19

1.8K 109 6
                                    

🐝

Hari-hari telah berlalu, hari ini adalah hari yang dinantikan semua orang. Jihoon dan teman-temannya yang akan tampil nanti malam.

Begitu juga dengan Maura yang menunggu kedatangan Lia.

"Ra, gue sama Jihoon berangkat ketempat Yoga dulu ya, kasian anaknya pasti repot banget, gue sama Jihoon mau bantu-bantu disana." Pamit Juna sambil menggendong tas berisi pakaian yang akan dia kenakan nanti malam.

"Iya kak hati-hati ya, gue juga mau jemput temen gue di stasiun."

Ah Juna hampir saja lupa jika teman Maura akan menginap disini, "Jemput sama siapa Ra?"

"Dobby kak, tuh orangnya udah dateng." Ucap Maura saat mendengar suara mobil di depan rumah mereka.

Juna mengangguk paham, mereka bertiga pun melangkahkan kaki keluar dari rumah bersama.

Saat Maura hendak berjalan menuju mobil Dobby, Jihoon tiba-tiba berjalan mendekat kearah Maura sambil berbisik, "Hati-hati." Maura yang mendengar ucapan itu pun tak bisa menyembunyikan senyuman dari wajahnya saat berjalan menuju mobil Dobby.

"Lo kenapa senyam-senyum?" Tanya Dobby saat Maura sudah mendaratkan bokongnya dikursi. "Ya karna mau ketemu Lia lah!" Jawabnya tidak sepenuhnya berbohong walau sebenarnya dia baru saja tersenyum karena hal lain.

Maura tak sepenuhnya berbohong, hatinya berbunga-bunga karena akan menjemput Lia. Akhirnya setelah berbulan-bulan tidak bertemu, mereka bisa bertemu juga sekarang.

Dobby mengangguk paham dengan jawaban Maura tanpa menaruh curiga sedikitpun, ia pun segera menjalankan mobilnya.

Saat diperjalanan, tidak ada percakapan apapun disana. Suasana tiba-tiba menjadi hening membuat Dobby merasa penasaran. "Lo kesambet apa Ra?"

Maura menatap kearah Dobby sambil mengernyitkan dahinya bingung "Emang gue ngapain? Gue dari tadi diem aja." Jawabnya tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan Dobby.

Pria disebelahnya malah tertawa, padahal tidak ada suatu hal yang membuat mereka tertawa saat ini. Maura semakin merasa heran dengan sahabatnya yang satu itu "Lo kali Dob yang kesambet? Ini gue diem aja, lo malah ketawa." Ucapnya mendelik takut kearah Dobby.

"Justru karna lo diem aja bikin gue ngeri takut lo kesambet. Emang lo udah baikan sama bang Jihoon? Gue udah lama gapernah liat lo marah-marah tentang tu orang. Aneh tau Ra ngeliat lo diem aja dimobil padahal jelas-jelas tadi lo keluar bareng."

Maura tersenyum kaku dengan deretan pertanyaan yang dilontarkan Dobby, "Iya juga sih Dob. Tapi emang akhir-akhir ini gue lagi gaada masalah dan males bikin masalah." Ucapnya terus terang.

Dobby malah kembali tertawa, membuat Maura kembali bingung dengan tingkah anak itu. Dobby mengusap matanya yang seakan ingin meneteskan air mata, "Bisa-bisanya gue kepikiran kalau kalian baikan, kan lucu banget kalau dipikir-pikir."

Maura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung dengan ucapan Dobby barusan. Jujur dia tidak tau harus bertingkah maupun menjawab seperti apa. Karena ucapan Dobby memang tak sepenuhnya salah.

"Ra kok diem? Jangan-jangan bener kalau kalian udah akur?" Dobby kembali mendelik curiga kearah Maura, pasalnya Maura tidak membantah sama sekali padahal Dobby baru saja menyinggungnya.

"Enak aja! Gue ga baikan sama tu orang, gue cuma lagi males aja kalau ngomongin Jihoon. Mau ngomel juga gaada habisnya, tingkah tu orang bikin emosi terus tiap hari."

Jawaban Maura membuat Dobby mengangguk lega. "Gue kira Ra, hampir aja suudzon. Gapapa sih Ra sebenernya baikan. Tapi ngeliat lo tiap hari ngatain dia, terus ngeliat sikap dingin dia ke lo bikin gue rada ga rela kalau kalian baikkan. Haha" Dobby jujur dengan ucapannya, dia tidak rela jika nanti harus melihat Maura dan Jihoon akur.

COLD BOY |Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang