18] mereka kenapa?

105 17 2
                                    


Abimanyu terus berjalan dengan rasa dongkol yang memenuhi hatinya, tatapannya begitu bengis. Membuat beberapa siswa yang ingin menyapa jadi mengurungkan niatnya. Tidak biasanya seorang Abimanyu yang kerjaannya haha hihi hehe itu terlihat menyeramkan, batin mereka.

Pemuda itu mengelap kasar matanya yang terasa mengembun, rasanya cukup sakit ketika mengingat kalimat sederhana Saka. Baru kali ini Abimanyu menyesal karena telah di lahirkan.

"Bi!" Panggilan dari Dian membuat Abimanyu semakin mempercepat langkahnya, anak itu butuh waktu untuk sendiri, Dian tau, tapi ia tidak akan membiarkan temannya itu sendirian di saat seperti ini.

"Abimanyu!"

Dian menarik bahu Abimanyu untuk menghentikan langkahnya, "lo kanapa sih!"

Dengan sedikit kasar Abimanyu menepis tangan Dian dari bahunya "gue mau sendiri, sebentar aja. Nanti gue gabung lagi, ya? Kalian juga nanti pulang duluan aja, gak usah nunggu gue, oke"

"Gue gak tau apa masalah lo dan Saka, tapi please jangan begini, bi"

Beberapa siswa yang sejak tadi berlalu lalang, menghentikan langkah mereka hanya untuk melihat apa yang terjadi antara dua sekawan yang tak pernah terlihat berkelahi itu. Karna posisi mereka ada di koridor, cukup mudah menarik perhatian para siswa yang sedang menikmati jam istirahat

"Gue gak ada masalah sama dia, gue cuma butuh waktu sendiri, suer tekewer-kewer" Dian seketika jengkel dengan topeng Abimanyu, lihat lah ia masih bisa memasang senyum bodoh di saat semua tau perasaan nya sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Merasa tau akan ekspresi pias Dian, Abimanyu menepuk punggung pemuda itu beberapa kali "lo tenang aja, gue gak bakal mati tanpa kalian. Gue cuma butuh waktu buat sendiri, yan."

"Lo harus selesaikan masalah ini dulu, bi. Jangan kabur dari masalah gini."

Abimanyu seketika tertawa, tawa yang terkesan di keluarkan hanya untuk melampiaskan rasa marahnya. Kabur dari masalah katanya? Ayolah kenapa semua orang jadi terlihat menjengkelkan seperti ini di mata Abimanyu.

"Gue gak kabur, asal lo tau. Gue cuma butuh waktu sendiri" Abimanyu menekan setiap kata yang ia keluarkan, tangan kirinya sudah mengepal kuat. Dari pada kelepasan dan memukul temannya sendiri, Abimanyu memilih pergi meninggalkan Dian tanpa peduli sekeras apa teriakan temannya itu memanggil namanya

Rio dan antek-anteknya ikut menyaksikan perselisihan antara dua sekawan itu. Mereka ada di barisan paling depan saat ini. Senyum licik mereka muncul, kecuali Fathar ia tidak peduli dengan masalah adik kelas nya yang kekurangan akhlak itu.

"Ayo kita mulai" ucap Rio dengan senyum licik yang masih terpasang

Tiga temannya yang lain ikut tersenyum dengan licik. Mata mereka melirik satu sama lain, mempertanyakan, apa yang di mulai?

Fathar menghela nafas berat, ia tau apa yang akan Rio lakukan setelah ini "Jangan nyari masalah lagi, tu bocah juga gak nyari masalah sama kita"

Di antara mereka berlima, hanya Fathar lah yang berani menegur Rio tanpa takut kena tonjok

"Lo tenang, bestie. Kita cuma main-main doang, gue cuma penasaran apa masalah bocah-bocah tengik itu"

"Setelah tau masalah mereka, lo mau ngapain?" Tanya Putra penasaran

"Bakal gue tambahin masalahnya. HAHAHAHAH" Rio tertawa dengan keras

" HAHAHA" Alvin, Aldo dan putra ikut tertawa walau tidak tau apa yang lucu, tangan Aldo memukul bahu Alvin, bermaksud mempertanyakan apa yang di tertawa kan. Namun, Alvin menjawab itu semua dengan pukulan keras di pantat Aldo, menyuruhnya untuk ikut tertawa saja, karna ia juga tak tau apa yang di tertawa kan.

"Gila" gumam Fathar sebelum pergi menjauh dari empat teman nya yang kekurangan nutrisi. Ia sempat melirik ke arah Dian yang ternyata memperhatikan mereka dengan datar.

Fathar tersenyum mengejek ke arah Dian, meneriakkan kata "payah" lewat tatapan remeh nya. Setelah di lihat ekspresi Dian semakin pias, ia pergi dengan santai tanpa menunggu teman-temannya yang masih tertawa seperti orang sedeng.

Abimanyu masuk kedalam kelas dengan tidak santai, bahkan tanpa sengaja ia menabrak seorang siswi yang kebetulan ingin keluar kelas.

Ia tidak memperdulikan itu sekarang, maka dengan tergesa ia meraih tas di bangkunya dan ingin kembali keluar kelas. Kegiatannya kembali terganggu ketika siswi yang di tabrak nya tadi menghadang jalan nya di depan pintu

"Lo minggir!" Kalimat dingin dengan penuh penekanan itu ia keluarkan dengan menatap tajam lawan bicaranya

Viona Hanggini, gadis itu terkekeh geli "minta maaf dulu ke gue!" Balas nya dengan nada angkuh

"Gue gak ada waktu buat ngeladenin lo sekarang,kalau mau caper lain waktu aja"

Gadis yang biasa di sapa Hani itu tentu naik pitam mendengar penuturan Abimanyu barusan "caper lo bilang? Lo memang gak ada otak ya!" Gadis itu segera membuka almamater sekolahnya yang sudah basah karena terkena tumpahan jus buah Naga "almet gue kotor gara-gara lo, tuan Caisar yang terhormat"

"Bacot!" Abimanyu mengambil almet berwarna maroon yang gadis itu sodorkan di depan wajahnya. Tanpa mau banyak bicara lagi Abimanyu segera pergi dari hadapan gadis berambut sebahu itu

Abimanyu tau apa yang gadis itu mau, jadi ia tidak akan mau banyak bicara dan berdebat seperti drama yang sering ia tonton saat malam hari. Jadi dari pada berdebat karna almet, lebih baik ia diam dan membawa almet itu untuk di cuci dan mengembalikan benda itu secepatnya.

"Dasar sedeng" desis Hani sambil menatap punggung Abimanyu yang sudah tak terlihat "pinjemin almet nya kek, main asal pergi aja!"

"Kenapa lo?" Tanya Mahesa yang datang sambil membawa beberapa buku

"Ada orang sedeng tadi"

Mahesa mengangguk samar sambil melangkah masuk ke kelas, namun langkah itu terhenti ketika menyadari sesuatu yang menggenang di pintu kelas "we! Siapa yang numpahin jus di sini?!" Teriak nya marah

Hani meroling matanya malas, ketua kelas yang satu itu cukup merepotkan jika sudah mengomel, maka ia langsung mengambil pel dan membersihkan tumpahan jus buah naga miliknya tanpa banyak bicara.

"Lo lain kali kalau minum jus ya sambil duduk, jangan jalan-jalan, kalau tumpah gini terus kelas kotor gue yang bakal di omelin wali kelas! Itu juga, kenapa lo pake seragam gak lengkap, ini hari Rabu Hani, almet lo harus di pake!" Mahesa terus mengomel sambil ikut membantu Hani membersihkan sisa tumpahan jus tadi

Hani meringis jengkel "bacot! Mending lo baca buku atau kejar temen lo yang bolos"

"Siapa yang bolos?" Mahesa mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, melihat bangku teman-temannya yang masih terisi tas milik mereka. Semua lengkap kecuali milik pemuda blasteran sunda betawi yang kerap berbahasa batak ketika sifat songong nya datang

"Lo tau Abimanyu kemana?"

"Gak!" Jawab Hani ketus

Karna jiwa kepo yang sudah merajalela menguasai dirinya, Mahesa meletakkan pel nya di sembarang tempat. Dan berlari menuju kantin, tentu saja untuk menemui empat teman Abimanyu lainnya.

Tepat saat ia ingin berbelok menuju kantin, Dian dan tiga lainnya muncul.
"Pas banget!" Sorak Mahesa sambil mengatur nafasnya

"Kenapa?" Tanya Chiko heran melihat  Mahesa yang berhenti di depan mereka

Masih dengan nafas yang tersengal Mahesa mulai berbicara "Abimanyu, dia bolos"

Setelah mendengar itu, Saka langsung berlari tergesa-gesa. Di susul oleh Dimas, dan Dian.

Chiko masih berdiri di depan Mahesa, hal itu tentu membuat Mahesa heran
"Kalian lagi ada masalah?" Tanya nya

Chiko menggeleng pelan "nggak, mereka lagi rebutan buat dapetin kupon gratis" setelah di rasa jawabannya cukup, Chiko berlalu pergi dan mengejar teman-temannya

"Mereka kenapa sih?"

                           *****

TBC

Ni cerita random banget😫

Semesta Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang