14] HOBAH

106 19 6
                                    

Sesuai perjanjian, mereka akan membuat video tiktok kembali. Setelah selesai sholat Jum'at. bermodal HP milik Dimas, mereka berlima berlatih gerakan demi gerakan yang terpampang di layar HP Dimas.

"Kaya jablay gini gerakannya" ucap Saka kesal, terhitung sudah satu jam mereka latihan gerakan itu, tapi tidak ada yang serius sejak tadi

"Jangan ngomel Mulu atuh, ka" Dimas mengelap keringat di dahinya menggunakan sarung coklat polos milik Abimanyu " noh liat ketua kita, hobah dia"

Saka melirik Abimanyu yang bergerak lincah mengikuti alunan musik. Seketika ia meringis ngilu melihat gerakan Abimanyu yang terlampau brutal "gue takut pinggang dia copot"

"Tu wa ga Pat! HOBAH!" Sorak Chiko dan Dian yang juga ikut berlatih di samping Abimanyu, mereka bertiga terlihat begitu semangat sejak tadi

"Bahagia kita sederhana, ka. Lo cukup inget itu, semesta kita sama" Dimas menepuk bahu Saka pelan sebelum ikut bergabung bersama Dian Abimanyu dan Chiko yang tertawa lepas tanpa ada halangan sedikit pun.

Untung saja mereka berada di lapangan sepi tempat mereka adu otot dengan rombongan Rio saat itu, jadi tidak akan ada yang terganggu dengan kehebohan mereka saat ini

Chiko sedikit terhuyung saat pinggul Abimanyu menyenggol nya karna terlalu brutal saat bergerak "Biasa aja gerak nya, bi!"

"Gak bisa, gue harus HOBAH!" Bahkan Abimanyu ngos-ngosan saat berbicara, namun tubuhnya tak bisa berhenti mengikuti alunan lagu yang terdengar dari hp Dimas

Dian masih setia bergerak di samping Abimanyu, namun gerakan nya tidak sebrutal gerakan Abimanyu, Dian masih sayang pada pinggang nya

"HOBAH!"

merasa cukup lelah, akhir nya mereka memutuskan untuk istirahat di bawah pohon beringin yang berdiri tegak di pinggir lapangan.

"We, coba liat pinggang gue" Abimanyu perlahan berdiri sambil memegang pinggang nya yang terasa sakit "geser ga?"

"Apanya?" Tanya Chiko

"Pinggang nya"

"Kenapa?"

Abimanyu melotot kearah Chiko "geser gak?" Ucap nya geram

"Efek ngereog bisa bikin orang jadi lemot ternyata" bisik Dian pada Dimas di sampingnya yang sedang bersandar pada batang pohon

Abimanyu yang tidak mendapat respon dari pertanyaan tadi semakin kesal "Gue nanya, anying! Malah di kentangin!"

Saka menaikkan sedikit kaos bagian belakang milik Abimanyu, guna  melihat keadaan pinggang Abimanyu.
sang empu dengan cepat menghindar

"Aku lanang loh, mas"

Saka meroling matanya malas"Heboh banget sih, gue mau liat pinggang lo doang"

"Pinggang siapa?" Tanya Dimas dan Chiko serempak, mereka tersenyum jenaka guna memancing emosi Saka

Namun, yang terpancing malah Abimanyu yang terlampau geram melihat mereka sejak tadi "jangan sampe kepala lo berdua gue tebas pake pedang nabi Musa ya!"

Disaat empat sahabat nya ribut masalah pinggang Abimanyu, Dian cukup tenang menatap langit biru yang menyejukkan mata. Namun, mata nya menjadi 100% lebih sejuk saat melihat seorang gadis berjalan seorang diri sambil menenteng kantong plastik

Dian berdehem guna melatih suara nya "Kiw, cewek" aksi mulai di lancar kan

"Aduhhh seksi nya" Dian semakin gencar menggoda ketika melihat gadis itu tersenyum sambil menunduk saat melintas tepat di depan mereka "cantik nyaaa"

"Cew--"

"AAAA, HIHI"

Dian melotot dengan mulut yang ikut terbuka, ketika gadis itu berlari pelan sambil berseru malu.

"Berkhodam anjay" ucap Abimanyu yang ikut terkejut mendengar seruan Gadis tadi

Chiko tertawa keras dengan tangan yang aktif memukul pundak Saka "janji gak berkhodam"

Dimas menahan senyum, dengan jahil ia mencolek dagu Dian hingga sang empu melirik nya sinis "ku kira Dara, ternyata Darto"

Seketika tawa mereka pecah melihat ekspresi terkejut Dian yang masih bertahan, wajah planga plongo nya di abadikan oleh Saka menggunakan HP
"Buat upload di Sg nanti"

"Eh! Jangan dong!" Dian berusaha merebut HP Saka saat menyadari wajah nya di ciduk dengan begitu slay

Saka tertawa jahat "kapan lagi bisa nyebarin muka aib buaya darat kaya lo" setelah itu terjadi aksi kejar-kejaran antara Saka dan Dian di tengah lapangan

Dian melirik Abimanyu dan dua lainnya sedang asik menikmati aksi kejar-kejaran nya dengan Saka"Ngab, bantuin dong!"

"OKE!" Jawab mereka bertiga serentak

Senyum puas tercipta di bibir Dian, merasa menang karna di bantu oleh tiga orang, sedangkan Sama hanya sendiri. Mengejar Saka bukanlah hal yang sulit jika seperti ini

"Saka, sekarang lo pilih, banting tu HP atau banting tulang?!"

"Badan lo gue banting sini" balasan Saka membuat Abimanyu Chiko dan Dimas tertawa keras, mereka kembali duduk di tempat semula, niat mereka membantu Dian hilang terbawa angin

Dian kembali mendengus, jawaban Saka selalu membuat mental nya terguncang "hapus foto nya, Saka"

"Idih Siapa lo? Bapak gue lo?"

Sungguh, Saka akan lebih menyebalkan dari pada Abimanyu di kondisi tertentu, seperti saat ini misalnya

Dian kembali melirik ke arah Abimanyu "bantuin anjrot!"

"Pinggang gue lagi mode jompo, kagak bisa di bawa lari" jawab Abimanyu sambil memegangi pinggang nya yang terasa linu

"Lo berdua!" Tunjuk Dian pada Chiko dan Dimas

Namun respon yang di dapat malah membuat Dian ingin mengubur diri saja sekarang. Dimas dan Chiko kompak menunjukkan layar HP mereka, di sana terpampang jelas wajah aib Dian sudah terpasang apik di SG milik Saka

Pemuda asal Aceh itu tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Saka tersenyum jahil sambil berjalan mendekati Dian "itulah pentingnya bergerak cepat"

"Bacot! Ngambek gue ama lo!"

"Jangan ngambek, nanti gue beliin telur komodo buat lo" bujuk Chiko, tangannya memukul pelan bagian pinggang Abimanyu, pemuda itu sedang telungkup dengan beralaskan sarung milik Dimas

"Nanti minum nya Boba rasa seblak" tambah Dimas

"Siapapun! Tolong beliin gue koyo. Pinggang gue kaya mau copot" keluhan Abimanyu membuat suasana menjadi sedikit lebih serius "jangan serius gitu elah! Gue sakit pinggang bukan sakit jantung" ucap Abimanyu yang sadar saat suasana berubah saat keluhannya keluar

Tiba-tiba Saka menjulurkan tangannya ke arah Dian "minta apa?" Tanya Dian bingung

"Kepastian." Jawabnya enteng, sebelum berseru keras di depan wajah Dian "Ya kunci becak lah bego! Gue mau beli koyo buat remaja jompo itu"

Dian langsung menyerahkan kunci Avanza mereka dengan cepat. Ia tidak mau di semprot Saka lagi, sudah cukup tadi saja, hatinya tidak kuat jika harus berhadapan dengan mulut boncabe milik Saka

*****************"*"""**"**"**"***"*

Semesta Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang