15 🔞

7.2K 187 15
                                    

Area dewasa🔞

🐝

"Lo ngapain berdiri disitu?"

Suara berat itu seketika mengejutkan Maura yang sedang asik memandangi foto yang tengah dipegangnya.

Maura refleks berbalik tanpa menyadari kebaradaan Jihoon yang tepat berada dibelakangnya.

Dia reflek membulatkan matanya, terkejut disaat matanya berhadapan langsung dengan dada bidang milik Jihoon yang berada tepat dihadapannya. Rupanya pria itu sedang tidak menggunakan apapun untuk menutupi tubuhnya.

Maura lantas dengan cepat berbalik badan, kembali membelakangi pria itu dengan jantung yang berdebar. Dia ingin menyumpahi dirinya berkali-kali atas kebodohan yang ia lakukan saat ini.

"Gue tanya, lo ngapain disini?"

Suara Jihoon semakin berat, Maura bahkan dapat merasakan bahwa Jihoon sedang marah saat ini.

Maura tidak tahu jika akan setegang ini berada di dalam kamar Jihoon. Rasanya seperti Maura baru saja masuk ke dalam kandang harimau yang sangat buas.

Maura berbalik menghadap ke arah Jihoon, menatap pria itu dengan berani. Berharap ketakutannya bisa ia tutupi dengan baik. Dan entah dengan keberanian apa yang tiba-tiba muncul dalam dirinya, dia berani mengeluarkan suaranya "Gue kesini mau minta ijin buat temen gue nginep disini kak." Ucapnya selantang mungkin berharap dapat menutupi kegugupannya.

Maura mengedipkan matanya berulang kali, ternyata keberaniannya tidak sebesar itu jika berada dihadapan Jihoon. Bukankah lebih baik dia tadi meminta maaf dan segera kabur dari tempat itu? Kenapa dia malah tiba-tiba berani mengatakan hal yang jelas-jelas sudah ditolak berkali-kali.

Maura berulang kali berusaha mengarahnya pandangannya kearah lain. Selain takut beradu tatap dengan Jihoon, rupaya dia sedang menghindari pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat. Jihoon yang hanya menggunakan handuk di pinggangnya, dengan air yang masih menetes dari rambutnya itu membuat Maura merasa gugup berkali-kali lipat.

Rupaya alasan Jihoon tidak menanggapi ketukan pintu dari Maura tadi karena dia sedang mandi. Padahal ini sudah jam 11 malam, Maura menjadi heran kenapa pria dihadapanya itu baru mandi padahal sudah pulang dari tadi?

Disisi lain, sejujurnya Jihoon tadi mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya, tapi dia belum selesai mandi dan berpikir bahwa itu adalah Juna. Jadi Jihoon santai saja tanpa memperdulikan hal itu dan memilih untuk melanjutkan mandinya. Namun alangkah terkejutnya Jihoon, saat ia keluar dari kamar mandi, ia menemukan Maura berdiri disana dan membelakanginya.

Jihoon mendecakan bibirnya kesal sambil membasuh rambutnya yang masih basah. Ia kemudian melangkah menuju lemari meninggalkan Maura yang masih berdiri seperti patung didepan sana. "Tadi gue udah jawab pertanyaan itu."

Maura mengerucutkan bibirnya sebal karena diabaikan begitu saja oleh Jihoon "dua hari aja kak, serius!" Ucapnya sedikit memohon. Maura tahu jika ini mungkin sia-sia. Tapi dia masih berharap Jihoon akan merubah pikirannya atau hatinya sedikit terketuk untuk membantu Maura yang sedang kesusahan.

"Gue bilang enggak, ya enggak!" Jawabnya final tak ingin dibantah lagi. "Gue mau ganti baju, lo mau disitu terus?"

Maura berdecak kesal, menghujat Jihoon dengan seribu kata jorok dalam hatinya. Ia hendak membalikan badannya dan berjalan keluar dari sana. Namun ia mengurungkan niatnya, ia berpikir ulang, kalau dia menyerah lalu Lia bagaimana?

Tiba-tiba ide jahil terlintas dikepalanya, ia lantas melangkahkan kakinya menuju kasur dan duduk dipinggiran kasur itu. "Gue gamau pergi kalau lo belum ngijinin temen gue nginep disini." Ucapnya sok mengancam dengan kedua tangan dilipatkan kedada. Padahal hatinya sedang berdegup kencang ketakutan.

COLD BOY |Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang