15| tiktok

104 18 0
                                    

Abel pusing, dari tadi Abimanyu terus menerus memerintah nya mengambil ini dan itu. Sejak pulang diantar oleh empat sahabat nya tadi, Abimanyu tepar di kamarnya, pinggang nya benar-benar sakit. Untuk naik ke kamar saja, ia digotong oleh empat sahabat nya dan dibantu oleh sang abang

"Lo di turutin malah ngelunjak ye!" Abel menyerah kan segelas jus dengan tidak ikhlas pada sang adik

Abimanyu sedikit meringis ketika bergerak ingin mengambil jus yang diberikan Abel "kan minta tolong, bang. Masa lo gak kasian sama gue, pinggang gue kalau dipake berdiri langsung jembrot kebawah ini"

"Emang lo habis ngapain sih?"

"Tiktok-an"

"Mampus!" Abel berlalu pergi, ingin meninggalkan kamar Abimanyu, namun dengan segera dihalangi oleh anak itu

"Mau kemana, bang? Tugas lo belum selesai disini"

Dengan segenap emosi, Abel berbalik dan menatap nyalang pemuda yang sedang duduk bersandar di kepala kasur nya itu "apalagi sih? Gue bakar juga ni kamar!"

" beliin roti bakar Bandung yang depan mini market itu, soalnya temen-temen gue mau dateng"

Yang tua tentu meradang "enak aja, lo kira gue babu?"

"Ohhh lo gak mau?" Yang lebih muda memasang wajah jenaka "kalau gitu... Kayaknya seru deh, kalau ayah tau lo kemarin habis..." Abimanyu membentuk gestur tangan seperti dua ekor burung yang sedang berciuman "emmmuah.. sama kak Gisel"

"Habis ini lo mati di tangan gue, bi!" Gumam Abel, "mau rasa apa roti bakarnya?" Tanyanya tak ikhlas

"Gak ikhlas, ulang. Harus pake senyum plus bilang gue ganteng"

Abel menarik nafas dalam, memasang senyum manis yang di paksakan "adek Abang yang paling gannteeng... Mau di beliin rasa apa roti bakarnya?"

Abimanyu tersenyum puas "nah gitu dong. Rasa strawberry sama nanas, yang strawberry di atas, yang nanas di bawah"

"Banyak nyuruh lo--" Omelan Abel terhenti ketika Abimanyu kembali membuat bentuk dua burung dari tangannya "bangsat kau!"setelah itu ia langsung berlalu dari kamar, meninggal kan Abimanyu dengan segala rasa puas karena berhasil membuat Abang nya menuruti segala perintah nya.

                            //

Abel menghentak-hentakkan kakinya ketika berjalan menuju garasi, ingin rasanya ia menombak adik nya itu menggunakan tombak Umar bin Khattab jika sudah seperti ini
"Udah tengil, jelek, bawel, kalau ngomong kayak gas elpiji, suara kayak bapak-bapak, beban keluarga, pokoknya semua lo borong abimanjing!" Maki Abel pada adiknya yang sedang berbaring santai di kamar

Abel menaiki motornya dengan tidak ikhlas, wajahnya begitu masam. Dan bertambah masam ketika melihat sebuah becak berisi empat remaja seumuran sang adik disana "ngurus satwa langka gue malem ini"

"BANG ABELLL!" teriak Dian, Dimas dan Chiko

" APA?!"

Dian tersenyum kuda menatap raut tertekan Abel " jangan cemberut gitu bang, nih kita bawa janda perawan buat lo" Dian melirik seorang wanita paruh baya yang duduk di tengah mereka, dan Abel baru menyadari keberadaan wanita itu

"Mau di kretek, ganteng?" Tanya wanita itu genit, tangannya bergerak seperti sedang memijit

"Mau gak ganteng?" Dimas ikut menggoda Abel sambil mengedipkan sebelah matanya "enak lohhh"

Saka memandang mereka geli "najis!"

Abel meringis ngeri saat wanita paruh baya itu mengedipkan sebelah matanya "ganteng"

Brumm

Tanpa ba-bi-bu, Abel langsung menarik gas dan pergi dari pekarangan rumah meninggal kan mereka yang tertawa puas di dapan kadiaman Caisar bersaudara

Chiko memberikan jempol nya pada wanita paruh baya di sampingnya "bagus, mbok. Besok kalau ketemu dia, gituin aja lagi ya, mbok"

"Emang gak apa-apa ya, den?" Tanya si mbok merasa tidak enak, ia hanya di suruh oleh empat pemuda tadi bersikap genit dengan pemuda yang bernama Abel jika mereka sudah sampai tujuan.

Tujuan utamanya disini hanya untuk membantu Abimanyu meluruskan pinggang nya, namun malah terjebak kejahilan para pemuda ini.

"Saya jadi gak enak sama yang punya rumah"

Saka terkekeh pelan hingga memperlihatkan sempipit nya " gak apa-apa, mbok. Santai aja"

Dian dan Dimas kompak tersenyum jahil, meregangkan jari-jari tangannya "ini saatnya" gumam mereka berdua sambil menatap kamar Abimanyu dilantai dua

"Masuk sekarang aja" usul Chiko, ia berlalu lebih dulu "assalamualaikum, lek ku... Time to kretek!" Teriaknya menggema

Nasib baik, ayah Abimanyu tidak ada di rumah.

Abimanyu yang sedang mengelus pinggangnya seketika berjengit kaget ketika mendengar suara teriakan Chiko dari lantai bawah. Jantung nya berdetak kencang "kretek?"

Brak!

Pintu dibuka dengan kasar dari luar, hingga menghasilkan bunyi yang begitu kencang, dua orang pelaku nya memasuki kamar dengan senyum menyeramkan. Tidak heran karena itu Dimas dan Dian

"Waktunya di kretek ganteng.." bisik mereka berdua, terdengar menggelikan di telinga Abimanyu

Ingin rasanya Abimanyu lari dari kamar sekarang juga saat melihat seorang wanita paruh baya memasuki kamarnya dengan sopan. Dapat Abimanyu tebak, itu pasti tukang urut

Chiko menghampiri Abimanyu dengan semangat, melompat ke kasur teman nya itu "lek ku.. di urut dulu yok lek ku yokk!"

"Ih gak mau gue... Ntar pinggang gue di grepe grepe lagi" tolak Abimanyu, bukan itu sebenarnya yang ia takut kan, Abimanyu takut akan rasa sakit yang di hasilkan ketika pinggang nya di urut nanti

"Gue bacok lo sekarang juga kalau masih nolak!" Ancam Saja tak main-main

Dian memegang bahu Abimanyu "Sakit pasti, tapi gak apa-apa bestie"

"Karna kami disini akan selalu menertawakan mu!" Sambung Dimas sambil mengepalkan tangannya keudara

"Mendampingi mu!" Koreksi Chiko

"Oh iya! Mendampingi mu!"

Saka mengisyaratkan agar Chiko beranjak dari kasur Abimanyu. Abimanyu ingin lari dari kamar, namun ketika tubuhnya bergerak, pinggang nya seketika ngilu hingga membuat pemuda itu berteriak

Mengambil kesempatan, Saka dan Dimas langsung menahan kedua tangan Abimanyu ketika pemuda itu ingin bangkit kembali "gue gak mau oy! Sakit itu pasti!" Abimanyu terus memberontak

"Langsung aja, mbok!" Perintah Dian

"Ih bukan muhrim jangan dekat-dekat, buk!" Teriak Abimanyu ketika wanita paruh baya itu mengambil posisi  "inget suami dirumah buk"

"Saya janda, den"

Abimanyu terkejut mendengar jawaban wanita itu "masa sih?! Pokoknya gak mau gue, lo semua kenapa bawa tukang urut segala sih! Aurora gue keliatan nanti!"

Chiko mengambil tisu, dan membukam mulut Abimanyu "bacot banget! Lagian baju lo gak di buka, cuma di kretek biar pinggang lo bener lagi! Hebohnya udah kaya tulang ekor lo ngeluarin jenggot"

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Semesta Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang