[on going]
Menginjak dunia perkulihan membuat Maura harus berpindah tempat tinggal. Sayangnya dia harus mengalah terhadap orangtuanya dan menetap di rumah sepupunya itu. Padahal dia sudah berulangkali memohon untuk diperbolehkan mencari kos sendiri...
Warning🔞 Dari awal aku sudah memberikan warning untuk cerita ini. Tolong bijak membaca dan tidak membawa ke rl. Cerita ini murni fiksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan yang asli.
🐝
Suara berisik dari luar villa ternyata memekakkan telinga seseorang yang masih terkapar diatas sofa. Mengganggu tidurnya yang terasa damai dipagai hari itu. Pria itu mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba untuk terbiasa dengan cahaya yang menerpa wajahnya dari luar.
"Aahh.." Jihoon memegang lehernya yang terasa kaku dan nyeri karena terlalu lama tertidur diatas sofa. Kepalanya ikut berdenyut nyeri, efek dari alkohol yang diminumnya tadi malam. "Sial!" Umpatnya karena merasakan pusing yang luar biasa.
Ia meneliti sekitarnya, ternyata kondisi temannya tidak jauh berbeda dengan kondisinya saat ini. Mereka juga sama terkaparnya diatas sofa dengan posisi yang tidak beraturan.
Jihoon membalik badannya dengan posisi tidur tengkurap. Lalu melirik kearah luar, sumber suara yang sudah mengganggu paginya.
Ia menghentikan kedua orang yang sedang berjalan didepannya. "Itu siapa sih? Pagi-pagi udah teriak-teriak." Tanyanya membuat dua orang itu berhenti.
"Udah bangun kak? Itu Maura sama Dobby. Marahin aja kak kalau ganggu orang tidur" jawab orang itu kemudian pergi dari sana.
Jihoon mengusap matanya lagi, berharap penglihatannya bisa segera kembali normal. Karena sedari tadi matanya masih terasa buram.
Jihoon menyipitkan matanya, memastikan lagi kedua orang yang berada di kolam itu benar-benar Maura dan Dobby. Ia lantas memaksa dirinya untuk bangun dan mengambil botol air minum disebelahnya. Meminum air itu berharap kesadarannya dapat segera kembali.
Jihoon menatap tidak suka saat yakin dengan apa yang baru saja dilihatnya. Menatap dengan tatapan sinis kearah Maura. Perempuan itu memakai baju yang pernah dipakainya saat berada di rumah Jihoon malam itu. Bisa-bisanya dia memakai baju seperti itu dan berenang bersama seorang pria?!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jihoon meneguk habis air dibotol yang dipegangnya. Entah kenapa tiba-tiba udara disekitarnya terasa lebih panas. Apalagi setelah melihat kedua orang yang sedang saling bercanda tawa didepan sana.
Kedua orang itu bukan lagi seperti seorang sahabat. Sekarang mereka malah terlihat seperti orang yang sedang berpacaran.
Jihoon menggerakan lidahnya kesana kemari. Berusaha menetralkan perasaan tak suka dalam dirinya.
Tiba-tiba bayangan Maura berenang malam itu muncul dibenak Jihoon. Hal itu semakin membuat Jihoon mendengus tak suka. Fakta pakaian minim yang sedang Maura gunakan adalah salah satu penyebab ia tidak bisa mengontrol dirinya dahulu. Hal itu membuat Jihoon tak mau menatap kearah kolam.
Disaat dirinya dahulu bertahan mati-matian untuk tidak menyentuh Maura. Karena pakaian yang bisa saja menggoda siapapun yang ada didekatnya. Malah Maura dengan santainya menggunakan pakaian itu dan berenang dengan seorang pria yang diberi lebel sebagai sahabat itu.
