23. Radatuli

91 16 8
                                    

Setelah keributan yang terjadi di kelas, Saka berhasil menarik empat temannya menuju kantin. Jika di biarkan berada didalam kelas dengan situasi seperti tadi, dapat dipastikan Abimanyu akan mengeluarkan logat Batak nya dan menghancurkan satu kelas.

"Ada gitu model cewe kaya dia" Abimanyu terus menggerutu sejak keluar kelas bahkan hingga sekarang "mulutnya kaya gak pernah di caplok megalodon"

"Ngapain di tanggapi, sih."

"HEH!" Abimanyu menggebrak meja, lalu secepat kilat mendekat kan wajahnya pada Dian dengan tatapan jengkel "lo bayangin aja cocotan dia, semena-mena banget bilang kita pembully, sampah masyarakat. Perkara kipas angin anjir"

Dian mendorong wajah Abimanyu menjauh "ya biasa aja dong, kuah lo ke muka gue semua ini" dengusnya sambil mengusap wajah.

"Menurut gue, lo juga salah sih, bi" ucap Saka setelah meletakkan gelas jasjus hangatnya "lo tau sendiri se-songong apa tuh cewek, malah lo tanggepin"

"Nggak sih" Chiko menyahuti ucapan Saka "menurut gue wajar sih"

Tatapan heran di layangkan untuk Chiko, dengan santainya pemuda chindo itu memisahkan es batu dari es teh ekstra es yang dia pesan.

"Kan si songong emang harus lawan yang songong"

"MAKSUDNYA APA YA KAK?!" Abimanyu jelas ngegas.

"Lah? Kan bener"

"Tahan gue, yan. Tahan gue!" Abimanyu grasak-grusuk ingin menyerang Chiko.

Dian sontak memegang tangan Abimanyu erat "Bi, jangan di tahan, langsung cekek aja!"

"Ribut bener, diem ngapa diem" sentak Dimas sambil membawa tiga mangkok bakso. Dia mendapat tugas membawa pesanan kali ini.

"Kok cuma tiga?" Tanya Dian.

"Dua udah gue telen dalam perjalanan"

"Sangar banget, lo anak limbad kan?" Tuding Abimanyu semena-mena.

Tidak menghiraukan tudingan Abimanyu, Dimas memilih duduk di samping Chiko sambil memperhatikan wajah pemuda Chindo itu yang tengah sibuk memisahkan es batu dari es teh nya.

Dimas meraup wajah Chiko "Alis lo biasa aja dong"

"Alis, alis apa yang bisa jadi gubernur?" Tanya Abimanyu tiba-tiba.

Salah mengernyit heran "Alis yang bisa jadi gubernur?" Abimanyu mengangguk cepat.

Mereka tampak berfikir keras, Abimanyu cengar-cengir penuh pesona. Sesekali matanya memberi
wink pada siapa saja yang melewati meja mereka.

"Alis Dahlia" jawab Dimas ngawur, kepalanya tiba-tiba keliyengan karna di sembur es batu oleh Chiko "Iis Dahlia, blok!" Seru Chiko.

"Nyerah? Nyerah?" Abimanyu menunjuk teman-temannya satu persatu dengan senyum simpul penuh jenaka. Anggukan tanda menyerah di terima oleh Abimanyu.

Dengan begitu saja, senyum pemuda itu semakin lebar "Alis Baswedan!" Jawaban itu di sambut tawa kesurupan Abimanyu, ia tertawa seperti ingin menyedot bumi dan seisinya.

"Kampret" desis Saka kesal.

Dian mengangkat tangannya setelah berhasil membukam mulut Abimanyu dengan tissue yang di bulatkan "Alis, alis apa yang bisa nyanyi?"

"Alis Dahlia?"

Kali ini gantian Dimas yang menyembur Chiko dengan es batu "itukan jawaban gue tadi, blok!"

"Alis Sugigi?" Jawaban Saka di luar prediksi.

Abimanyu yang humor nya di bawah rata-rata kembali tertawa brutal sampai tanpa sengaja mengeluarkan suara kudanya.

Semesta Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang