24. Gara-gara Tiktok

65 12 8
                                    

I'm back

Avanza yang diisi oleh lima barongsai telah berhasil sampai dengan selamat di kediaman Abimanyu yang notabene nya berada di urutan terakhir dari barisan rumah mereka. Tapi, kenapa ia yang di antar pertama? Ya karena suka-suka supir lah, orang supirnya Abimanyu sendiri kok.

"Kenapa harus lo dulu yang di antar, kenapa gak gue aja?" Tanya Dimas sembari melirik sinis Abimanyu dari balik helm full face nya, helm baru btw.

Abimanyu menghela nafas, merasa energinya cukup terkuras meladeni barongsai satu itu "kan udah gue bilang tadi, suka-suka supirnya, jadi jangan protes dong kalau gue yang jadi prioritas supir"

"Tapi supir nya lo sendiri"

"Nah, itu" Abimanyu tersenyum menyebalkan "ADUH MONYETTT KUU"

Teriakan Abimanyu membuat buntelan bulu yang sedang melintas berhenti sejenak hanya untuk memandang jijik pada babunya. Tak lama pandangan itu bertahan, karna Abimanyu dengan ganas mengangkat tubuh gembrot nya dan di letakkan tepat didepan Dian yang sedang asyik dengan ponselnya.

"Ayo, nyet. Gas motor nya"

"Mana bisa si gembrot ini ngegas motor" Ucap Dian cukup enteng.

Dimas seketika memukul jok motor dengan heboh  "Wah parah, mafia makhluk hidup di remehkan oleh titisan kudanil"

"Emang gak bisa ya bujang, gak usah ngarang lo pada, mending sekarang pulang kita semua" dengus Chiko yang sudah gerah ingin segera pulang.

"Gak percaya banget, nih liat" Abimanyu menyodorkan ponselnya dan menunjukkan salah satu video yang akhir-akhir ini tengah ramai.

"Muke gile, bisa gitu ya!" Chiko berseru takjub "Gacor banget teknologi sekarang"

"Apasih nama itu nya, anu itu yg bikin gitu?" Pertanyaan Dian yang belibet itu di hadiahi gelengan miris oleh Saka.

Dimas menautkan alisnya bingung "Anu itu yang bikin gitu?"

"Ini teknologi apa ini namanya yang lagi rame juga akhir-akhir ini"

"Teknologi EA" Jawaban Abimanyu memang tak pernah salah.

"EA!" Seru Dian dan Dimas kompak.

Chiko menyenggol lengan Saka "Emang ada teknologi EA?"

Saka memundurkan wajahnya saat Chiko menekan satu kata "Biasa aja dong EA nya, gak usah bernada gitu"

"Serius dulu anjir, mau gue tampar dolar lo?"

"Teknologi AI yang mereka maksud itu, emang lagi rame sih akhir-akhir ini. Bahaya juga lama-lama gue liat"
Saka menjelaskan dengan raut ngeri-ngeri sedap, membayangkan betapa brutalnya editan AI sekarang. Tak jarang pejabat negara di jadikan bahan lelucon dengan itu, miris sih, tapi, inilah Indonesia. Rakyat nya tahan banting.

"Bahaya kenapa?" Chiko tambah penasaran. Tapi tak lama, sebab Saka menunjukkan salah satu vidio yang juga ngeri-ngeri sedap untuk di tertawakan "Pribumi emang mental baja sih"

"Menurut lo pada nih, kalau misalnya teknologi EA it-"

"AI!" Seru Chiko dan Saka memotong ucapan Dimas.

"Iya-iya! Buset dah!" Dimas menarik nafas panjang, mencoba untuk fokus agar ucapan nya tidak ada yang belibet dan berujung di semprot dua kutu kupret itu lagi.

"Kalau misalnya nih, teknologi AI itu makin berkembang pesat, dan bisa gantiin posisi manusia dalam bidang apapun. Menurut lo pada gimana?"

"Yaudah" jawab Abimanyu sembari mengambil ancang-ancang untuk menelan kepala buntelan bulu yang saat ini nampak tertekan.

Semesta Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang