerak.
"Saka.. masa lo gak adil sih sama kita, cukup hukum negara kita aja yang gak adil, ka. Lo jangan. Pilisss tulung lah kami yang lemah ini" Chiko membujuk sambil menarik-narik bulu kaki milik Saka.
"Jangan di tarik-tarik! Sakit!" Saka menepis tangan Chiko dari kaki nya "yaudah iya, gue yang ngomong nanti"
Seketika Saka di buat kaget karena tarikan di kepalanya "muahhh, makasih beb" ucap Dian sambil memeluk kepala Saka
"Jijik, bangke!" Desis Saka sambil melayangkan pukulan pada tangan Dian
Setelah Dian melepaskan pelukan di kepala nya, Saka kembali di buat jijik karna 3 orang di samping nya juga sudah ancang-ancang ingin menyerbu.
"Gerak dikit lagi, gue cabutin bulu ketek kalian pake tang" ancaman Saka membuat Chiko berhenti. Tapi tidak dengan Abimanyu dan Dimas
Bukannya takut, Abimanyu malah menyodorkan ketiak nya ke wajah Saka "boleh uga, sok cabutin"
"Astaga bestie, bulu ketek mu bestie" ucap Dimas ketika Abimanyu menyingkap lengan baju nya hingga ketiak "selebat rumput tetangga"
"Kok bisa selebat itu sih?" Tanya Dian terheran-heran
Abimanyu tersenyum bangga "iya dong, kan gue duta bulket Indonesia"
"Setres" Chiko menggeleng pelan, sedikit tak percaya ia bisa bersahabat dengan mahkluk seperti Abimanyu ini
"Mau dong rahasianya!" Seru Dian dan Dimas serentak
Saka menatap mereka jengah, sebenarnya ia ingin ikut ngelantur seperti mereka, tapi mulutnya tiba-tiba tidak mau di ajak bergerak.
"Mereka setres, gak usah di temenin" bisik Chiko di telinga Saka
"Kayak situ waras aja" sindir Abimanyu, tangan nya aktif menggaruk ketek nya yang terasa gatal "syahdu banget emang rasanya ngegaruk ketek yang gatel tuh"
"Gimana rasanya?" Tanya Dimas
"Rasanya Anjing banget" sahut Abimanyu dan Dian bersamaan
Setelah itu mereka bertiga tertawa sampai ringisan terdengar, karna luka di ujung bibir mereka terasa sakit akibat tertawa terlalu bar-bar
"Udah?" Tanya Saka dengan wajah bosannya "puas ngelantur nya, hm?"
"Anjing! Ada 'hm' nya Cok!" Seru Abimanyu
"Berdemek, jantung gue cekat cekot" heboh Dimas
Dian mengedipkan sebelah matanya "jadi cowo gue mau, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Yang Sama
Fanfiction5 sekawan 1000 masalah 1 solusi ~Semesta Yang Sama~